Pengkajian Tepat Indikasi Pembahasan 30 April 2012 - 4 Mei 2012

pernapasan Sjaifoellah, 1996. Sebelumnya pasien ini juga memiliki riwayat diabetes dengan kadar gula darah tidak lebih dari 300 mgdl, Pada pemeriksaan laboratorium patologi klinik menunjukkan bahwa kadar gula darah pasien baik saat puasa maupun 2 jam setelah makan berada di atas kadar gula darah normal. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami diabetes. Pasien juga memiliki riwayat tidur dengan dua bantal dan lebih nyaman berbaring kearah kanan berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi terjadi efusi pleura dibagian kanan dengan TB dibagian kiri, sedangkan hasil USG abdomen terjadi asites dan efusi pleura bilateral. Hasil elektrokardiogram menunnjukan adanya gangguan jantung seperti sinus takikardia, dengan aksis kekanan, old miokard infark, dan right ventrikel hipertropi. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebelum pasien masuk rumah sakit dan pemeriksaan yang dilakukan ketika pasien masuk rumah sakit maka pasien didiagnosa CHF fc IIIII ec CAD, HHD + efusi pleura + TB Paru + DM Tipe 2. Jadi, dalam hal ini diagonostik dokter sudah tepat pasien.

4.1.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Oksigen diberikan karena pasien mengalami sesak nafas sehingga O 2 tepat indikasi. Pemberian oksigen ini untuk menyembuhkan dispnea dan memperbaiki penyampaian oksigen. Pasien disarankan untuk berbaring ke arah kiri agar paru sebelah kanan tidak tertekan, di mana paru kanan terdapat efusi. Furosemid merupakan obat standar untuk pengobatan gagal jantung dan edema paru. Pada pemberian secara intravena obat ini cenderung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi glomerulus. Perubahan hemodinamik ginjal ini mengakibatkan menurunnya reabsorbsi cairan dan elektrolit di tubulus proksimal serta meningkatnya efek awal diuresis Gunawan, 2007. Furosemid adalah diuretik yang dapat mengurangkan akumulasi edema, biasanya pada paru-paru. Pengurangan cairan ini mungkin meningkatkan oksigenasi dan dengan cara demikian meningkatkan fungsi miokardial. Apabila volume preload dikurangkan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA dapat pula mengurangkan kerja jantung, karena memungkinkan jantung bekerja lebih efesien. Edema yang disertai dengan gagal jantung secara umum ditangani dengan diuretik lengkungan Katzung, 2007. Pemberian injeksi furosemid secara intravena untuk terapi gagal jantung kongestif sudah tepat indikasi. Captopril adalah golongan ACE yang bekerja menurunkan angiotensin II dan aldosteron, mempengaruhi efek negatif yang ditimbulkan senyawa-senyawa tersebut, di antaranya dapat mereduksi remodeling ventrikuler, fibrosis miokardial, apoptosis miosit, vasokonstriksi dan retensi natrium dan air. Jadi penggunaan ACE inhibitor bertujuan untuk memperbaiki cardiac remodeling, fungsi jantung, dan menurunkan kejadian kardiovaskular setelah infark miokard Depkes, 2008. Pemberian captopril pada gagal jantung kongestif sudah tepat indikasi. Ambroksol berkhasiat sebagai mukolitik dengan cara viskositas dahak dikurangi dengan jalan depolimerisasi serat-serat mukopolisakarida-nya. Reasorbsinya di usus baik, mulai kerjanya per oral sesudah lima jam. Selain itu, obat ini digunakan secara lokal di bronkus untuk memudahkan pengeluaran dahak pasien yang dirawat di IGD. Efek samping pemberian secara oral adalah mual dan peninggian transaminase serum Gunawan, 2007. Spironolakton diindikasikan untuk edema pada gagal jantung. Spironolakton tepat indikasi karena pasien diberikan furosemide yang merupakan boros kalium, sedangkan spironolakton merupakan obat hemat kalium. Diuretik ini mempunyai efek yang lemah dan khusus digunakan terkombinasi dengan diuretik lain pada penanganan gagal jantung guna menghemat eksresi kalium Tjay, 2002. Novoravid merupakan injeksi insulin yang diindikasikan untuk mengendalikan hiperglikemia. Insulin merupakan salah satu alternatif pengobatan diabetes tipe 2. Dengan demikian penggunaan novoravid sudah tepat.

4.1.3 Pengkajian Tepat Obat