Eksistensi suatu Sistem Hukum Kriteria Identitas dan Norma Dasar

A. KRITIK JOSEPH RAZ

Raz dalam buku The Concept of a Legal System: An intro­ duction to the Theory of a Legal System membahas tentang konsep hukum dan sistem hukum berdasarkan dua kriteria yaitu kri- teria eksistensi dan kriteria identitas. Kriteria eksistensi terkait dengan substansi norma, sedangkan kriteria identitas terkait dengan sistem hukum tertentu yang menjadi identitas suatu norma sebagai bagian dari sistem hukum tersebut. Pemba- has Raz dilakukan dengan mengelaborasi, mengkaitkan, dan membandingkan konsep hukum dan sistem hukum yang telah dikembangkan oleh Bentham, Austin, dan Kelsen. Tentu saja Raz di banyak tempat memberikan kritik kepada teori-teori tersebut baik berdasarkan teori lain maupun dengan menge- mukakan pendapatnya sendiri. Kritik terhadap teori hukum Kelsen dilakukan dari berbagai aspek, mulai dari penggunaan bahasa pernyataan normatif normative statements, struktur nor- ma, eksistensi norma, masalah individuasi, sampai pada masalah sistem hukum. Di sini akan diuraikan kritik Raz terhadap teori hukum Kelsen terkait dengan prinsip individuasi dan identitas sebagai pemikiran utama dari Raz.

1. Eksistensi suatu Sistem Hukum

Kreteria Kelsen tentang eksistensi suatu norma hukum dapat diformulasikan dengan cara berikut: Suatu sistem hukum eksis jika, dan hanya jika, sistem tersebut mencapai tingkat keberlakuan eficacy minimum tertentu. Keberlakuan suatu sistem adalah fungsi keberlakuan dari hukumnya, namun Kelsen tidak berbicara apapun tentang bagaimana hubungannya dan bagaimana tingkat keberlakuan tersebut ditentukan. Keber- lakuan suatu norma dapat mewujud melalui dua cara, yaitu a dengan kepatuhan kepada siapa suatu kewajiban dibebankan oleh norma itu; dan b dengan pelaksanaan sanksi yang dibo- lehkan oleh norma tersebut. Tidak dijelaskan hubungan kedua perwujudan keberlakuan tersebut dan bagaimana menentukan suatu norma adalah berlaku. 416

2. Kriteria Identitas dan Norma Dasar

Kreteria identitas Kelsen adalah bahwa suatu hukum milik suatu sistem jika, dan hanya jika, hukum tersebut ditetap- kan dengan penggunaan kekuasaan yang diatur dalam norma dasar. 417 Dalam bahasa Kelsen disebutkan “That a norm belongs to certain system of norms…can be tested only by ascertaining that it derives its validity from the basic nrm constituting the order.” 418 Identitas suatu sistem hukum, sebagaimana keanggotaan suatu hukum dalam suatu sistem, ditentukan benar-benar hanya oleh fakta pembuatannya. Sumber kesatuan suatu sistem tidak lagi pada satu lembaga legislatif seperti dalam teori Austin, tetapi pada suatu norma yang memberikan kekuasaan. Jadi sesungguhnya tidak ada yang berubah dari teori Austin kecuali merubah kedaulatan dengan norma dasar. 419 Kelsen cenderung mengalah pada godaan untuk mem- buat norma dasar sebagai kesimpulan dari semua teorinya. Godaan ini wajar karena bagi Kelsen norma dasar adalah norma dan kondisi yang dibutuhkan untuk memahami hukum. nor- ma dasar dari setiap sistem hukum menjamin kohensi internal sistem tersebut. Prinsip non-kontradiksi ada di dalam norma dasar itu sendiri. Koonsep norma dasar adalah satu dari dua konsep di mana kreteria identitas Kelsen ditemukan. Konsep yang lain adalah rantai validitas chain of validity. 420 416 Raz, Op.Cit., hal. 93–94. 417 Ibid., hal. 95. 418 Kelsen, General Theory, Op.Cit., hal. 111., Kelsen, Pure Theory, Op.Cit., hal. 195. 419 Raz, Op.Cit. 420 Ibid., hal. 95–97. Rantai validitas adalah seperangkat dari semua norma yang 1 masing-masing mengotorisasi pembuatan hanya satu perangkat norma, kecuali satu norma yang pada umumnya tidak mengotorisasi pembuatan suatu norma; dan 2 pembuatan ma- sing-masing norma tersebut diotorisasi oleh hanya satu norma, kecuali satu norma yang pembuatannya tidak diotorisasi norma lain dalam rantai tersebut. Rantai validitas dapat ditunjukkan dalam gambar 1. Setiap garis mewakili suatu norma yang mengotorisasi pembuatan norma lain di atasnya. Lingkaran mewakili kekuasaan legislatif, di mana satu orang dapat memiliki kekuasaan legislatif berdasarkan beberapa norma. 421 Gambar 1 Norma Individual Norma Umum Norma Konstitusi saat ini Norma Konstitusi Pertama Norma Dasar Rantai validitas lain mungkin berbeda pada lebih dari satu norma. Kelsen menekankan bahwa 1 paling tidak ada satu norma yang dimiliki oleh dua rantai validitas dalam satu sistem hukum yang sama; 2 terdapat satu norma yang merupakan bagian dari semua rantai validitas dalam satu sistem; dan 3 Dalam setiap sistem hukum norma yang dimiliki oleh semua rantai validitas adalah norma dasar yang merupakan norma akhir dari setiap rantai validitas. Hal ini dapat ditunjukkan dalam gambar 2 berikut ini: 422 Gambar 2 Norma dasar memiliki peran ganda, yaitu menyediakan jawaban terhadap dua pertanyaan berbeda; apakah yang mem- buat suatu sistem dapat memiliki norma yang berbeda-beda? 421 Ibid., hal. 97–98. 422 Ibid., hal. 98–99. Kapankah suatu norma dimiliki oleh suatu sistem norma ter- tentu? Pertanyaan ini terkait dengan pertanyaan tentang alasan validitas suatu norma. Peran kedua adalah sebagai alasan akhir bagi validitas norma hukum yang lain. Fungsi suatu norma dasar menurut Kelsen adalah mengotorisasi pembuatan kons- titusi pertama. 423 Kesalahan dari argumen ini adalah bahwa konstitusi pertama tidak harus satu norma, tetapi mungkin dan sering, merupakan seperangkat norma yang diberlakukan dengan penggunaan kekuasaan satu lembaga legislatif. Suatu konstitusi pertama dapat berisi beberapa norma yang masing-masing mengatur kekuasaan legislatif yang berbeda pada lembaga yang berbeda pula. Sebagai contoh, satu norma dari konstitusi pertama mungkin menentukan kekuasaan legislatif parlemen federal, sedangkan norma lain dalam konstitusi tersebut me- nentukan kekuasaan parlemen negara bagian. Lebih dari itu, konstitusi pertama mungkin tidak hanya mengatur kekuasaan legislatif, tetapi juga norma biasa yang membebankan kewajiban dan memberikan sanksi untuk mendukungnya. Jadi norma dasarlah yang dimiliki oleh setiap rantai validitas sebagai alasan akhir validitas, bukan konstitusi pertama. 424

3. Norma: Statis dan Dinamis