Hukum Konstitusi HIRARKI NORMA

mun norma yang dibuat dengan tindakan ini bukan merupakan keinginan. Norma ini tetap valid, walaupun ketika satu atau kedua pihak tidak lagi memiliki keinginan terkait dengannya. Norma ini tetap eksis dengan validitasnya sampai dibatalkan melalui kontrak yang lain yang berarti norma yang bertentangan dibuat oleh kontrak lain. Norma yang dibuat melalui kontrak mungkin individual atau umum. Kontrak umum memainkan peran utama dalam hukum perburuhan dan hukum inter- nasional. 352 Transaksi Satu Segi dan Dua Segi Suatu kontrak adalah tindakan hukum dua segi se- panjang sebagai norma sekunder yang mewajibkan dan meng- otorisasikan para pihak dibuat oleh kolaborasi setidaknya dua individu. Tetapi juga terdapat tindakan hukum satu segi di mana norma sekunder dibuat hanya oleh satu individu. Ini adalah karakteristik hukum perdata yang normalnya seorang individu dapat mewajibkan dirinya sendiri dengan tindakan hukum satu segi. Dalam hukum perdata, prinsip otonomi privat sangat menonjol, di mana tidak ada orang yang dapat dikenai kewajiban tanpa persetujuannya. Contoh tindakan hukum satu segi adalah penawaran yang mengikat si penawar sendiri untuk waktu tertentu sebelum penerimaan. 353

4. Hukum Konstitusi

Karena fungsi pengadilan dalam kapasitasnya sebagai organ pelaksana hukum adalah mengaplikasikan norma umum undang-undang atau kebiasaan terhadap kasus konkret, maka pengadilan harus memutuskan apakah norma umum mem- berikan sanksi kepada perbuatan yang diklaim oleh penuntut sebagai delik, atau diklaim oleh penggugat sebagai delik sipil, dan apakah sanksinya. 354 Pengadilan harus menjawab tidak hanya pertanyaan ten- tang fakta quaestio facti tetapi juga pertanyaan tentang hukum quaestio juris , dilakukan dengan menentukan apakah norma umum tersebut yang diaplikasikan adalah valid yang berarti mempertanyakan apakah norma tersebut telah dibuat dengan cara yang ditentukan oleh konstitusi. Fungsi pengadilan ini menonjol khususnya ketika terdapat keraguan apakah per- buatan tergugat atau terdakwa sungguh-sungguh merupakan suatu delik. Pengadilan harus menentukan keberadaan norma tersebut seperti halnya menentukan eksistensi delik. Fungsi menentukan eksistensi norma umum yang diaplikasikan oleh pengadilan mengimplikasikan pentingnya fungsi penafsiran norma tersebut, yaitu menentukan maknanya. 355 Norma konstitusi yang mengatur pembuatan norma umum yang diaplikasikan oleh pengadilan dan organ pelaksana hukum lain adalah bukan norma lengkap yang independen. Norma konstitusi secara intrinsik adalah bagian dari semua aturan hukum yang harus diaplikasikan oleh pengadilan dan organ lain. Maka hukum konstitusi tidak dapat dikutip sebagai suatu contoh norma yang tidak memberikan sanksi. Norma dari materi konstitusi adalah hukum hanya dalam kaitan or- ganiknya dengan norma yang memberikan sanksi yang dibuat berdasarkan norma konstitusi tersebut. Dalam pandangan di- namis pembuatan norma umum ditentukan oleh norma yang lebih tinggi, yaitu konstitusi. Sedangkan dalam pandangan statis norma yang lebih tinggi, atau konstitusi, diproyeksikan sebagai bagian dari norma yang lebih rendah. 356 353 Ibid., hal. 142. 354 Ibid., hal. 143. 355 Ibid., hal. 143. Kelsen, Pure Theory, Op.Cit., hal. 237. 356 Kelsen, General Theory, Op.Cit., hal. 143–144. 357 Ibid., hal. 144.

5. Tindakan Yudisial dan Penerapan Norma yang Ada