POKOK-POKOK PEMIKIRAN HANS KELSEN

2. “Will the Judgement in the Nuremberg Trial Constitute a Precedent in International Law?”, 1 The International Law Quarterly 1947 153. 3. Austria: Her Actual Legal Status and Reestablishment as an In­ dependent State. 1944. 4. “Recognition in International Law. Theoretical Obser-va- tions”, 35 AJIL 1941 605. 5. “The Essence of International Law”, The Relevance of Inter­ national Law. Essays in Honor of Leo Gross. 1968 85.

B. POKOK-POKOK PEMIKIRAN HANS KELSEN

Jika dilihat karya-karya yang dibuat oleh Hans Kelsen, pemikiran yang dikemukakan meliputi tiga masalah utama, yaitu tentang teori hukum, negara, dan hukum internasional. Ketiga masalah tersebut sesungguhnya tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya karena saling terkait dan dikembangkan secara konsisten berdasarkan logika hukum secara formal. Logika formal ini telah lama dikembangkan dan menjadi karakteristik utama ilsafat Neo-Kantian yang kemudian berkembang men- jadi aliran strukturalisme. 7 Teori umum tentang hukum yang dikembangkan oleh Kelsen meliputi dua aspek penting, yaitu aspek statis nomostatics yang melihat perbuatan yang diatur oleh hukum, dan aspek dinamis nomodinamic yang melihat hukum yang mengatur perbuatan tertentu. Friedmann mengungkapkan dasar-dasar esensial dari pemikiran Kelsen sebagai berikut: 8 1. Tujuan teori hukum, seperti tiap ilmu pengetahuan, adalah untuk mengurangi kekacauan dan kemajemukan menjadi kesatuan. 2. Teori hukum adalah ilmu pengetahuan mengenai hukum yang berlaku, bukan mengenai hukum yang seharusnya. 3. Hukum adalah ilmu pengetahuan normatif, bukan ilmu alam. 4. Teori hukum sebagai teori tentang norma-norma, tidak ada hubungannya dengan daya kerja norma-norma hukum. 5. Teori hukum adalah formal, suatu teori tentang cara menata, mengubah isi dengan cara yang khusus. Hubungan antara teori hukum dan sistem yang khas dari hukum positif ialah hubungan apa yang mungkin dengan hukum yang nyata. Pendekatan yang dilakukan oleh Kelsen disebut The Pure Theory of Law, mendapatkan tempat tersendiri karena berbeda dengan dua kutub pendekatan yang berbeda antara mahzab hukum alam dengan positivisme empiris. Beberapa ahli me- nyebut pemikiran Kelsen sebagai “jalan tengah” dari dua aliran hukum yang telah ada sebelumnya. Empirisme hukum melihat hukum dapat direduksi sebagai fakta sosial. Sedangkan Kelsen berpendapat bahwa interpretasi hukum berhubungan dengan norma yang non empiris. Norma tersebut memiliki struktur yang membatasi interpretasi hukum. Di sisi lain, berbeda dengan mahzab hukum alam, Kelsen berpendapat bahwa hukum tidak dibatasi oleh pertimbangan moral. 9 Tesis yang dikembangkan oleh kaum empiris disebut dengan the reductive thesis, dan antitesisnya yang dikembangkan oleh mahzab hukum alam disebut dengan norma­ tivity thesis . Stanley L. Paulson membuat skema berikut ini untuk 7 Zoran Jeliæ, “A Note On Adolf Merkl’s Theory Of Administrative Law”, Jour- nal Facta Universitatis, Series: Law and Politics, Vol. 1, No. 2, 1998, hal. 147. Bandingkan dengan Michael Green, “Hans Kelsen and Logic of Legal Systems”, 54 Alabama Law Review 365 2003, hal. 368. 8 W. Friedmann, Teori Filasafat Hukum: Telaah Kritis Atas Teori-Teori Hukum Susunan I, Judul Asli: Legal Theory , Penerjemah: Mohamad Ariin, Cetakan Kedua, Jakarta: PT Raja Graindo Persada, 1993, hal. 170. menggambarkan posisi Kelsen di antara kedua tesis tersebut terkait dengan hubungan hukum dengan fakta dan moral: 10 Kolom vertikal menunjukkan hubungan antara hukum dengan moralitas sedangkan baris horisontal menunjukkan hubungan antara hukum dan fakta. Tesis utama hukum alam adalah morality thesis dan normativity thesis, sedangkan empirico posi­ tivist adalah separability thesis dan reductive thesis. Teori Kelsen ada- lah pada tesis separability thesis dan normativity thesis, yang berarti pemisahan antara hukum dan moralitas dan juga pemisahan antara hukum dan fakta. Sedangkan kolom yang kosong tidak terisi karena jika diisi akan menghasilkan sesuatu yang kontra- diktif, sebab tidak mungkin memegang reductive thesis bersama- sama dengan morality thesis. 11 Pada dua bab berikutnya akan disajikan teori umum ten- tang hukum yang terutama dikemukakan oleh Kelsen melalui buku General Theory of Law and State 12 khususnya pada bagian pertama, yaitu konsep hukum. Pembahasan dilakukan dengan membandingkannya dengan dua buku utama lainnya, yaitu Introduction to the Problems of Legal Theory 13 dan Pure Theory of Law 14 , serta pembahasan yang dilakukan oleh beberapa ahli hukum lainnya. Teori tertentu yang dikembangkan oleh Kelsen dihasil- kan dari analisis perbandingan sistem hukum positif yang berbeda-beda, membentuk konsep dasar yang dapat menggam- barkan suatu komunitas hukum. Masalah utama subject matter dalam teori umum adalah norma hukum legal norm, elemen- elemennya, hubungannya, tata hukum sebagai suatu kesatuan, strukturnya, hubungan antara tata hukum yang berbeda, dan akhirnya, kesatuan hukum di dalam tata hukum positif yang plural. The pure theory of law menekankan pada pembedaan yang jelas antara hukum empiris dan keadilan transendental dengan mengeluarkannya dari lingkup kajian hukum. Hukum bukan merupakan manifestasi dari otoritas super-human, tetapi merupakan suatu teknik sosial yang spesiik berdasarkan pe- ngalaman manusia. The pure theory of law menolak menjadi kajian metaisis tentang hukum. Teori ini mencari dasar-dasar hukum sebagai landasan validitas, tidak pada prinsip-prinsip meta-juridis, te- tapi melalui suatu hipotesis yuridis, yaitu suatu norma dasar, yang dibangun dengan analisis logis berdasarkan cara berpikir 9 Green, Op.Cit., hal. 366. 10 Stanley L. Paulson, “On Kelsen’s Place in Jurispruden, Introduction to Hans Kelsen,” Introduction To The Problems Of Legal Theory; A Translation of the First Edition of the Reine Rechtslehre or Pure Theory of Law, Translated by: Bonnie Litschewski Paulson and Stanley L. Paulson, Oxford: Clarendon Press, 1992, hal. xxvi. 11 Ibid. 12 Hans Kelsen, General Theory of Law and State, translated by: Anders Wedberg, New York: Russell Russell, 1961. 13 Hans Kelsen, Introduction, Op.Cit. 14 Hans Kelsen, Pure Theory Of Law, Translation from the Second Revised and Enlarged German Edition, Translated by: Max Knight, Berkeley, Los Angeles, London: University of California Press, 1967. yuristik aktual. The pure theory of law berbeda dengan analytical jurisprudence dalam hal the pure theory of law lebih konsisten meng- gunakan metodenya terkait dengan masalah konsep-konsep dasar, norma hukum, hak hukum, kewajiban hukum, dan hubungan antara negara dan hukum. 15 15 Kelsen, General Theory, Op.Cit., hal. xiv–xvi. KONSEP HUKUM STATIS 2 B A B

A. KONSEP HUKUM 1. Hukum dan Keadilan