15 rekreasi, dll serta sisa untuk ditabung. Kemampuan ekonomi diukur dengan
besarnya rasio antara pengeluaran dan pendapatan yang dibatasi oleh rasio besaran 13 pendapatan. Apabila melebihi dari rasio tersebut maka responden
sebenarnya sudah tidak memiliki kemampuan ekonomi dalam menghuni rumah susun.
6. Variabel Peranan Badan Pengelola
Indikator variabel badan pengelola adalah adanya pengelola rumah susun, siapa yang dimaksud pengelola rumah susun, serta berjalannya tugas dan
kewajiban pengelola. Sehingga data yang dibutuhkan adalah mencakup tentang : a. Keberadaan pengelola rusun parameternya adalah adatidaknya.
b. Pengelola yang dimaksud dari mana parameternya adalah paguyuban terbentuk yang berfungsi sebagai forum komunikasi penghuni dengan
badan pengelolaUPTD. c. Tugas dan tanggung jawab pengelola parameternya adalah tugas dan
tanggung jawab terlaksana dengan baik.
7. Variabel Peranan Pemerintah Daerah
Indikator variabel peran pemerintah daerah adalah adanya bantuan dari pemerintah daerah baik untuk fisik maupun non fisik rusunawa; berjalannya
fungsi pengawasan dan pengendalian pemerintah daerah, serta dilaksanakannya pembinaan dan pendampingan dalam pengembangan rusunawa. Sehingga data
yang dibutuhkan adalah mencakup tentang a. Intensitas dan keberadaan bantuan dari pemerintah daerah secara fisik
seperti membantu perbaikan dan perawatan bangunan rusunawa dan PSU sebagai pelaksanaan fungsi pengawasan dan pengendalian.
b. Peranan pemerintah daerah dalam pembinaan dan pendampingan parameternya adalah pemerintah daerah intens melakukan sosialisasi
penghunian, intens dalam pengelolaan rusun seperti menagih retribusi sewa bulanan dan penertiban penghunian, dan adanya pemberdayaan
sosial penghuni.
8. Variabel Pelaksanaan Regulasi Pengelolaan
Indikator variabel regulasi adalah telah diketahui dan ditaatinya regulasi pengaturan pengelolaan rusunawa oleh penghuni. Regulasi pengelolaan di wilayah
16 penelitian menggunakan acuan dari Peraturan Daerah Kota Semarsang nomor 7
tahun 2009. Parameter ditaatinya regulasi adalah seberapa benar responden mengetahui aturan penghunian. Untuk itu data yang diperlukan adalah :
a. Pelaksanaan peraturan parameternya bisa menunjukkan aturan yang tidak boleh dilanggar.
b. Penilaian responden terhadap peraturan pengelolaan rusun yang
dipahaminya saat ini.
1.6.2.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan wawancara secara terstruktur terhadap
penghuni kedua rusun. Observasi lapangan dengan pengamatan langsung juga dilakukan sebagai penunjang pengumpulan data melalui survei primer. Data
sekunder diperoleh dari sumber di tingkat Kelurahan dan Dinas yang mengelola rumah susun di wilayah penelitian.
1.6.2.3 Teknik Pengambilan Sampel Pada penelitian ini digunakan sampel random sederhana Silalahi,
2009:254-271; Nasution, 2008:86–95; Kuncoro, 2009:118. N pemilihan sampel dilakukan secara acak atas populasi penghuni rusun di Pekunden dan Bandarharjo
Semarang. Alasannya responden adalah penghuni rusuna yang diperuntukkan bagi MBR, sehingga diasumsikan bahwa populasi adalah homogen.
Ukuran sampel sebenarnya tidak ada ketetapan mutlak yang mengharuskan berapa besaran sampel. Menurut Kuncoro 2009:126 bahwa untuk
suatu studi deskriptif, sampel yang dibutuhkan setidaknya sebesar 20 dari polulasi. Formula Slovin untuk penghitungan sampel Sevilla, 1993:161 dengan
menggunakan derajat kesalahan 10 galat pendugaan adalah sebagai berikut : N
n =
2
N.0,1 + 1 dimana n = jml sampel
N = Populasi
17 Proporsi besaran sampel dengan menggunakan formula tersebut dapat
menjelaskan informasi yang ada pada populasi. Informasi awal menyatakaan bahwa di rusuna Pekunden jumlah unit sarusunasatua rumah susun sederhana
adalah sebanyak 92 unit 5 blok, sedangkan di rusuna Bandarharjo 3 blok ada sebanyak 210 unit sarusuna. Dengan menggunakan rumusan tersebut jumlah
sampel yang diambil secara proporsional adalah sebesar 75 sampel 23 sampel =25 dari jumlah unit rumah di rusuna Pekunden dan 52 sampel =25 dari
jumlah unit rumah di rusuna Bandarharjo. Perhitungannya sebagai berikut :
302 n =
302 x 0,01 + 1 n = 75,12 dibulatkan 75.
atau 25 dari besaran sampel.
1.6.3 Tahapan Pengolahan dan Analisis Data 1.6.3.1 Cara Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan dan diperoleh secara primer akan diolah berdasar hipotesis penelitian. Data sekunder berupa dokumenberkas digunakan
untuk melengkapi pendeskriptifan pengelolaan di Rusun Pekunden dan Bandarharjo. Data sekunder berupa peraturan mengenai pengelolaan rusunawa di
Kota Semarang menjadi acuan sentral dalam membantu penjelasan kinerja pengelolaan di Rusun Pekunden dan Rusun Bandarharjo.
Struktur kuesioner untuk responden penghuni rusuna menggunakan bentuk pertanyaan pilihan tertutup. Skala pengukuran yang dipergunakan adalah
skala nominal, ordinal dan rasio. Data primer yang berasal dari jawaban responden dikuantitatifkan dengan menggunakan skala penghitungan nominal dan
ordinal. Sedangkan bila jawaban bersifat data rasio akan langsung dilakukan operasi penghitungan matematis.
Cara pengolahan data dilakukan secara berjenjang, mencakup 4 empat tahap yaitu :
18 1. Seluruh data variabel penelitian diolah dan direpresentasikan ke dalam
informasi statistik deskriptif. Pengolahan selain menggunakan distribusi frekuensi juga dengan analisis tabel silang cross-tab.
2. Data primer dari kuesioner diuji reliabilitas dan validitasnya berdasarkan parameter tertentu dalam statistik Cronbach Alpha dan KMO MSA.
3. Data hasil uji reliabilitas dan validitas tersebut dilanjutkan dengan analisis faktor yang mereduksi dataindikator ke dalam kelompok yang membentuk
konstruk suatu variabel. 4. Variabel yang sudah direduksi selanjutnya dianalisis untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap sistem pengelolaan. 5. Hasil analisis menjadi bahan untuk menyusun karaketristik dan tipologi
pengelolaan serta upaya mempertahankan kualitas hunian pada masing– masing rusun.
Cara pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak program statistik SPSS.
1.6.3.2 Analisis Data
Analisis data akan dilakukan sesuai sasaran penelitian dan kerangka pemikiran yang meliputi :
1. Identifikasi peraturanregulasi yang mengatur pengelolaan rusunawa di