39 Penanganan lingkungan permukiman kumuh dilakukan dengan berbagai
upaya. Salah satunya adalah melalui peremajaan kawasan Inpres No.51990. Peremajaan permukiman kumuh ini dilakukan dengan pembangunan rumah
susun, dimana prioritas penghuninya adalah penduduk obyek peremajaan. Oleh sebab itu penanganan permukiman kumuh tidak hanya dilakukan secara fisik
dengan perbaikan kondisi perumahan, prasarana dan lingkungannya saja tetapi disertai dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi penduduknya Yudosodo,
1991:332–333.
2.1.2 Faktor Berpengaruh dalam Pembangunan Perumahan
Hariyono 2007:182–185 menyebutkan ada 6 enam faktor yang mempengaruhi pembangunan perumahan yaitu : 1 faktor kependudukan, 2
pertanahan, 3 keterjangkauan daya beli masyarakat, 4 teknologi dan jasa konstruksi, 5 kelembagaan, dan 6 peraturan perundang-undangan. Sedangkan
disamping enam faktor tersebut ada faktor swadaya, swakarsa dan peran serta masyarakat serta faktor perubahan nilai–nilai budaya masyarakat yang juga
berpengaruh dalam pembangunan perumahan Yudosodo, et.al, 1991:85. Jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan kebutuhan akan rumah meningkat
pula dan seiring dengan perkembangan kota maka masalah pertanahan untuk memenuhi kebutuhan perumahan semakin sulit. Hal ini ditunjang oleh daya beli
masyarakat yang tidak mampu menjangkau akses terhadap tanah untuk perumahan. Latar belakang budaya masayarakat yang berbeda–beda terutama di
perkotaan akibat segregasi kondisi sosial ekonomi turut mempengaruhi akselerasi pembangunan perumahan dan perolehan rumah layak huni.
Keterbatasan lahan semestinya dilihat sebagai tantangan untuk menghasilkan bentuk perumahan dan permukiman yang lebih baik, sesuai
kebutuhan masyarakat dan tuntutan kota. Artinya lahan tidak dipandang sebagai panjang kali lebar saja melainkan juga tingginya Laporan Proceeding Hasil
Rakornas Pembangunan Perumahan Rakyat, 2007. Kawasan perumahan sendiri bisa dibedakan menjadi kawasan perumahan tidak bersusun dan kawasan
perumahan bersusun, dimana yang tidak bersusun adalah yang dibangun secara horisontal dan yang bersusun adalah yang dibangun secara vertikal.
40
2.1.2.1 Penyediaan Perumahan
Penyediaan perumahan adalah inelastis dalam jangka waktu yang lama O’Sullivan, 2000:400 sebab untuk menyediakan rumah housing stock sangat
tergantung sekali oleh banyak faktor, antara lain : faktor harga, variasi substitusi rumah di pasar formal, ketersediaan lahan dan kemampuan membangun itu sendiri
Hoag dan Hoag, 1991:61-66. GNPSR 2003 dan RPJPN Bidang Perumahan 2010-2025 menyebutkan ada 4 empat faktor yang mempengaruhi sisi
penyediaan perumahan yakni 1 penyediaan tanah, 2 penyediaan infrastruktur, 3 pembiayaan, dan 4 kelembagaan.
Kelembagaan Kebijakan
Pembiayaan I nfrastruktur
Tanah Ruang
Pemerintah
Masyarakat Sw asta
RUMAH
Sumber : Laporan GNPSR, 2003
GAMBAR 2.1 KOMPONEN DAN PELAKU PERUMAHAN
2.1.2.2 Permintaan Perumahan
Permintaan perumahan berarti adanya dorongan untuk memenuhi keinginan bertempat tinggal atau memiliki hunian. O’Sullivan 2000:399
menyebut tiga faktor penting dalam permintaan perumahan yaitu : 1 selera preferensi, 2 kemampuan affordability, dan 3 jangka waktu tenor.
Kemampuan merupakan efek pendapatan yang berpengaruh terhadaap kemiringan kurve permintaan tergantung kepada perubahan harga Hoag dan Hoag, 1991:42–
55. Ketiga faktor ini berpengaruh dalam mewujudkan keinginan memiliki rumah.
41 Sehingga pertimbangan kebijakan perumahan tergantung kepada ketiga faktor itu
juga. Faktor preferensi, kemampuan masyarakat, dan kesulitan dalam
penjamin tenor jangka panjang ditemui juga pada permintaan akan rumah susun RP4D, 1999; RPJP Bidang Perumahan Tahun 2005-2025; Jakstra Rumah Susun,
2007. Selain itu faktor sosial dan budaya secara empiris berpengaruh dalam pilihan permintaan akan rumah yaitu horisontal landed housing atau vertikal.
2.2 Kebijakan Perumahan
2.2.1 Perumahan Publik