32
sekolah, kebijakan sekolah, kurikulum sekolah, kegiatan
sekolah, dan
sarana prasarana;
2 penyusunan rencana kerja dan mengalokasikan
anggaran sekolah berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan komponen, standar,
dan implementasi Adiwiyata; 3 pelaksanaan kegiatan program Adiwiyata di sekolah; 4 pemantauan dan
evaluasi
oleh sekolah;
5 pembuatan
dan penyampaian laporan oleh Sekolah.
Namun, dalam model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini, materi pembinaan
untuk masing-masing sekolah dapat berbeda-beda tergantung kebutuhan dan kondisi lingkungan di
masing-masing sekolah imbas.
Langkah-langkah kongkrit yang dapat ditempuh untuk menyusun dan mengembangkan isi materi
pembinaan adalah sebagai berikut Fauzi, 2011: 70: 1.
Menetapkan tujuan sesuai permasalahan atau kesenjangan
yang ingin
diatasi melalui
pembinaan. 2.
Menyusun daftar materi pembinaan. Isi materi terdiri dari topik-topik serta sub topik tertentu,
dimana masing-masing topi dan sub topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Menetapkan urutan prioritas topik materi sesuai
tuntutan dari tujuan. Untuk menetapkan urutan prioritas bisa dilakukan dengan membuat kategori
materi mulai dari materi yang harus diketahui, berguna untuk diketahui, atau menarik untuk
diketahui.
4. Menyusun daftar prioritas materi berdasarkan
urutan prioritasnya.
33
Berikut adalah tabel untuk menyesuaikan antara kebutuhan sekolah imbas dengan materi pembinaan
yang akan diberikan.
Tabel 4.1. Penentuan materi pembinaan sesuai kebutuhan
sekolah imbas
No Nama
Sekolah Kebutuhan
dan kondisi lingk.
Tujuan pembinaan
Materi 1
…… ……
…… ……
D. Kegiatan Pembinaan
Dalam pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi, dijabarkan dua
kegiatan utama
yang meliputi
kegiatan pra-
pembinaan dan pelaksanaan. Berikut uraian kedua kegiatan tersebut.
1. Kegiatan Pra-Pembinaan
Dalam kegiatan pra-pembinaan mencakup tiga kegiatan utama, yaitu: 1 identifikasi kebutuhan, 2
perumusan tujuan pembinaan, 3 penyusunan program pembinaan.
Identifikasi Kebutuhan
Identifikasi kebutuhan
bertujuan untuk
melibatkan dan memotivasi sekolah imbas agar kegiatan pembinaan dirasakan sebagai bagian dari
tugas dan tanggung jawab yang harus mereka laksanakan. Proses ini dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi kesenjangan-kesenjangan antara berbagai sumber daya, sarana prasarana, hingga
34
keadaan lingkungan yang dimiliki sekolah imbas dengan standar sekolah Adiwiyata yang harus
dimiliki oleh sebuah sekolah, sehingga bisa dikatakan sebagai sekolah Adiwiyata.
Identifikasi kebutuhan
dilakukan untuk
mengetahui kondisi yang ada dan kondisi yang seharusnya
ada serta
potensi-potensi yang
memungkinkan dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan
tersebut. Perbandingan
antara keduanya tersebut merupakan masukan untuk
melakukan analisis kebutuhan yang akan dijadikan sebagai dasar perumusan tujuan pembinaan dan
sekaligus merupakan kebutuhan materi pembinaan dari masing-masing sekolah imbas. Sehubungan
dengan pembinaan berbasis partisipasi, kebutuhan akan pembinaan ditentukan oleh sekolah imbas itu
sendiri melalui evaluasi diri sekolah dan semua yang terlibat dalam perencanaan proses pembinaan.
Ada beberapa langkah yang dapat digunakan dalam merumuskan kebutuhan Karim, 2012: 180,
yaitu pertama, melihat kebutuhan dari segi operasional fasilitas, staf, dan lain-lain dan
edukasional
kebutuhan pendidikan.
Kedua, menyaring kebutuhan berdasarkan: a maksud
kelembagaan dan filsafat pendidikan, b kelayakan dari segi waktu, biaya, hambatan, dan lain-lain, dan
c
minat individu.
Ketiga, menerjemahkan
kebutuhan untuk menjadi tujuan program dan tujuan pembinaan.
Identifikasi kebutuhan untuk menghasilkan bahan atau materi pembinaan dapat mendorong
suasana yang kondusif baik bagi sekolah imbas maupun sekolah induk. Beberapa kegiatan tersebut
misalnya: 1 mendorong sekolah imbas untuk aktif