22
23
BAB IV MODEL PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS
ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI
4.1 Rasional Model
Latar belakang
dikembangkannya model
pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini adalah adanya beberapa kendala yang dihadapi baik
dari pembina
maupun sekolah
imbas selama
pelaksanaan pembinaan Adiwiyata, yaitu: 1 waktu pelaksanaan pembinaan yang sering berbenturan
dengan kegiatan dan tugas-tugas sekolah lainnya; 2 pembina
merasa bahwa
sekolah imbas
kurang termotivasi dalam mengikuti program Adiwiyata 3 dari
segi perencanaan dan pengorganisasian pembinaan, belum
ada pembuatan
perencanaan dan
pengorganisasian yang terkonsep dengan matang mengenai pembinaan itu sendiri serta belum ada
pembentukan kepengurusan
dalam pembinaan
tersebut; 4 dari segi evaluasi, belum dilakukan evaluasi program; 5 sekolah imbas yang memiliki khas yang
beragam, dalam artian memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda.
Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dwi Utami Juliari dan rekan-rekannya pada tahun 2015 mengenai
“Strategi Pembinaan Sekolah Adiwiyata di Kota Batu” menemukan hasil bahwa status pengelolaan sekolah
adiwiyata nasional sangat baik pada aspek kebijakan dan aspek sarana dan prasarana, tetapi pada aspek
kurikulum dan aspek partisipatif memiliki status baik. Hal ini sesuai dengan hasil penilaian tim adiwiyata,
dimana pada kedua aspek ini merupakan aspek yang sedang diupayakan untuk ditingkatkan melalui upaya
menjalin kemitraan dengan pihak luar, aktif menjadi
24
narasumber dan meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan
isu lokal
dan global
serta mengembangkan indikator pembelajaran dan pada
sekolah adiwiyata provinsi serta sekolah adiwiyata kota, status pengelolaan yang paling lemah justru pada aspek
partisipatif, hal ini dikarenakan sekolah adiwiyata provinsi dan sekolah adiwiyata kota belum memiliki
keberanian untuk menjalin kemitraan dengan pihak luar terutama sebagai narasumber pada instansisekolah
lain.
Jika merujuk kepada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup,
sesungguhnya untuk mewujudkan tujuan pembinaan membutuhkan partisipasi masyarakat melalui berbagai
aktivitas yang dapat dihubungkan dengan pembinaan untuk kepentingan pelestarian lingkungan hidup. Selain
itu jika merujuk kepada prinsip sekolah Adiwiyata salah satu prinsip yang ditekankan adalah prinsip partisipasi
yang harus dimunculkan dalam keseluruhan prosesnya.
Terkait dengan hal tersebut, Dr. H. Abdul Karim, M.Pd pada tahun 2012 memaparkan hasil penelitiannya
mengenai “Manajemen Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Partisipasi” menyatakan bahwa partisipasi
dapat memberikan kontribusi untuk mengisi dan mengatasi berbagai permasalahan lingkungan. Bentuk-
bentuk partisipasi bisa mulai dari spektrum yang paling ekstrim sampai pada bentuk kemitraan. Melalui
partisipasi yang aktif, mereka dapat mengeksplorasikan kepeduliaannya maupun melakukan kontrol.
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penerapan pembinaan partisipatif adalah sebagai
berikut Fauzi, 2011: 13: 1.
Semua peserta memiliki kesempatan untuk menyampaikan masalah dan kebutuhannya serta