Pengertian Ekonomi Islam
A. Pengertian Ekonomi Islam
Sebelum membicarakan pengertian Ilmu Ekonomi Islam, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian Ilmu Ekonomi atau Ekonomi itu sendiri. Dengan penjelasan ini diharapkan pertanyaan yang cukup penting, apakah Ekonomi Islam itu ?, apakah pengertian “Ekonomi” dalam Ekonomi Islam itu berbeda dengan pengertian umum?, dapat dijawab.
Defenisi yang paling populer tentang ekonomi adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan produksi dan distribusi diantara orang-orang. Disini, titik tekan defenisi adalah kegiatan “produksi” dan “distribusi” barang dan jasa yang bersifat material. 1
Dalam Kamus The Pinguin Dictionary Of Economics, dikatakan bahwa Ilmu Ekonomi itu merupakan kajian tentang produksi, distribusi dan konsumsi kekayaan di dalam masyarakat dunia. Perbedaan dengan defenisi pertama adalah kata “Konsumsi” dan kekayaan yang tidak lain maksudnya adalah kekayaan material. 2
1 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi :Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro Dan Makro,(Jakarta: rajawali,Pers,1999),h.34-38
2 M.Dawam Rahardjo,Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, (jakarta: LSAF,1999), hlm.5-6
Etika Bisnis Islam
Pengertian yang paling tepat dengan melihat hakikat ekonomi adalah defenisi yang diberikan oleh Lord Robbins ahli ekonomi Neo-Klasik yang menyebut Ilmu Ekonomi sebagai kajian tentang prilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan-tujuan dan alat-alat pemuas yang langka, yang mengandung pilihan
dalam penggunaannya. 3 Robbins mengajukan pengertian lain dengan menyebut
aspek “Pilihan dan Penggunaan Sumberdaya” (Choice in the Use of Resources). Dengan demikian persoalan yang harus dijawab ilmu ini adalah bagaimana mengatasi kelangkaan itu. Tentu saja kajian tentang prilaku manusia atau lebih tepat bagaimana
menentukan pilihan dan penggunaan barang dan jasa sangat berhubungan erat dengan cara pandang seseorang terhadap sesuatu serta nilai-nilai apa yang ada dalam dirinya. Disinilah persoalan spritualitas (rohaniyah) menjadi menarik dan menjadi
ruang dimana Islam dapat memberikan konstribusinya. 4 Disamping itu, Islam juga dapat memberikan jawaban
terhadap tujuan-tujuan pilihan dan penggunaan sumberdaya tersebut. Inilah yang ingin dijawab oleh penulis ekonomi muslim.
Paling tidak seperti apa yang disebut oleh M. Dawam Raharjo, ada tiga kemungkinan penafsiran istilah “ekonomi Islam”. Pertama, yang dimaksud adalah : “Ilmu ekonomi yang
3 Roekmono Markam, Menuju ke Definisi Ekonomi Post Robbins, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM (1978), h. 2
4 M.Dawam Rahardjo, op.cit., h.6-7.Lihat juga karyanya yang lain, Etika Ekonomi Dan Manajemen, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991),h.110-111
Etika Bisnis Islam
berdasarkan nilai- nilai atau ajaran Islam”. Kedua, yang dimaksud adalah: “Sistem Ekonomi Islam” sistem menyangkut peraturan, yaitu sistem pengaturan kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara berdasarkan metode tertentu. Oleh sebab itu, sistem ini bersifat normatif. Ketiga, ekonomi islam maksudnya “Perekonomian Islam” atau mungkin lebih tepat, “Perekonomian Dunia Islam”. Pengertian seperti ini berkembang dari sikap pragmatis sebagaimana yang dilakukan oleh OKI dengan mendirikan Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank), yang memberikan kredit dan sumbangan (Grant) kepada
masyarakat muslim, melalui pemerintah masing-masing. 5 Dari tiga kemungkinan penafsiran “ekonomi Islam” di atas,
kemungkinan pertama dan kedua lebih mendekati apa yang dimaksud dengan ekonomi Islam. Arkham dalam sebuah artikelnya “Islamic Economics : Nature and Need mendefenisikan Ekonomi Islam dengan memberi penekanan pada tujuan aktivitas ekonomi yang disebutnya dengan human falah yaitu : kebahagiaan manusia” atau “keberhasilan hidup manusia” ia menyatakan :
Ilmu Ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia (human falah) yang dicapai dengan mengorganisasikan sumberdaya di bumi atas dasar gotong
royong dan partisipasi. 6
5 M.Dawam Rahardjo, Islam, …op.cit.,h . 7-9
6 Dikutip dari Dawam rahardjo,Ibid,,
Etika Bisnis Islam
Lebih luas lagi defenisi ekonomi islam dapat dilihat pada tulisan Hasanuzzaman yang berjudul “Defenition of Islamic Economics ” ia mengatakan : “Ilmu Ekonomi Islam adalah pengetahuan dan penerapan perintah-perintah (injuction) dan tata cara (rules) yang diterapkan oleh Syari’ah yang mencegah ketidak-adilan, dalam penggalian dan penggunaan sumberdaya material guna memenuhi kebutuhan manusia yang memungkinkan mereka melaksanakan kewajibannya kepada Allah dan
masyarakat. 7 Terlihat Hasanuzzaman tidak hanya membatasi pada tujuan
aktivitas ekonomi juga berbicara bagaimana cara aktivitas ekonomi itu dijalankan menurut Syari`ah.
Defenisi lain dapat ditemukan pada hasil rumusan seminar dan Workshop Ekonomi Islam di IAIN SU, disimpulkan bahwa Ekonomi Islam adalah satu disiplin atau ilmu yang mengkaji kegiatan manusia dalam menggunakan sumbu (produksi), bagi menghasilkan barang dan jasa untuk dirinya dan untuk didistribusikan kepada orang lain dengan mengikuti peraturan yang telah diterapkan oleh Agama Islam dengan harapan untuk
mendapatkan keridhaan Allah SWT. 8 Mencermati defenisi di atas, sebenarnya tidak ada
perbedaan yang mendasar antara pengertian ekonomi umum
7 Ibid.,
8 Hasil Rumusan Seminar dan Workshop Ekonomi Islam Kerja sama IAIN dan Universitas Malaysia di Medan, tanggal 25-28 Oktober 1993.
Etika Bisnis Islam
dengan ekonomi Islam kecuali pada paradigma dasar bangunan ekonomi islam itu sendiri, dimana islam ditempatkan sebagai sumber nilai sekaligus sebagai pedoman pelaksanaan. Sampai disini benar apa yang dikatakan Mannan dalam bukunya “Islamic Economic,Theory and Practice bahwa ekonomi Islam itu normatif sekaligus positif. Artinya ekonomi Islam itu tidak hanya bicara bagaimana semestinya, tapi juga bicara realitas yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan nyata. 9