Etika Bisnis Islam

C. Etika Bisnis Islam

Pada pembahasan terdahulu telah dibicarakan pengertian Islam. Etika dan Ekonomi Islam. Kajian selanjutnya adalah merumuskan apa yang dimaksud dengan etika islam itu.

Bisnis termasuk kata yang sering digunakan orang, namun tidak semuanya memahami kata bisnis secara tepat dan proporsional. Hughes dan Kapoor seperti dikutip oleh Buchari Alma menjelaskan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat. 15 Lebih ringkas dari itu Brown dan Petrello menyebut Bisnis

adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam pengertian yang sederhana bisnis adalah lembaga yang menghasilkan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan orang lain. 16

15 Buchari Alma, Ajaran Bisnis Dalam Islam, (Bandung; Alfabeta, 1994), h.17

Etika Bisnis Islam

Demikian jelasnya pengertian bisnis, namun tidak sejelas apa yang dimaksud dengan etika bisnis terlebih lagi disandarkan dengan kata Islam. Berbagai buku yang berbicara tentang etika bisnis seperti Sondang P. Siagian dalam bukunya Etika Bisnis, O.P. Simorangkir dalam buku Etika Bisnis, Etika Bisnis Dasar dan Aplikasinya yang disunting oleh Jacobus Tarigan, Buchori Alma, dalam karyanya Ajaran Islam Dalam Bisnis demikian juga dengan Rafiq Issa Beekun, Islamic Business Ethics, Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Islam, demikian juga dengan buku yang ditulis oleh Rosita Noer, Menggugah Etika Bisnis Orde Baru, tidak mendefenisikan secara jelas apa yang dimaksud dengan etika bisnis.

Penjelasan yang baik tentang pengertian etika bisnis ditemukan di dalam karya K.Bertens, Pengantar Etika Bisnis yang dalam pendahuluannya membahas tentang apa yang dimaksud dengan etika bisnis. Dengan mengutip Richard De George, ia memandang perlu untuk membedakan kata ethics in business (etika dalam bisnis) dan business ethics (etika bisnis). Istilah pertama mengandung pengertian etika yang berhubungan dengan bisnis atau etika yang berbicara tentang bisnis sebagai salah satu

topik di samping sekian banyak topik lainnya. 17 Sedangkan istilah ke dua mengandung pengertian satu bidang intelektual dan

akademis dalam konteks pengajaran dan penelitian di perguruan

16 Ibid, 17 K.Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta : Kanisius, 2000), h. 37

Etika Bisnis Islam

tinggi. Namun harus di catat, etika bisnis merupakan hasil perjalanan panjang dari etika dalam bisnis. 18

Lalu apa yang dimaksud dengan etika bisnis itu ?. menurut Bertens etika bisnis adalah studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis. Etika ini dapat diperaktekkan dalam tiga taraf. Pertama, taraf makro, etika bisnis akan berbicara tentang aspek-aspek bisnis secara keseluruhan seperti, persoalan keadilan. Kedua, taraf meso (madya), etika bisnis menyelidiki masalah-masalah etis di bidang organisasi seperti serikat buruh, lembaga konsumen, perhimpunan profesi dan lain-lain. Ketiga, taraf mikro, yang memfokuskan pada individu dalam hubungannya dengan kegiatan bisnis seperti tanggungjawab etis karyawan dan

majikan, manajer, produsen dan konsumen. 19 Penjelasan lain terlihat dalam karya yang menyatakan

bahwa etika bisnis adalah sebuah penilaian perilaku moral dalam lingkungan bisnis dengan menggunakan standar-standar moral yang telah didefinisikan dengan jelas, serta merinci petunjuk moral tertentu yang sesuai dengan isu bisnis yang sebenarnya.

18 Bertens mencatat lima periode perkembangan etika dalam bisnis yang menjadi etika bisnis.

Pertama, situasi terdahulu sejak munculnya filosof-filosof Yunani, Plato, Aristoteles dll. Pada periode ini etika dalam bisnis dipraktekkan dalam konteks agama dan teologi. Kedua, Masa Peralihan: tahun 1960-an. Periode ini ditandai dengan dijadikan bisnis sebagai social issues dalam kuliah tentang manajemen. Topik yang populer adalah tentang corporate social responsibility (tangungjawab sosial perusahaan). Ketiga, Etika Bisnis lahir di Amerika Serikat: tahun 1970-an. Periode ini telah menjadikan etika dalam bisnis sbagai bidang telaahan intelektual. Keempat , Etika Bisnis meluas ke Eropa: tahun 1980-an. Periode ini ditandai dengan dijadikannya etika bisnis sebagai mata kuliah di Fakultas Ekonomi di universitas-universitas di Eropa. Bahkan pada tahun 1987 telah dibentuk Wuropean Business Ethics Network (EBEN) yang menjadi forum pertemuan akademisi dari universitas dan sekolah bisnis. Kelima, Etika Bisnis menjadi fenomena global; tahun 1990-an. Periode ini etika bisnis tidak lagi menjadi gejala Barat tetapi telah menjadi fenomena internasional dan global sebagai mana bisnis itu sendiri. lihat, Ibid,

19 Ibid, h.35

Etika Bisnis Islam

Sampai di sini etika bisnis mempunyai dua tujuan utama, diagnosis dan pengobatan etika normatif umum. 20

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa etika bisnis merupakan keputusan etis 21 yang diambil dan

dilakukan pelaku bisnis dalam menggunakan sumber daya yang terbatas, apa akibat dari pemakainya dan apa akibat proses produksi yang ia lakukan. Dapat juga dikatakan, etika bisnis adalah suatu upaya untuk menganalisa asumsi-asumsi bisnis, bagaimana caranya orang seharusnya bertindak dalam struktur bisnis tertentu.

Lalu jika dihubungkan dengan Islam, maka pertanyaannya adalah, apa yang dimaksud dengan etika bisnis Islam ?. lagi-lagi persoalan yang muncul adalah masalah definisi ?.mungkin saja masalahnya sama dengan definisi ekonomi Islam, istilah ekonomi begitu jelas namun ketika dihubungkan dengan Islam, muncul persoalan baru. Rumusan etika bisnis mungkin telah jelas, namun menjadi sulit ketika dihubungkan dengan Islam mengingat buku- buku yang berbicara tentang masalah ini agak langka untuk mengatakan belum ada.

Namun demikian tetap saja definisi etika bisnis Islam tetap penting. Pada tataran praktis etika bisnis Islam mengandung pengertian , segala apa yang dipraktekkan dalam prilaku bisnis yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam atau yang menyalahinya. Sedangkan etika sebagai refleksi, maka etika bisnis Islam adalah

20 Peter Pratley, The Essence of Business Ethics , (Ypgyakarta : Andi, 1995), h.35

Etika Bisnis Islam

studi tentang baik buruknya sebuah prilaku bisnis menurut ajaran Islam.

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada contoh di bawah ini :

22 Contoh kasus I :Kasus tambang yang ambruk.

Disuatu tambang di Eropa sejumlah pekerja menggali batubara di suatu terowongan yang dalamnya ribuan meter di bawah permukaan tanah. Selama dua hari sebenarnya telah dideteksi adanya timbunan gas. Dan hal ini telah dilaporkan kepala bagian keamanan kepada pemimpin tambang.Timbunan gas ini cukup gawat sehingga sewajarnyalah jika penggalian dihentikan dan pekerja-pekerja disuruh meninggalkan tambang. Tetapi pihak perusahaan hanya menanggapi dengan mengatakan bahwa bahaya timbunan gas itu hanya marjinal saja. Perusahaan diperkirakan akan rugi besar jika pekerjaan dihentikan, karena kebetulan waktu itu ada pesanan batubara yang harus dipenuhi. Pemimpin tambang berharap mudah-mudahan gas itu akan buyar sebelum sempat meledak.

Kepada kepala bagian keamanan diperintahkan untuk tidak mengatakan apa-apa kepada pekerja tambang tentang bahaya yang mungkin mengancam.Pada tanggal 2 Mei gas meledak. Satu seksi dari terowongan tambang rubuh dengan membawa korban 3 0rang pekerja tambang meninggal seketika dan 8 orang lainnya terperangkap dalam sebuah kantong, Yang lainnya berhasil menyelamatkan diri. Kekuatan

21 Ibid,.

22 O.P.Simorangkir, Etika Bisnis, (Jakarta; Aksara Persada Indonesia, 1992),h.29-31

Etika Bisnis Islam

ledakan itu demikian besar, sehingga tambang mengalami kerusakan berat. Menurut perhitungan biaya untuk menyelamatkan para pekerja tambang yang terperangkap itu sebelum mereka sempat mati lemas, meliputi beberapa juta dollar. Problema yang dihadapi pemimpin tambang adalah apakah biaya yang sebesar itu layak dikeluarkan. Akhirul kalam, berapa sih harga satu nyawa ?

Siapakah sekarang yang harus memutuskan dan dengan cara yang bagaimana? Apakah pemimpin perusahan harus memprioritaskan kepentingan pemegang saham atau kepentingan pekerja-pekerja tambang yang terjebak itu ?.Apakah ia harus memilih cara penyelamatan yang lebih lamban, lebih aman dan lebih murah atau cara yang lebih cepat, tetapi lebih berbahaya dan lebih mahal biayanya, namun dengan kemungkinan besar bahwa nyawa orang-orang itu masih sempat tertolong ?

Kasus di atas menunjukkan problema etika bisnis bagaimana seorang pimpinan membuat keputusan etis dengan mengajukan asumsi-asumsi bisnis.

Kasus II 23 : Mengincar Pesangon Ir. Abraham Maruli ,39 tahun usianya, sudah 12 tahun lamanya

bekerja sebagai kepala bagian teknis di sebuah pabrik sepatu di Jawa Barat. Saudaranya merencanakan membuka pabrik sepatu sejenis di Medan dan mengajak pak Abraham pindah kerja. Ia ditawari menjadi direktur bagian teknis di Pabrik baru itu. Pabrik akan beroperasi

Etika Bisnis Islam

sesudah satu setengah tahun lagi. Setelah menerima tawaran ini, pak Abraham dengan sengaja mengurangi disiplin kerja sampai mengkhawatirkan pimpinannya. Ia sering datang terlambat dan pulang sebelum waktunya. Kadang-kadang sama sekali ia tidak masuk kerja tanpa memberitahukan terlebih dahulu. Ia juga tidak menyelesaikan tugas-tugasnya pada saat yang diharapkan. Dengan kekuatan indisipliner ini Ir.Abraham berharap akan dipecat, supaya ia dapat menerima pesangon cukup besar. Kecuali keluarganya, tidak ada yang tahu tentang rencananya untuk pindah kerja.

Beranjak dari kasus II, Pertanyaannya adalah apakah sikap pak Maruli dapat dibenarkan secara moral ?. Bukankah mencari keuntungan atau gaji besar itu merupakan satu kebutuhan hidup ?.lalu apakah boleh mencari keuntungan dengan merugikan orang lain ?.Jika ditelaah dari kaca mata Islam, maka pertanyaannya apakah sikap pak Maruli dibenarkan dalam ajaran etika bisnis Islam.

Demikianlah gambaran-gambaran persoalan yang muncul dalam kegiatan bisnis. Sering kali terjadi tarik menarik antara kepentingan bisnis yang selalu mengukur keuntungan secara material-matematis dengan persoalan moral yang abstrak ?.

23 K.Bertens, Pengantar, op.cit, h.17

Etika Bisnis Islam