Do`a Dan Rizki

E.Do`a Dan Rizki

Sebuah pertanyaan yang menarik diajukan adalah, apakah ada pengaruh do`a terhadap hasil kerja yang dilakukan manusia (rizki)?. Menurut hemat penulis tidak ada pengaruh do`a secara langsung terhadap hasil kerja. Do`a pada hakikatnya adalah satu bentuk kesadaran manusia atas kelemahan dan keterbatasan dirinya.

Dalam sosiologi Agama disebutkan, manusia beragama sebenarnya didasarkan pada satu pandangan bahwa tidak ada kepastian dalam hidup ini. Selalu saja ada hal-hal yang misterius. Disamping itu dalam kehidupannya seringkali manusia mengalami hal-hal yang diluar jangkauan pemikirannya, yang terkadang sering membuatnya menjadi tidak tenang. Untuk itu ia harus memiliki sandaran vertikal yang kira-kira membuatnya tenang. Pada sisi lain, manusia juga menyadari, bagaimanapun kehebatan yang dimilikinya tetap saja memiliki keterbatasan. Di saat inilah muncul kesadaran pada dirinya tentang kekuatan supranatural di luar dirinya.

Atas dasar ini kepercayaan tersebut ternyata sangat dibutuhkan untuk memberikan ketenangan dan harapan baru dalam hidup. Dalam rangka inilah Atas dasar ini kepercayaan tersebut ternyata sangat dibutuhkan untuk memberikan ketenangan dan harapan baru dalam hidup. Dalam rangka inilah

Ketenangan dalam bekerja akan memberikan pengaruh pada hasil kerja. Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan bahwa orang yang bekerja dengan tenang akan membawa hasil kerja yang baik. Sedangkan orang yang bekerja dalam suasana yang gelisah, resah, berada dalam tekanan, seringkali hasil kerjanya tidak baik. Karena bagaimanapun kondisi batin seseorang akan mempengaruhi penampilan kesehariannya.

Hemat penulis, do`a tidak memberikan pengaruh langsung terhadap hasil kerja seseorang. Kendati ayat-ayat al-Qur`an dan hadis-hadis Rasul menyuruh ummatnya berdo`a namun yang tetap menentukan rizki itu adalah kerja yang dilakukan. Dari sinilah mengapa Allah –seperti yang telah disebut dimuka- menyatakan bahwa setiap binatang yang melata (dabbah)) di bumi ini telah disiapkan Allah rizkinya. Melata merupakan isyarat pentingnya usaha yang sungguh-sungguh untuk menemukan rizki yang telah dipersiapkan Allah.

Namun bukan berarti do`a tidak perlu. Pada hakikatnya do`a yang disampaikan seseorang akan membentuk visi, motivasi, kepribadian, sikap dan pada gilirannya juga akan membentuk prilaku manusia. Semuanya ini tanpa disadari akan menentukan terhadap proses dan hasil kerja seseorang. Aga knya inilah makna hadis Rasul yang menyatakan, “do`a itu adalah otaknya ibadah ”.

Di bawah ini ada ilustrasi yang dapat dijadikan cermin betapa pentingnya kerjakeras tersebut:

Tersebutlah seorang lelaki tua tinggal di daratan Cina bersama dua orang

putranya. Rumah mereka menghadap ke Timur dan tepat di depan desa mereka

berdiri dua buah bukit besar, Taihung dan Wangwu namanya. Kedua bukit itu

menghalangi cahaya matahari pagi.setelah berpikir keras, lelaki tua itu bertekad

bersama anaknya untuk meratakan dua bukit tersebut. Setiap hari mereka mencangkul

bukit itu. Para tetangganya melihat mereka bekerja dan menggelengkan kepala sambil

berkomentar, “Betapa bodohnya kalian. Mana mungkin kalian bisa memindahkan kedua bukit besar itu.” Lelaki tua itu tersenyum dan berkata, “Bila saya kelak meninggal, anak-anak saya akan meneruskan pekerjaan ini. Kedua bukit itu memang

besar, tetapi keduanya tidak akan tumbuh lebih besar lagi. Tetapi kekuatan kami masih bisa bertambah karena cucu-cucu saya akan lahir. Dan sedikit demi sedikit kami akan mendekatai tujuan kami. Lebih baik melakukan sesuatu dari pada hanya duduk

Kisah di atas sebenarnya cukup inspiratif bagaimana kerja keras merupakan sebuah keniscayaan untuk memperoleh keberhasilan. Logikanya jika dibalik, tiada keberhasilan yang dapat dicapai tanpa adanya kerja keras.