kabupaten Belitung, kabupaten Sukabumi, kabupaten Bulungan, kabupaten Serang, kabupaten Ogan Komering Ulu, dan kabupaten Jeneponto.
Terakhir, pada 12 Juli 2005 dengan Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2005 yang membentuk Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen di kota Padang,
kabupaten Indramayu, kabupaten Bandung, dan kabupaten Tangerang.
37
Masalah yang berkaitan dengan pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah dampak dari berlakunya Undang-Undang No. 22
Tahun 1999 mengenai kewenangan pemerintah pusat terhadap lembaga tersebut dimana Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 lahir merupakan inisiatif dari
pemerintah pusat.
38
D. Kelembagaan, Kedudukan, Keanggotaan, Struktur, dan Pendanaan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Institusi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dibentuk di setiap Daerah Kota danatau Daerah Kabupaten berdasarkan ketentuan Pasal 49 ayat 1
Undang-Undang Perlindungan Konsumen UUPK untuk menyelesaikan sengketa konsumen di luar pengadilan. UUPK masih menyebutkan Daerah Tingkat II Dati
II. Penyebutan ini sudah tidak digunakan lagi setelah diberlakukanya Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999.
39
37
Susanti Adi Nogroho. Op. cit. hal. 76.
38
Ibid. hal. 77.
39
Yusuf Shofie. Op. cit. hal. 27-28.
Untuk pertama kalinya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dibentuk pada setiap pemerintahan kota Medan, kota
Palembang, kota Jakarta Pusat, kota Jakarta Barat, kota Bandung, kota Semarang, kota Yogyakarta, kota Surabaya, dan kota Makassar. Tetapi sekarang Badan
Universitas Sumatera Utara
Penyelesaian Sengketa Konsumen sudah tidak hanya terdapat di kesepuluh kota ini karena sudah dibentuk di berbagai kota dan kabupaten lainnya seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya. Menurut Pasal 49 ayat 3 dan 4 Undang-Undang Perlindungan
Konsumen UUPK, adapun keanggotaan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen terdiri dari 3 tiga unsur, yaitu:
40
1. Unsur pemerintah 3 orang - 5 orang
2. Unsur konsumen 3 orang - 5 orang
3. Unsur pelaku usaha 3 orang - 5 orang
Unsur pemerintah, berasal dari wakil instansi yang ruang lingkup tugasnya meliputi bidang industri, perdagangan, kesehatan, pertambangan, pertanian,
kehutanan, perhubungan dan keuangan. Unsur konsumen, berasal dari wakil LPKSM Lembaga Perlindungan konsumen Swadaya Masyarakat yang terdaftar
dan diakui oleh Walikota atau Bupati atau Kepala Dinas setempat. Unsur pelaku usaha, berasal dari wakil asosiasi danatau organisasi pengusaha yang berada di
daerah kota atau di daerah kabupaten setempat. Setiap unsur sebagaimana dimaksud diatas berjumlah sedikit-dikitnya 3 tiga orang, dan sebanyak-
banyaknya 5 lima orang, dan disesuaikan dengan volume dan beban kerja Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Jumlah anggota BPSK sedikit-dikitnya 9
sembilan orang atau sebanyak-banyaknya 15 lima belas orang, yang disesuaikan dengan volume dan beban kerja Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen. 13 sepertiga dari jumlah anggota Badan Penyelesaian Sengketa
40
Ibid. hal. 34.
Universitas Sumatera Utara
Konsumen wajib berpengetahuan di bidang hukum. Masa keanggotaan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berlaku selama 5 lima tahun dan dapat
diangkat kembali untuk satu kali masa berikutnya selama masih memenuhi persyaratan pengangkatan.
41
Adapun pengangkatan dan pemberhentian anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen ditetapkan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Menperindag. Untuk dapat diangkat sebagai anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut Pasal 49 ayat 2
Undang-Undang Perlindungan Konsumen atau disebut juga dengan syarat umum yaitu:
42
1. Warga negara Republik Indonesia
2. Berbadan sehat
3. Berkelakuan baik
4. Tidak pernah dihukum karena kejahatan
5. Memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perlindungan konsumen
6. Berusia sekurang-kurangnya 30 tiga puluh tahun.
Adapun syarat khusus pengangkatan angota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yaitu:
43
1. Diutamakan calon yang bertempat tinggal di Daerah Kota atau Daerah
Kabupaten setempat. 2.
Diutamakan calon yang berpendidikan serendah-rendahnya strata I atau sederajat dari lembaga pendidikan yang telah diakreditsi oleh Departemen
Pendidikan Nasional. 3.
Berpengalaman danatau berpengetahuan di bidang industri, perdagangan, kesehatan, pertambangan, pertanian, kehutanan, perhubungan dan
keuangan.
41
Sentosa Sembiring, Himpunan Undang-Undang Tentang Perlindungan Konsumen dan Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait, Bandung: NUANSA AULIA, 2005, hal. 343.
42
Yusuf Sofie. Op. cit. hal. 29.
43
Pasal 6 ayat 2 SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 301MPPKEP102001 Tentang Pengangkatan, Pemberhentian, Anggota dan Sekretariat Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen.
Universitas Sumatera Utara
4. Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang berasal dari unsur
pemerintah serendah-rendahnya berpangkat pembina atau golongan IVa. 5.
Calon anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dari unsur konsumen tidak berasal dari Kantor Cabang atau Perwakilan Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat. Pengajuan calon anggota dari masing-masing unsur wajib melampirkan
dokumen sebagai berikut:
44
1. Daftar riwayat hidup.
2. Foto copy Kartu Tanda Penduduk dengan menunjukkan aslinya atau yang
telah dilegalisir oleh Kelurahan. 3.
Foto copy ijasah pendidikan terakhir dengan menunjukkan aslinya atau yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang.
4. Surat keterangan sehat dari dokter.
5. Surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian.
6. Surat pernyataan bahwa yang bersangkutan ingin menjadi anggota BPSK
disertai bukt i-bukti yang menyatakan bahwa yang bersangkutan berpengalaman atau berpengetahuan di bidang hukum, industri,
perdagangan, kesehatan, pertambangan, pertanian, kehutanan, perhubungan atau keuangan.
7. Surat pengusulan pencalonan dari lembaga yang diwakilinya.
8. Bagi anggota yang berasal dari unsur konsumen harus melampirkan Tanda
Daftar Lembaga Perlindungan Konsumen TDLPK. 9.
Pasfoto terakhir ukuran 4 x 6 sebanyak 2 dua lembar. Sebelum melaksanakan tugas, anggota BPSK wajib mengucapkan sumpah
dihadapan Bupati atau Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berhenti
apabila:
45
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri.
3. Sakit secara terus-menerus.
4. Berakhir masa jabatan sebagai anggota BPSK.
44
Pasal 7 SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 301MPPKEP102001 Tentang Pengangkatan, Pemberhentian, Anggota dan Sekretariat Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen.
45
Pasal 11 SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 301MPPKEP102001 Tentang Pengangkatan, Pemberhentian, Anggota dan Sekretariat Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen.
Universitas Sumatera Utara
5. Telah mencapai usia 65 enam puluh lima tahun.
6. Telah mencapai usia pensiun 56 lima puluh enam tahun bagi anggota
yang mewakili unsur pemerintah. Dan anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen juga dapat
diberhentikan apabila:
46
1. Melakukan perbuatan yang menyimpang dari tugas dan wewenang BPSK.
2. Melanggar peraturan di bidang perlindungan konsumen.
3. Merugikan konsumen atau pelaku usaha.
4. Melakukan perbuatan tercela.
5. Melanggar sumpah atau janji.
6. Dihukum penjara karena melakukan tindak pidana.
Usulan pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada angka 1, 2, 3, 4, dan 5 diajukan oleh Bupati atau Walikota kepada Menteri setelah yang
bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri. Usulan pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan oleh Bupati atau
Walikota kepada Menteri dengan melampirkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Anggota Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa keanggotaannya berakhir digantikan oleh anggota pengganti antar waktu. Usulan anggota
pengganti antar waktu diajukan dari calon anggota yang diusulkan oleh Bupati atau Walikota. Masa keanggotaan pengganti antar waktu sesuia dengan masa
keanggotaan yang digantikan.
47
Dan sesuai dengan Pasal 50 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, adapun struktur Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yaitu terdiri dari:
46
Pasal 12 SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 301MPPKEP102001 Tentang Pengangkatan, Pemberhentian, Anggota dan Sekretariat Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen.
47
Sentosa Sembiring. Op. cit. hal. 349.
Universitas Sumatera Utara
1. Ketua merangkap anggota
2. Wakil ketua merangkap anggota
3. Anggota
ketua Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berasal dari unsur pemerintah dan dipilih diantara dan oleh para anggota, wakil ketua Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen berasal dari unsur di luar pemerintah dan dipilih diantara dan oleh para anggota. Masa jabatan ketua dan wakil ketua Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen selama 5 lima tahun dan dapat dipilih serta diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya selama masih
memenuhi syarat pegangkatan.
48
48
Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 5 SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 301MPPKEP102001 Tentang Pengangkatan, Pemberhentian, Anggota dan
Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
Pada setiap Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dibentuk Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang
terdiri atas Kepala Sekretariat dan Anggota yang pengangkatan dan pemberhentiannya dilakukan oleh Menperindag Pasal 51 ayat 1, ayat 2, dan
ayat 3 Undang-Undang Perlindungan Konsumen . kepala sekretariat dan anggota sekretariat berasal dari aparatur pemerintah yang ruang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi bidang perdagangan, dan bukan anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Kepala sekretariat dan anggota sekretariat
wajib memiliki pengetahuan dan berpengalaman di bidang perlindungan konsumen. Calon kepala sekretariat dan anggota sekretariat diusulkan oleh Ketua
Badan Penyelesaian Sengketa Kkonsumen kepada Menteri. Kepala sekretariat dan
Universitas Sumatera Utara
anggota sekretariat sebelum melaksanakan tugas wajib mengucapkan sumpah dihadap[an ketua BPSK sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Adapun biaya pelaksanaan tugas Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, Pasal 90 Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 2001.
49
E. Tugas dan Kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen