Pembuktian Terbalik Beberapa Ketentuan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen

d. Gugatan yang diajukan oleh sekelompok konsumen, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat atau pemerintah, sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a, b, c, dan huruf d diajukan kepada peradilan umum. Jadi gugatan kelompok itu hanya dapat dijalankan oleh sekelompok konsumen, LPKSM dengan syarat tertentu apabila kerugian materi yang diderita besar danatau korban yang tidak sedikit.

2. Pembuktian Terbalik

Terdapat pula hal baru lainnya yang berbeda dalam menangani kasus sengketa pada umumnya. Diantaranya adalah digunakannya sistem pembuktian terbalik dalam kasus-kasus perlindungan konsumen. Untuk kasus pidana pembuktian terbalik ini diatur dalam Pasal 22 UUPK, sedang untuk kasus perdata diatur dalam Pasal 28 UUPK. Lengkapnya ketentuan tersebut berbunyi sebagai berikut: Pasal 22 UUPK menyatakan bahwa “pembuktian ada tidaknya unsur kesalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 4, Pasal 20, dan Pasal 21 merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha tanpa menutup kemungkinan bagi jaksa untuk melakukan pembuktian” Penjelasan pasal ini menyatakan bahwa penggunaan cara tersebut adalah untuk menerapkan sistem pembuktian terbalik. Pasal 28 UUPK menyatakan bahwa “pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 23 merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha” Jadi tanggung jawab pelaku usaha periklanan untuk membuktikan ada tidaknya kesalahan atas iklan yang diproduksinya dan segala akibat yang Universitas Sumatera Utara ditimbulkannya Pasal 20 UUPK. Demikian pula dengan tanggung jawab importir pemasok barang danatau jasa ke wilayah Indonesia yang bukan pembuat barang danatau penyedia jasa, maupun bukan agen atau perwakilan dari luar negeri barang danatau jasa yang dimasukkannya itu Pasal 21 UUPK. Pembuktian ada tidaknya kesalahan pidana dalam transaksi barang danatau jasa tersebut dibebankan kepada pelaku usaha. Selanjutnya begitu pula dengan tanggung jawab pelaku usaha dalam gugatan ganti rugi perdata berdasarkan Pasal 19, 22 dan 23 UUPK. Pada pelanggaran Pasal 23 UUPK, pelaku usaha yang dibebani pembuktian terbalik itu adalah pelaku usaha yang menolak danatau tidak memberi tanggapan danatau tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 1 sampai dengan ayat 4 UUPK. Perlu diperhatikan bahwa tanggung jawab pelaku usaha dalam gugatan ganti rugi konsumen tidak berlaku, apabila pelaku usaha dapat membuktikan kesalahan konsumen dalam peristiwa tersebut Pasal 19 ayat 5 UUPK. 146

3. Hal-Hal lain