Mediasi Arbitrase Penyelesaian Sengketa Konsumen Melalui Badan Penyelesaian Sengketa konsumen

Pada Pasal 1 angka 9 Kepmenperindag Nomor 350MPPKep122001 menjelaskan bahwa konsiliasi adalah proses penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dengan perantaraan BPSK untuk mempertemukan pihak yang bersengketa, dan penyelesaianya diserahkan kepada para pihak. Penyelesaian dengan cara ini dilakukan sendiri oleh para pihak yang bersengketa dengan didampingi oleh majelis yang bertindak pasif sebagai konsiliator. 158 Atau lebih rinci proses penyelesaian sengketa secara konsiliasi di BPSK ialah: 159 1 BPSK membentuk sebuah badan sebagai pasif fasilitator. 2 Badan yang membiarkan yang bermasalah untuk menyelesaikan masalah mereka secara menyeluruh oleh mereka sendiri untuk bentuk dan jumlah kompensasi. 3 Ketika sebuah penyelesaian dicapai, itu akan dinyatakan sebagai persetujuan rekonsiliasi yang diperkuat oleh keputusan BPSK. 4 Penyelesaian dilaksanakan paling lama 21 dua puluh satu hari kerja.

b. Mediasi

Penyelesaian sengketa dengan cara mediasi berdasarkan Pasal 1 angka 10 menjelaskan bahwa mediasi merupakan proses penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dengan perantaraan BPSK sebagai penasihat dan penyelesaiannya diserahkan kepada para pihak. Penyelesaian dengan cara ini dilakukan sendiri oleh para pihak yang bersengketa dengan didampingi oleh 158 Pasal 5 ayat 1 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. 159 “Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen: penyelesaian Sengketa Konsumen Melalui Konsiliasi, Mediasi dan Arbitrase”, http:www.mediakonsumen.comhtmlkepmen 605-02.htm. Universitas Sumatera Utara majelis yang bertindak aktif sebagai mediator. 160 Dalam mediasi, peranan seorang mediator merupakan ciri khas karena mediasi merupakan suatu prosedur melalui pihak ketiga yang netral, membantu para pihak yang bersengketa mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan sengketanya. Dalam mediasi, mediator tidak membuat suatu solusi atau putusan. 161 Cara mediasi ini hampir mirip sama dengan cara konsiliasi, yang membedakan diantara keduanya adalah kalau mediasi didampingi oleh majelis yang aktif, sedangkan cara konsiliasi didampingi oleh majelis yang pasif. Adapun rincian penyelesaian sengketa secara mediasi yaitu: 162 1 BPSK membentuk sebuah fungsi badan sebagai fasilitator yang aktif untuk memberikan petunjuk, nasehat dan saran kepada yang bermasalah. 2 Badan ini membiarkan yang bermasalah menyelesaikan permasalahan mereka secara menyeluruh untuk bentuk dan jumlah kompensasinya. 3 Ketika sebuah penyelesaian dicapai, itu akan diletakkan pada persetujuan rekonsiliasi yang diperkuat oleh keputusan BPSK. 4 Penyelesaian dilaksanakan paling lama 21 dua puluh satu hari kerja.

c. Arbitrase

Berbeda dengan cara konsiliasi dan mediasi, berdasarkan Pasal 1 angka 11 Kepmenperindag No. 350MPPkep122001 arbitrase adalah proses penyelesaian 160 Pasal 5 ayat 2 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. 161 Paustinus Siburian, Arbitrase Online Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdagangan Secara Elektronik, Jakarta: Djambatan, 2004, hal. 91. 162 “Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen: penyelesaian Sengketa Konsumen Melalui Konsiliasi, Mediasi dan Arbitrase”, http:www.mediakonsumen.comhtmlkepmen 605-02.htm. Universitas Sumatera Utara sengketa konsumen di luar pengadilan yang dalam hal ini para pihak yang bersengketa menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kepada BPSK. Cara penyelesaian sengketa konsumen dengan cara arbitrase berbeda dengan dua cara sebelumnya. Dalam cara arbitrase, badan atau majelis yang dibentuk BPSK bersikap aktif dalam mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa jika tidak terdapat kata sepakat di antara mereka. Cara pertama yang dilakukan adalah badan ini memberikan penjelasan kepada pihak-pihak yang bersengketa perihal perundang-undangan yang berkenaan dengan hukum perlindungan konsumen. Lalu, masing-masing pihak-pihak yang bersengketa diberikan kesempatan yang sama untuk menjelaskan apa saja yang dipersengketakan. Nantinya, keputusan yang dihasilkan dalam penyelesaian sengketa ini adalah menjadi wewenang penuh badan yang dibentuk BPSK tersebut. 163 Dan secara rinci proses penyelesaian melalui arbitrase adalah: 164 1 Para pihak bermasalah memilih sendiri arbiter dalam menyelesaikan masalah konsumen. 2 Kedua belah pihak seutuhnya membiarkan badan tersebut menyelesaikan permasalahan mereka. 3 BPSK membuat sebuah penyelesaian final yang mengikat; 4 Penyelesaian harus diselesaikan dalam jangka waktu 21 dua puluh satu hari kerja paling lama. 163 Happy Susanto. Op. cit. hal. 79. 164 “Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen: penyelesaian Sengketa Konsumen Melalui Konsiliasi, Mediasi dan Arbitrase”, http:www.mediakonsumen.comhtmlkepmen 605-02.htm. Universitas Sumatera Utara 5 Ketika kedua belah pihak tidak puas pada penyelesaian tersebut, kedua belah pihak dapat mengajukan keluhan kepada pengadilan negeri dalam 14 empat belas hari setelah penyelesaian di informasikan. 6 Tuntutan dari kedua belah pihak harus dipenuhi dengan persyaratan sebagai berikut. 7 Surat atau dokumen yang diberikan ke pengadilan adalah diakui atau dituntut salahpalsu. 8 Dokumen penting ditemukan dan di sembunyikan oleh lawan, atau 9 Penyelesaian dilakukan melalui satu dari tipuan pihak dalam investigasi permasalahan di pengadilan. 10 Pengadilan negeri dari badan peradilan berkewajiban memberikan penyelesaian dalam 21 dua puluh satu hari kerja. 11 Jika kedua belah pihak tidak puas pada keputusan pengadilanpenyelesaian, mereka tetap memberikan kesempatan untuk mendapatkan sebuah kekuatan hukum yang cepat kepada pengadilan tinggi dalam jangka waktu 14 empat belas hari. 12 Pengadilan Tinggi badan pengadilan berkewajiban memberikan penyelesaian dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari. D. Kendala-Kendala yang Dihadapi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dalam Mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Universitas Sumatera Utara

1. Kendala KelembagaanKonstitusional