Permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Selain kegiatan perdagangan usaha dapat juga melakukan kegiatan usaha produksi, promosi atau penawaran, periklanan dan impor. Pasal 18 mengatur larangan yang diterapkan secara umum. Secara garis besar, larangan tersebut dapat dibagi ke dalam 2 dua larangan pokok, yaitu: 71 a. Larangan mengenai produk itu sendiri, yang tidak memenuhi syarat dan standar yang layak untuk dipergunakan atau dipakai atau dimanfaatkan oleh konsumen. b. Larangan mengenai ketersedian informasi yang tidak benar dan tidak akurat, serta yang menyesatkan konsumen.

B. Permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen, membedakan jenis gugatan yang dapat diajukan ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berdasarkan persona in judicio. setiap gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh: 72 1. Seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan. 2. Sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama. 3. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya masyarakat yang memenuhi syarat, yaitu badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran dasarnya menyebutkan bahwa tujuan didirikan organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya. 4. Pemerintah danatau instansi terkait apabila barang danatau jasa yang dikonsumsi atau dimanfaatkan mengakibatkan kerugian materi yang besar dan atau korban yang tidak sedikit. Hal ini hanya merupakan ketentuan umum. Karena itu, dalam ketentuan Pasal 46 ayat 2 UUPK ditentukan lebih lanjut bahwa gugatan yang diajukan oleh sekelompok konsumen, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat, 71 Ibid 72 Pasal 46 ayat 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Universitas Sumatera Utara atau pemerintah, sebagaiman dimaksud dalam huruf 2, 3, dan 4 di atas, hanya dapat diajukan kepada peradilan umum. Ketentuan tersebut sebenarnya hanya berupa penegasan kembali dari Pasal 45 ayat 1 UUPK “yang menyatakan bahwa setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha, atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum”. Penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 ayat 2 Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen ini, tidak menutup kemungkinan dilakukannya penyelesaian secara damai oleh para pihak yang bersengketa. Pada umumnya dalam setiap proses penyelesaian sengketa, selalu diupayakan untuk menyelesaikannya secara damai diantara kedua belah pihak yang bersengketa. Yang dimaksud dengan penyelesaian secara damai adalah “penyelesaian yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersengketa pelaku usaha dan konsumen tanpa melalui pengadilan atau Badan Penyelesaian sengketa Konsumen, dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen”. 73 Adapun bentuk permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen PSK diajukan secara lisan atau tertulis ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen melalui sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen setempat oleh konsumen. Dalam hal konsumen meninggal dunia, sakit atau telah usia lanjut 73 Az. Nasution. Op. cit. hal. 225. Universitas Sumatera Utara manula, belum dewasa, orang asing Warga Negara Asing, maka permohonan diajukan oleh ahli waris atau kuasanya. Hal ini diatur dalam Pasal 15 sampai dengan Pasal 17 SK Menperindag Nomor 350MPPKep122001. 74 Isi permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen harus memuat secara benar dan lengkap mengenai: 75 1. Identitas konsumen, ahli waris atau kuasanya disertai bukti diri. 2. Nama dan alamat pelaku usaha. 3. Barang atau jasa yang diadukan. 4. Bukti perolehan, keterangan tempat, waktu dan tanggal perolehan barang atau jasa yang diadukan. 5. Saksi-saksi yang mengetahui perolehan barang atau jasa, foto-foto barang atau kegiatan pelaksanaan jasa, bila ada. Permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen ditolak, jika: 76 1. Tidak memuat persyaratan-persyaratan isi permohonan penyelesaian sengketa konsumen tersebut. 2. Permohonan gugatan bukan kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Ketentuan Pasal 17 Kepmenperindag ini dijabarkan lebih lanjut dalam Operasional BPSK yang dikeluarkan oleh Direktorat Perlindungan Konsumen Departemen Perdagangan, yaitu menjadi: 77 74 Yusuf shofie. Op. cit. hal. 30. 75 Pasal 16 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. 76 Pasal 17 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. 77 Susanti Adi Nugroho. Op. cit. hal. 153-154. Universitas Sumatera Utara 1. Setiap permohonan secara tertulis tidak dapat diterima, apabila tidak disertai dengan bukti-bukti secara benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Kepmenperindag No. 350 Tahun 2001. 2. Setiap permohonan pengaduan secara lisan tidak dapat diterima bilamana tidak mengisi dan menyerahkan formulir pengaduan dan tidak disertai bukti-bukti yang benar, sebagaimana disebutkan pada huruf a di atas. Formulir dibuat dalam rangkap empat. 3. Pengaduan yang bukan merupakan kewenangan BPSK tidak dapat diterima meskipun penggugatnya merupakan konsumen akhir, adalah: a. Tergugatnya adalah lembaga atau instansi pemerintah baik sipil maupun militer contohnya dalam masalah SIUP, KTP, sertifikat, penyalahgunaan kekuasaan, dan lain-lain. b. Barang atau jasa yang dikonsumsi, secara hukum dilarang untuk dikonsumsi atau diperdagangkan contohnya dalam masalah narkoba, barang purbakala, jasa kenikmatan yang dilarang,dan lain-lain. c. Kasus pidana yang dilakukan oleh pelaku usaha. 4. Pengadu yang bukan konsumen akhir atau gugatan Joinder tidak dapat diterima oleh BPSK. 5. Pelaku usaha tidak boleh mengajukan gugatan kepada konsumen melalui BPSK. Dari segi administratif, pemohonan penyelesaian sengketa konsumen dicatat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen sesuai format yang akan disediakan. Permohonan penyelesaian sengketa konsumen yang dibuat secara Universitas Sumatera Utara tertulis yang diterima oleh Sekretariat BPSK dibubuhi tanggal dan nomor registrasi dan diberikan tanda bukti terima kepada pemohon. 78 Untuk permohonan yang diajukan secara tidak tertulis harus dicatat oleh sekretariat BPSK dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu dan dibubuhi tanda tangan atau cap jempol oleh konsumen atau ahli warisnya atau kuasanya dan kepada pemohon diberikan bukti tanda terima. 79 Berkas permohonan penyelesaian sengketa baik tertulis maupun tidak tertulis dicatat oleh Sekretariat BPSK dan dibubuhi tanggal dan nomor registrasi. Terhadap formulir pengaduan penyelesaian sengketa konsumen dilakukan penelitian yang meliputi penelitian kelengkapan formulir pengaduan dan bukti- bukti pendukung. 80

C. Susunan Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dan Kepaniteraan