3. Bagi konsumen sulit membuktikan unsur ada tidaknya kesalahankelalaian
pengusahaprodusen dalam proses produksi, pendistribusian, dan penjualan barang dan atau jasa yang telah dikonsumsi konsumen.
Di dalam praktik, dalam penerapan sistem beban pembuktian terbalik, pelalu usaha harus membuktikan ada tidaknya unsur kesalahan, sedangkan
konsumen tetap dibebani pembuktian, adanya kerugian yang diderita kosumen akibat mengkonsumsi barang danatau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.
Jadi yang menjadi beban dan tanggung jawab pelaku usaha adalah membuktikan tidak adanya unsur kesalahan, bukan tidak adanya unsur kerugian pada konsumen.
F. Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dijatuhkan paling lambat dalam waktu 21 dua puluh satu hari kerja sejak gugatan diterima di
sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
120
Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen, isi putusan majelis BPSK bersifat final dan mengikat.
121
120
Pasal 55 Undang-Undang Perlindungan Konsumen jo. Pasal 38 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen.
121
Pasal 55 ayat 3 Undang-Undang Perlindungan Konsumen jo. Pasal 42 Ayat 1 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen.
Kata final disini berarti tidak ada upaya hukum banding dan kasasi atas putusan majelis BPSK. Sedangkan isi putusan
amar putusan dalam hal penyelesaian sengketa konsumen dikabulkan, antara lain berupa penjatuhan sanksi administratif maksimal Rp. 200.000.000,00 dua
Universitas Sumatera Utara
ratus juta rupiah.
122
Isi putusan majelis BPSK tidak berupa penjatuhan sanksi administratif jika ternyata hasil penyelesaian sengketa konsumen, baik dengan
cara konsiliasi atau mediasi telah dibuat dalam perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh konsumen dan pelaku usaha.
123
Perjanjian tersebut dikuatkan dengan keputusan Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang
ditandatangani ketua dan anggota majelis.
124
Dalam hal ternyata hasil penyelesaian sengketa konsumen dicapai melalui arbitrase, maka hasilnya dituangkan dalam
bentuk putusan Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang ditandatangani Ketua dan Anggota Majelis Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen, dimana di dalamnya diperkenankan penjatuhan sanksi administratif.
125
Proses dikeluarkannya putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dilakukan dengan tahapan:
126
1. Didasarkan atas musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Maksimal jika hal itu telah diusahakan dengan sungguh-sungguh ternyata
tidak tercapai mufakat, maka putusan dilakukan dengan cara votingsuara terbanyak.
122
Pasal 52 huruf m Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Pasal 60 Ayat 2 Undang- Undang Perlindungan konsumen jo. Pasal 37 ayat 5 Kepmenperindag No.
350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
123
Pasal 37 ayat 3 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
124
Pasal 37 ayat 1 dan 2 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
125
Pasal 37 ayat 4 dan 5 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
126
Pasal 39 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Amar putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen terbatas pada 3 tiga alternatif, yaitu:
127
1. Perdamaian
2. Gugatan ditolak
3. Gugatan dikabulkan
Jika gugatan dikabulkan, maka dalam amar putusan ditetapkan kewajiban yang harus dilakukan pelaku usaha, dapat berupa sebagai berikut:
128
1. Ganti kerugian atas kerusakan, pencemaran danatau kerugian konsumen
akibat mengkonsumsi barang danatau memanfaatkan jasa yang dapat berupa:
a. Pengembalian uang
b. Penggantian barang danatau jasa yang sejenis dan atau setara nilainya,
atau c.
Perawatan kesehatan danatau pemberian santunan 2.
Sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi maksimal Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah.
Undang-Undang Perlindungan Konsumen tidak mengatur dalam waktu berapa lama putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen diberitahukan
kepada para pihak, hal ini karena menyangkut salah satu ketentuan teknis lebih lanjut tentang pelaksanaan tugas majelis. Pasal 41 ayat 1 SK Menperindag
Nomor 350MPPKep12200, menentukan bahwa “putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen diberitahukan secara tertulis kepada para pihak sesuai
dengan alamat masing-masing dalam waktu paling lambat 7 tujuh hari kerja sejak putusan dibacakan”.
127
Pasal 40 Kepmenperindag No. 350MPPKep122001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
128
Yusuf Sofhie. Op. cit. hal. 46.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pasal 56 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, pelaku usaha wajib melaksanakan putusan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen dalam waktu paling lambat dalam 7 tujuh hari kerja sejak menerima putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dimaksud.
G. Upaya Hukum