Keterbatasan Penelitian Gambaran Posisi Duduk Menggunakan Kursi Ergonomis, KursiSofa, dan
Ibu menyusui yang tidak menggunakan kursi biasanya melakukan aktivitas menyusui dengan durasi yang terlalu lama dalam keadaan duduk
dengan posisi yang salah karena ibu biasanya tidak bersandar atau bersandar ditembok akan menyebabkan pegal-pegal. Ini sesuai dengan pendapat Pheasant
1991, posisi duduk tidak menggunakan kursi tanpa sandaran menyebabkan fleksi lutut dan fleksi tulang belakang pada tungkai atas sekitar 90
pada kedua keadaaan tersebut Terlalu lama duduk dengan posisi yang salah akan
menyebabkan otot-otot menjadi spasme dan dapat merusak jaringan lunak. Posisi tubuh yang salah selama duduk membuat tekanan abnormal dari jaringan
sehingga menyebabkan rasa sakit dalam Hamitz, 2000. Posisi duduk yang menggunakan kursisofa seharusnya duduk di atas
kursi dengan alas duduk dan sandaran keras. Alas duduk dan sandaran yang ideal membentuk sudut 100
- 110 . Tinggi alas duduk harus sesuai sehingga orang
dapat duduk dengan fleksi sempurna baik pada sendi lutut dan panggul, sedangkan kaki tepat mendatar di atas lantai. Sofa merupakan tempat duduk yang
ideal namun untuk jangka waktu lama akan menimbulkan nyeri akibat regangan otot-otot hamstring dan ligamentum longitudinal posterior Judana, 1981.
Menurut Anderson 1995, posisi duduk yang menggunakan kursi ergonomis adalah posisi tulang belakang harus menyerupai posisi tulang
belakang pada saat berdiri normal, yaitu membentuk huruf S apabila dilihat dari samping. Posisi duduk dengan tulang punggung membentuk kurva S akan lebih
baik dari sisi anotomi maupun dari sisi beban atau gaya minimum. Beban yang
tetap pada otot punggung diminimasikan melalui aktivitas otot yang akan meningkat ketika duduk dengan postur merosot ke depan.
RULA diterapkan untuk mengevaluasi hasil pendekatan yang berupa skor resiko antara satu sampai tujuh, yang mana skor tertinggi menandakan level yang
mengakibatkan resiko yang besar berbahaya untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini bukan berarti bahwa skor terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti
bebas dari ergonomic hazard. Oleh sebab itu metode RULA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang berisiko dan dilakukan perbaikan sesegera
mungkin Lueder, 1996. Pengukuraan dengan metode RULA pada ibu menyusui dilakukan
dengan cara observasi secara langsung pekerja atau operator saat bekerja selama beberapa siklus tugas untuk memilih tugas task dan postur untuk pengukuran.
Alat ini memasukan skor tunggal sebagai gambaran foto dari sebuah pekerjaan, yang mana rating dari postur, besarnya gaya atau beban dan pergerakan yang
diharapkan. Risiko adalah hasil perhitungan menjadi suatu nilai atau skor 1 rendah sampai skor tinggi 7, skor tersebut adalah dengan menggolongkan
menjadi 4 level gerakan atau aksi itu memberikan sebuah indikasi dari kerangka waktu yang mana layak untuk mengekspektasi pengendalian risiko yang akan
diajukan Staton dalam Ikrimah 2010. Metode RULA dipilih karena ibu menyusui berada pada posisi statis
dalam waktu yang lama dalam sekali menyusui dan mengakibatkan pembebanan fisik pada postur tubuh bagian atas seperti leher, bahu, tangan, dan punggung
dikarenakan beban bayi yang ibu bawa. Oleh karena itu, sangat cocok untuk menilai postur tubuh ibu menyusui dalam menggunakan posisi duduk
menggunakan kursi ergonomis, kursisofa dan tidak menggunakan kursi karena ibu menyusui pada posisi yang statis selama 30-60 menit dalam sekali menyusui
dan pembebanan postur tubuh lebih banyak terjadi pada tangan, leher, bahu, dan punggung.
Berdasarkan hasil skor RULA yang
menggunakan kursi ergonomis
telah dikombinasi didapatkan rata-rata level risiko
dikategorikan
6 dengan level risiko sedang yang dimana harus ada tindakan dalam waktu dekat yang diambil ibu untuk
memperbaiki postur duduknya.
Berdasarkan hasil skor RULA yang menggunakan kursisofa telah dikombinasi didapatkan rata-rata level risiko dikategorikan 7
dengan level risiko tinggi. Berdasarkan hasil skor RULA yang tidak menggunakan kursi telah dikombinasi didapatkan rata-rata level risiko
dikategorikan 7 dengan level risiko tinggi. Pada hasil skor RULA menggunakan kursisofa dan tidak menggunakan
kursi sama-sama mendapatkan level risiko 7 yang dimana level tersebut tinggi dengan harus mengambil tindakan sekarang juga. Berarti ibu harus memperbaiki
postur tubuhnya sekarang juga dan harus menambahkan ganjalan bantal pada punggung supaya posisi tulang belakang menyerupai posisi tulang belakang pada
saat berdiri normal, yaitu membentuk huruf S apabila dilihat dari samping itu sesuai dengan pendapat Anderson 1995, posisi duduk yang menggunakan kursi
ergonomis adalah posisi tulang belakang harus menyerupai posisi tulang belakang pada saat berdiri normal, yaitu membentuk huruf S apabila dilihat dari
samping. Posisi duduk juga yang menggunakan kursisofa seharusnya duduk di atas kursi dengan alas duduk dan sandaran keras. Menurut Judana 1981, alas
duduk dan sandaran yang ideal membentuk susut 100 - 110