Desain Kursi TINJAUAN PUSTAKA

Desain kursi terbagi menjadi dua yaitu kursi ergonomi dan kursi non ergonomi : 1. Kursi Ergonomis Penerapan ergonomi dalam pembuatan kursi dimaksudkan untuk mendapatkan sikap tubuh yang ergonomis dalam bekerja. Sikap ergonomis ini diharapkan efesiensi kerja dan mengurangi keluhan otot-otot skeletal. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan relaksasi pada otot- otot yang sedang dipakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah dan sensibilitas bagian- bagian tersebut. Dalam mendesain kursi kerja yang ergonomis harus memenuhi kriteria-kriteria atau aturan baku tentang tempat duduk dan meja kerja dengan berpedoman pada ukuran-ukuran antropometri orang Indonesia dalam Wardaningsih 2010. Menurut Nurmianto 2004 kriteria kursi ergonomis yaitu: a. Stabilitas Duduk : Diharapkan suatu kursi mempunyai emapt atau lima kaki untuk menghindari ketidakstabilan duduk. b. Kekuatan Produk : Kursi harus dirancang baik sehingga kompak dan kuat dengan konsentrasi perhatian pada bagian yang mudah retak yaitu pada bagian sandaran tangan Arm Set dan sandaran punggung Back Rest. c. Mudah naik turunkan : Ketinggian kursi baiknya mudah diatur pada saat duduk tanpa harus turun dari kursi. d. Sandaran Punggung : Sandaran punggung adalah penting untuk memahami beban punggung kearah belakang Lumbar Spine. Hal itu haruslah dirancang dapat digerakkan naik turun maupun maju mundur. Selain itu dapat pula diatur fleksibilitasnya sehingga sesuai dengan bentuk punggung. e. Fungsional : Bentuk tempat duduk tidak boleh menghambat berbagai macam alternative perubahan postur. f. Bahan Material : Tempat duduk dan sandaran punggung harus dilapisi dengan material yang cukup lunak. g. Kedalaman Kursi : Kedalaman kursi depan-belakang harusnya sesuai dengan dimensi panjang antara lipat lutut popliteal dengan pantat buttock. h. Lebar Kursi : Lebar kursi minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 persentil populasi. i. Lebar Sandaran Punggung : Seharusnya sama dengan lebar punggung wanita 5 persentil populasi. Jika terlalu lebar akan mempengaruhi kebebasan gerak siku. j. Bangku Tinggi : Kursi untuk bangku tinggi harus diberikan sandaran kaki yang dapat digerakan naik turun. 2. Kursi Non Ergonomis Selain kursi ergonomi dapat pula kursi yang tidak ergonomi, adapun kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut: a Kedalaman landasan tempat duduk terlalu besar sehingga bagian depan terlalu kedepan sehingga pekerja akan memajukan posisi duduknya dan menyebabkan bagian punggung tidak dapat bersandar. b Kursi yang terlalu dan tidak dilengkapi dengan sandaran pinggang tidak dapat dimanfaatkan oleh karena mereka harus duduk maju ke depan agar dapat melakukan pekerjaannya. Ruang antara alas duduk dan tepi bawah meja terlalu sempit sehingga menyebabkan paha pekerja tertekan. c Sandaran pinggang yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gerakan bahu dan tangan terbatas dan posisi kerja yang tidak nyaman Panero dkk dalam Wardaningsih, 2010.

F. Kerangka teori

Menurut Bridger 2003 faktor risiko ergonomi berisiko menimbulkan efek kesehatan yang berhubungan dengan ergonomi seperti postur tubuh, frekuensi, durasi, forcegaya, faktor objek. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya postur tubuh yaitu posisi kerja duduk. Posisi kerja dipengaruhi oleh hubungan antara dimensi tubuh dan stasiun kerjanya workstation Pheasant, 2003. Posisi duduk yang diamati yaitu posisi menggunakan kursisofa, posisi menggunakan kursi ergonomis, dan tidak menggunakan kursi. Menurut Anderson 1995, posisi duduk yang menggunakan kursi ergonomis adalah posisi tulang belakang harus menyerupai posisi tulang belakang pada saat berdiri normal, yaitu membentuk huruf S apabila dilihat dari samping. Posisi duduk dengan tulang punggung membentuk kurva S akan lebih baik dari sisi anotomi maupun dari sisi beban atau gaya minimum. Beban yang tetap pada otot punggung diminimasikan melalui aktivitas otot yang akan meningkat ketika duduk dengan postur merosot ke depan. Posisi duduk yang menggunakan kursisofa seharusnya duduk di atas kursi dengan alas duduk dan sandaran keras. Alas duduk dan sandaran yang ideal membentuk susut 100 - 110 . Tinggi alas duduk harus sesuai sehingga orang dapat duduk dengan fleksi sempurna baik pada sendi lutut dan panggul, sedangkan kaki tepat mendatar di atas lantai. Sofa merupakan tempat duduk yang ideal namun untuk jangka waktu lama akan menimbulkan nyeri akibat regangan otot-otot hamstring dan ligamentum longitudinal posterior Judana, 1981. Menurut Pheasant 1991, posisi duduk tidak menggunakan kursi tanpa sandaran menyebabkan fleksi lutut dan fleksi tulang belakang pada tungkai atas sekitar 90 pada kedua keadaaan tersebut Terlalu lama duduk dengan posisi yang salah akan menyebabkan otot-otot menjadi spasme dan dapat merusak jaringan lunak. Posisi tubuh yang salah selama duduk membuat tekanan abnormal dari jaringan sehingga menyebabkan rasa sakit dalam Hamitz, 2000. Menurut Marras dan Karwowski 2006, postur tubuh ibu yang diamati saat menyusui meliputi lengan atas, lengan bawah, leher, punggung, tangan, pergelangan tangan, kaki. Menurut Humantech 1995, postur tubuh yang berpotensi menimbulkan postur janggal yaitu tangan, pergelangan tangan, siku, lengan, leher, punggung, kaki dan posisi duduk yang paling berisiko yaitu posisi duduk tidak menggunakan kursi tanpa sandaran Pheasant,1991. Sehingga kerangka teori pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagan 2.2 Kerangka Teori Bridger, 2003; Anderson, 1995; Judana, 1981; Pheasant, 1991 dalam Hamitz, 2000; dan Humantech, 1995 Dimensi Tempat Duduk: 1. Kursi Ergonomis 2. KursiSofa 3. Tidak Menggunakan Kursi Postur Tubuh: 1. Tangan 2. Pergelangan Tangan 3. Siku 4. Lengan 5. Leher 6. Punggung 7. Kaki

Dokumen yang terkait

Pengukuran Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) Pada Operator Pabrik Gambir PT. Ganpati Trading

3 66 237

Pengaruh Penggunaan Kursi Ergonomis terhadap Kenyamanan Posisi Duduk pada Ibu Menyusui Bayi Usia sampai Enam Bulan di Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

0 25 177

Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

5 50 280

Identifikasi Postur Kerja Fisioterapis Stroke Exercise Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum XYZ dengan Pendekatan RULA (Rapid Upper Limb Assesment)

0 5 8

ANALISIS POSTUR KERJA PEMBUATAN GENTENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)(STUDI KASUS : PT. TRIKARTIKA MEGAH GENTENG BETON UNION Salatiga).

0 1 7

TUGAS AKHIRANALISA POSTUR KERJA ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) (Studi kasus: Home Industry Pembuatan Tahu di Kartasura).

2 6 184

ANALISIS POSTUR TUBUH MITRA KERJA PT. SANKYU INDONESIA INTERNASIONAL PADA AREA PVC WARE HOUSE MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) DI PT. ASAHIMAS CHEMICAL CILEGON BANTEN.

1 8 2

ANALISIS POSTUR TUBUH MITRA KERJA PT. SANKYU INDONESIA INTERNASIONAL PADA AREA PVC WARE HOUSE MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT DI PT. ASAHIMAS CHEMICAL CILEGON BANTEN.

0 0 11

ANALISIS POSTUR KERJA OPERATOR DI PABRIK GENTING TANAH LIAT MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST DAN RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (Studi Kasus: Pabrik Genting Super Mantili).

1 3 10

ANALISA POSTUR KERJA PADA PEWARNAAN BATIK TULIS (CELUP TRADISIONAL) DAN (CELUP MESIN) MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

0 1 10