Faktor Resiko Ergonomi TINJAUAN PUSTAKA

dua jenis postur yang sering terjadi ketika bekerja dengan pusat pendukung yang berbeda yaitu: a Postur duduk Menurut Pheasant 1991 postur duduk melibatkan fleksi pada lutut dan fleksi punggung terhadap paha dan saat posisi duduk pusat pendukung tubuh adalah tulang pungung terhadap pelvis. Postur duduk lebih disenangi secara psikologis karena kelebihannya untuk mendukung postur yang stabil pada tubuh dengan nyaman disepanjang waktu, dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan Pheasant, 1986. Menurut Bridger 1995 umumnya seseorang tidak mampu untuk duduk dalam posisi tegak lurus dalam waktu yang lama sehingga mereka akan duduk dalam posisi yang agak sedikit merosot. Posisi duduk yang agak merosot dapat membuat jaringan lunak pada tulang punggung antara anterior dan posterior tertekan sehingga menimbulkan kesakitan. b Postur berdiri Saat posisi berdiri pusat pendukung tubuh adalah kaki. Menurut Bridger 2003 ada beberapa manfaat posisi kerja yang dilakukan dengan berdiri yaitu jangkauan lebih luas dalam posisi berdiri daripada posisi duduk, berat badan dapat digunakan untuk menekan bebanforce, pekerja yang berdiri membutuhkan ruang yang lebih kecil daripada pekerja yang duduk dan kaki sangat efektif pada damping vibration. Beban statis, penekanan pada jaringan lunak dan pembekuan pada vena dapat menyebabkan fatique, oleh sebab itu perlu adanya pergerakan dalam postur berdiri seperti berjalan-jalan atau bergerak dalam waktu yang singkat sebagai relaksasi agar aliran darah ke kaki tetap aktif Bridger dalam Astuti, 2009. Menurut ILO 1998 secara alamiah postur terbagi menjadi dua yaitu: a. Postur Statis : Postur statis merupakan postur yang tetap atau sama hampir disepanjang waktu. Pada postur statis hampir tidak terjadi pergerakan otot dan sendi, sehingga beban yang ada adalah beban statis. Dalam kondisi ini suplai darah yang membawa nutrisi dan oksigen akan terganggu sehingga akan menggangu proses metabolism tubuh. Permasalahan dalam pekerjaan statis adalah postur yang sama dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan stress atau tekanan pada bagian tubuh tertentu dalam Astuti 2009. b. Postur Dinamis : Postur dinamis adalah postur yang terjadi dengan adanya perubahan panjang dan peregangan pada otot serta adanya perpindahan beban. Postur dinamis melibatkan adanya gerakan. Posisi yang paling nyaman bagi tubuh adalah posisi netral dengan pergerakan. Akan tetapi jika pergerakan tersebut terjadi terus menerus dan kelanjutan maka dapat membahayakan kesehatan. Hal ini dapat terjadi karena pergerakan yang berkepanjangan akan membutuhkan energi yang lebih besar daripada posisi statis, terutama pada pergerakan yang ekstrim atau ketika menangani beban yang berat. Perbedaan antara postur statis dan dinamis juga dapat dilihat dari kerja otot, aliran darah, oksigen dan energi yang dikeluarkan pada kedua jenis postur tersebut.Postur kerja yang berbahaya bagi kesehatan dan paling berisiko menimbulkan cidera adalah postur janggal. Postur janggal merupakan posisi tubuhsegmen tubuh yang menyimpang secara signifikan dari posisi range yang normal pada saat melakukan suatu aktivitas yang disebabkan oleh keterbatasan tubuh manusia untuk melawan beban dalam jangka waktu lama. Postur janggal akan menyebabkan stress mekanik pada otot, ligamen, dan persendian sehingga menyebabkan rasa sakit pada otot rangka. Postur janggal membutuhkan energi yang lebih besar pada beberapa bagian otot, sehingga meningkatkan kerja jantung dan paru-paru untuk menghasilkan energi. Semakin lama bekerja dengan postur janggal, maka semakin banyak energy yang dibutuhkan untuk memepertahankan kondisi tersebut, sehingga dampak kerusakan otot rangka yang ditimbulkan semakin kuat Bridger dalam Kurniawati, 2009. Berikut beberapa postur janggal yang berisiko menimbulkan sakit pada bagian tubuh tertentu Van Wely dalam ILO, 1998: Tabel 2.1 : Postur janggal dan kemungkinan terjadinya sakit atau gejala lainnya Sumber: Van Wely dalam ILO, 1998. Postur Janggal Alokasi kemungkinan sakit atau gejala lainnya. Berdiri Pada kaki, region lumbal Duduk tanpa dukungan lumbar Pada region lumbal Duduk tanpa dukungan punggung Pada otot-otot punggung Duduk tanpa footrest tumpuan kaki yang baik dengan ketinggian yang sesuai Pada lutut, kaki dan region lumbar Duduk dengan mengistirahatkan bahu pada permukaan alat kerja yang terlalu tinggi Pada bahu dan otot-otot leher Tangan bagian atas terangkat tanpa dukungan dari alas vertical Pada bahu dan lengan bagian atas Tangan meraih sesuatu yang sulit terjangkau jauh atau tinggi Pada bahu dan lengan bagian atas Kepala mendongkak Pada region leher Posisi membungkuk, punggung yang mengarah ke depan Pada region lumbal, otot-otot punggung Membawa beban berat dengan cara memanggul atau memikul Pada region lumbal, otot-otot punggung Semua posisi tegang Pada semua otot karena semua otot-otot terlibat Posisi ekstrim yang terus menerus pada setiap sendi Pada semua sendi karena semua sendi terlibat Semakin sering dan lama terjadinya postur janggal maka akan semakin perbesar kemungkinan risiko yang ditimbulkan. Selain itu derajat kejanggalan yang terjadi juga menentukan risiko yang ditimbulkan Astuti, 2009. b Frekuensi Banyaknya frekuensi aktivitas mengangkat atau memindahkan dalam satuan waktu menit yang dilakukan oleh pekerja dalam satu hari. Frekuensi gerakan postur janggal ≥ 2 kalimenit merupakan faktor risiko terhadap pinggang. Pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang dapat menyebabkan rasa lelah bahkan nyerisakit pada otot, oleh karena adanya akumulasi produk sisa berupa asam laktat pada jaringan. Akibat lain dari pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang akan menyebabkan tekanan pada otot dengan akibat terjadinya edema atau pembentukan jaringan perut. Akibat adanya jaringan parut maka akan terjadi penekanan di otot yang akan mengganggu fungsi syaraf. Terganggunya fungsi syaraf, destruksi serabut saraf atau kerusakan yang menyebabkan berkurangnya respon syaraf dapat menyebabkan kelemahan pada otot Humantech, 1995. c Durasi Durasi adalah jumlah waktu terpajan faktor risiko. Durasi dapat dilihat sebagai menit-menit dari jam kerja atau hari pekerja perpajan risiko. Durasi juga dapat dilihat sebagai pajanan atau tahun faktor risiko atau karakteristik pekerjaan berdasarkan faktor risikonya. Secara umum, semakin besar pajanan durasi pada faktor risiko, semakin besar pula tingkat risikonya. Durasi dibagi sebagai berikut : a Durasi singkat : 1 jamhari b Durasi sedang : 1-2 jamhari c Durasi lama : 2 jam Risiko fisiologis utama yang dikaitkan dengan gerakan yang sering dan berulang-ulang adalah keletihan atau kelelahan otot. Sepanjang otot mengalami kontraksi, otot tersebut harus menerima pasokan tetap oksigen dan bahan gizi dari aliran darah. Jika gerakan berulang-ulang dari otot menjadi terlalu cepat untuk memberikan oksigen yang memadai mencapai jaringan atau memberikan uptake kalsium, terjadilah kelelahan otot Germain dalam Munir, 2008. d Force gaya Force gaya merupakan usaha mekanik atau fisik yang dikeluarkan untuk melakukan gerakan atau peregangan American Dental Association, 2004. force gaya juga dapat berarti sebagai tenaga yang dikeluarkan ketika melakukan sesuatu force gaya juga berhubungan dengan beban dan berat objek yang ditangani. Semakin berat objek yang ditangani semakin besar force gaya yang harus dikeluarkan tubuh. Secara umum semakin besar gaya yang dikeluarkan untuk menangani suatu objek, maka risiko kesehatan yang dapat terjadi juga akan semakin besar dalam Astuti 2009 e Faktor Objek 1. Berat objek Menurut ILO, beban maksimum yang diperbolehkan untuk diangkat oleh seseorang adalah 23-25 kg. Mengangkat beban yang terlalu berat akan mengakibatkan tekanan pada discus pada tulang belakang deformitas discus. Deformitas discus menyebabkan derajat kurvatur lumbar lordosis berkurang sehingga pada akhirnya mengakibatkan tekanan pada jaringan lunak. Selain itu, beban yang berat juga dapat menyebabkan kelelahan karena dipicu peningkatan tekanan pada discus intervertebra Bridger, 1995. 2. Besar dan bentuk objek Ukuran dan bentuk objek ikut mempengaruhi terjadinya gangguan otot rangka. Ukuran objek harus cukup kecil agar dapat diletakkan sedikit mungkin dari tubuh. Lebar objek yang besar dapat membebani otot pundak atau bahu lebih 300-400mm, panjang lebih dari 350mm dengan ketinggian lebih 450mm. sedangkan bentuk objek yang baik harus memiliki pegangan, tidak ada sudut tajam dan tidak dingin atau panas saat diangkat. Mengangkat objek tidak boleh hanya dengan mengandalkan kekuatan jari, karena kemampuan otot jari terbatas sehingga dapat cidera pada jari Kumar, 1999.

C. Menyusui

Menurut Roesli 2000, menyusui adalah proses pemberian ASI kepada bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI. Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan alat- alat khusus dan biaya yang mahal namun membutuhkan kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari lingkungan keluarga terutama suami. Lawrence dalam Roesli 2001, menyatakan bahwa menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan seorang ibu pada bayinya. Dalam keadaan miskin, sakit atau kurang gizi, menyusui merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan bayi. 1. Definisi ASI Air Susu Ibu adalah cairan putih yang merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar mamari pada manusia. ASI merupakan satu-satunya makanan alami berasal dari tubuh yang hidup, disediakan bayi sejak lahir hingga berusia 2 tahun lebih Siregar, 2004. ASI diproduksi atau dibuat oleh kelenjar susu atau pabrik ASI. Kemudian disalurkan melalui saluran susu ke gudang susu yang terdapat dibawah daerah yang berwarna gelap atau cokelat tua disekitar putting susu. Gudang susu ini sangat penting artinya, karena merupakan tempat penampungan ASI. Puting susu mengandung banyak saraf sensoris sehingga sangat peka. ASI diproduksi atas hasil kerja gabungaan antara hormon dan refleks. Selama hamil, terjadilah perubahan pada hormon yang berfungsi mempersiapkan jaringan kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Segera setelah melahirkan, bahkan kadang-kadang mulai kehamilan 6 bulan terjadi perubahan hormonal yang menyebabkan payudara mulai memproduksi ASI Roesli, 2000. 2. Pemberian ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai berumur 2 tahun Purwati, 2003. Menurt Roesli 2000 yang berpendapat bahwa yang dimaksud ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa makanan tambahan padat seperti pisang,papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim. Pemberian asi secara eksklusif ini dianjurkan unutk jangka waktu setidaknya 4 bulan, tetapi bila mungkin 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus dikenalkan dengan makanan padat, sedangkan asi dapat diberikan sampai umur 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health Assembly WHA dan banyak negara lainnya adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dalam Inayatillah, 2010. 3. Posisi Menyusui Ada banyak cara untuk memposisikan ibu dan bayinya selama proses

Dokumen yang terkait

Pengukuran Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) Pada Operator Pabrik Gambir PT. Ganpati Trading

3 66 237

Pengaruh Penggunaan Kursi Ergonomis terhadap Kenyamanan Posisi Duduk pada Ibu Menyusui Bayi Usia sampai Enam Bulan di Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

0 25 177

Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

5 50 280

Identifikasi Postur Kerja Fisioterapis Stroke Exercise Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum XYZ dengan Pendekatan RULA (Rapid Upper Limb Assesment)

0 5 8

ANALISIS POSTUR KERJA PEMBUATAN GENTENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)(STUDI KASUS : PT. TRIKARTIKA MEGAH GENTENG BETON UNION Salatiga).

0 1 7

TUGAS AKHIRANALISA POSTUR KERJA ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) (Studi kasus: Home Industry Pembuatan Tahu di Kartasura).

2 6 184

ANALISIS POSTUR TUBUH MITRA KERJA PT. SANKYU INDONESIA INTERNASIONAL PADA AREA PVC WARE HOUSE MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) DI PT. ASAHIMAS CHEMICAL CILEGON BANTEN.

1 8 2

ANALISIS POSTUR TUBUH MITRA KERJA PT. SANKYU INDONESIA INTERNASIONAL PADA AREA PVC WARE HOUSE MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT DI PT. ASAHIMAS CHEMICAL CILEGON BANTEN.

0 0 11

ANALISIS POSTUR KERJA OPERATOR DI PABRIK GENTING TANAH LIAT MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST DAN RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (Studi Kasus: Pabrik Genting Super Mantili).

1 3 10

ANALISA POSTUR KERJA PADA PEWARNAAN BATIK TULIS (CELUP TRADISIONAL) DAN (CELUP MESIN) MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

0 1 10