depan dan belakangnya terdapat kumpulan serabut-serabut kenyal yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang. Fungsi pergerakan dari tulang
belakang sendiri sangat tergantung pada intervertebral discus yang terpisah dari bagian vertebra dan berfungsi sebagai peredam kejutan dalam Selvianti 2009.
D. Metode Penilaian Risiko Ergonomi
Metode penilaian risiko ergonomi digunakan untuk mengidentifikasi gangguan otot rangka pada postur tubuh .terbukti dengan adanya berbagai metode
analisis postur. Berikut metode penlaian risiko ergonomi:
1. Rapid Upper Limb Assesment RULA
a. Definisi RULA Rapid Upper Limb Assesment
RULA atau Rapid Upper Limb Assesment dikembangkan oleh Dr.Lynn Mc Attamney dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergonomi dari universitas
di Nottingham University’s NottinghamInstitute of Occupational ergonomics.
Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomi pada tahun 1993 Lueder, 1996.
Rapid Upper Limb Assesment adalah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang
dialakukan oleh tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus dalam memberikan pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian atas
sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh. Penilaian dengan menggunakan metode RULA membutuhkkan waktu sedikit
untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan
pengangkatan fisik yang dilakukan operator. RULA diperuntukkan dan dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas McAtamney, 1993.
Teknologi ergonomi tersebut mengevaluasi postur atau sikap, kekuatan dan aktivitas otot yang menimbulkan cidera akibat aktivitas berulang repetitive
starain injuries. Ergonomi diterapkan untuk mengevaluasi hasil pendekatan yang berupa skor resiko antara satu sampai tujuh, yang mana skor tertinggi
menandakan level yang mengakibatkan resiko yang besar berbahaya untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini bukan berarti bahwa skor terendah akan
menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari ergonomic hazard. Oleh sebab itu metode RULA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang berisiko dan
dilakukan perbaikan sesegera mungkin Lueder, 1996. RULA disediakan untuk menangani kasus yang menimbulkan resiko
pada muskuloskeletal saat pekerja melakukan aktivitas. Alat tersebut memberikan penilaian resiko yang objektif pada sikap, kekuatan dan aktivitas
yang dilakukan pekerja. RULA telah digunakan di dunia internasional beberapa tahun ini untuk menilai resiko yang dihubungkan dengan Work Related Upper
Linb Disorders WRULD Mardiyanto, 2008. Pengukuraan dengan metode RULA dilakukan dengan cara observasi
secara langsung pekerja atau operator saat bekerja selama beberapa siklus tugas untuk memilih tugas task dan postur untuk pengukuran. Alat ini memasukan
skor tunggal sebagai gambaran foto dari sebuah pekerjaan, yang mana rating dari postur, besarnya gaya atau beban dan pergerakan yang diharapkan. Risiko adalah
hasil perhitungan menjadi suatu nilai atau skor 1 rendah sampai skor tinggi 7,
skor tersebut adalah dengan menggolongkan menjadi 4 level gerakan atau aksi itu memberikan sebuah indikasi dari kerangka waktu yang mana layak untuk
mengekspektasi pengendalian risiko yang akan diajukan Staton dkk dalam Ikrimah 2010.
Langkah penilaian skor RULA adalah sebagai berikut: 1.
Langkah pertama: a. +1 Untuk 20° extension hingga 20° flexion
b. +2 Untuk extension lebih dari 20° atau 20° - 45° flexion c. +3 Untuk 45° - 90° flexion
d. +4 Untuk 90° flexion atau lebih Keterangan:
a. + 1 jika pundakbahu ditinggikan
b. + 1 jika lengan atas abducted
c. -1 jika operator bersndar atau bobot lengan ditopang
Gambar 2.9: Postur Bagian Lengan Atas Staton, 2005
.
2. Langkah kedua : Skor tersebut yaitu:
a. + 1 untuk 60° - 100° flexion b. +2 untuk kurang dari 60° atau lebih dari 100° flexion