dapat membahayakan kesehatan. Hal ini dapat terjadi karena pergerakan yang berkepanjangan akan membutuhkan energi yang lebih besar daripada posisi
statis, terutama pada pergerakan yang ekstrim atau ketika menangani beban yang berat. Perbedaan antara postur statis dan dinamis juga dapat dilihat dari kerja
otot, aliran darah, oksigen dan energi yang dikeluarkan pada kedua jenis postur tersebut.Postur kerja yang berbahaya bagi kesehatan dan paling berisiko
menimbulkan cidera adalah postur janggal. Disarankan pada saat ibu menyusui dalam posisi duduk harus ditunjang
dengan kursi yang tepat seperti menggunakan kursi ergonomis yang dapat membantu duduk dengan postur alami. Ini sesuai dengan pendapat Grandjean
1988, dimana mengatakan duduk dalam postur alami akan mengurangi kerja otot statis untuk menghindari gangguan pada tulag belakang, pinggang, dan kaki
D. Gambaran Postur Janggal Menggunakan Kursi Ergonomis, KursiSofa, dan
Tidak Menggunakan Kursi pada Ibu Menyusui Bayi yang Berumur 0-2 Tahun di Kelurahan Pisangan Tahun 2014
Postur janggal terjadi karena postur tubuh atau segmen tubuh yang menyimpang secara signifikan dari posisi range yang normal pada saat
melakukan suatu aktivitas yang disebabkan oleh keterbatasan tubuh manusia untuk melawan beban dalam jangka waktu lama. Postur janggal akan
menyebabkan stress mekanik pada otot, ligamen, dan persendian sehingga menyebabkan rasa sakit pada otot rangka.
Postur janggal adalah deviasi dari gerakan tubuh atau anggota gerak yang dilakukan oleh pekerja saat melakukan aktifitas kerja secara berulang-ulang dan
dalam waktu yang relatif lama. Gerakan postur janggal merupakan salah satu faktor risiko terjadinya gangguan, penyakit, atau cedera pada sistem otot rangka.
Gangguan, penyakit, atau cidera pada sistem musculoskeletal hampir tidak pernah terjadi secara langsung, akan tetapi lebih merupakan suatu akumulasi dari
benturan kecil maupun besar secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang relatif lama Cohen dkk, 1997. Misalnya ibu yang sedang melakukan aktivitas
menyusui yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkali-kali setiap harinya hingga masa menyusui berhenti, artinya aktivitas menyusui dapat diasumsikan
sebagai proses bekerja yang dapat mengalami postur janggal. Ibu menyusui mengalami postur tubuh yang tidak alamih saat posisi
duduk dikarenakan harus duduk sekaligus menyusui bayinya. Menurut Bernard 1997, dalam ukuran jarak atau dimensi pada dasarnya setiap orang memiliki
keinginan untuk melakukan kegiatannya dalam postur yang optimal. Postur tubuh yang tidak stabil tidak alamiah menunjukan bukti yang kuat sebagai
faktor yang berkontribusi terhadap MSDs dan menimbulkan terjadinya gangguan leher, punggung dan bahu.
Ibu menyusui menggunakan kursisofa dan tidak menggunakan kursi terjadi postur janggal pada bagian tubuh punggung yaitu bersandar pada kursi
karena sudut yang dibentuk 20 -60
karena menurut Humantech 1995 terjadinya postur janggal pada punggung jika membungkuk bent forward yaitu
punggung dan dada lebih condong ke depan membentuk 20 terhadap garis
vertikal. Oleh karena punggung pada ibu meyusui yang menggunakan kursisofa dan yang tidak menggunakan kursi mengalami postur janggal. Postur janggal
pada punggung lainnya yaitu tidak bersandar pada apapun karena sudut yang bentuk rata-
rata ≥ 60 . Menurut Humantech 1995, postur janggal yang lainnya
yaitu miring bent sideway, yaitu setiap deviasi bidang median tubuh dari garis vertikal tanpa memperhitungkan besarnya sudut yang dibentuk dan terjadi fleksi
pada bagian tubuh, biasanya ke depan atau ke samping. Menurut Hermans dkk 2000, postur punggung yang merupakan faktor
risiko adalah membungkuk yaitu postur punggung membungkukkan badan hingga membentuk sudut 20
terhadap vertikal dan berputar dengan beban objek ≥ 9 kg, durasi ≥ 10 detik, dan frekuensi 2 kalimenit atau total lebih 4 jamhari.
Berarti saat ibu menyusui yang tidak memiliki sandaran tidak memperhatikan besaran sudut yang dibentuk dan dapat menimbulkan postur janggal karena
posisi duduk dengan lebih codong ke depan atau belakang dapat terjadi fleksi. Ibu menyusui menggunakan kursi ergonomis, kursisofa dan tidak
menggunakan kursi terjadi postur janggal pada bagian tubuh leher yaitu menunduk dikarenakan ibu menatap bayinya. Menurut Humantech 1995,
postur janggal pad a leher terjadi pada saat melakukan membengkokkan leher ≥
20 terhadap vertikal, menekukkan kepala. Menurut Grandjean 1987 posisi
menunduk leher dan kepala tidak boleh melebihi 15 , karena menyebabkan
postural stress. Menurut Bridger 1995 ada banyak bukti fleksi yang dilakukan
secara sering atau ditahan dalam waktu lama pada kedua bagian ini berhubungan dengan nyeri pada leher dan kepala yang kronis. Pada ibu menyusui dilakukan
menekukkan kepala menunduk dengan waktu yang lama dan dilakukan sering yang dimana ibu menyusui lakukan saat aktivitas menyusui untuk melihat
bayinya Pada lengan bagian tubuh yang terjadi postur janggal yaitu lengan
ditopang oleh sandaran tangan kursi karena berat kepala bayi ditopang oleh lengan ibu, terjadi pada ibu menyusui yang menggunakan kursi ergonomis dan
kursisofa. Sedangkan tidak menggunakan kursi lengan ditopang oleh paha ibu karena sikap duduk ibu menyilangkan kaki kesamping supaya meninggikan
paha atas untuk menopang berat kepala bayi. Bagian leher yang terjadi postur janggal yang lain yaitu karena lengan mengantung atau tidak ditopang oleh
sandaran tangan kursi karena berat kepala bayi ditopang oleh lengan ibu dan rata-rata ibu membentuk sudut
≥ 80 terjadi pada ibu menyusi menggunakan
kursisofa dan tidak menggunakan kursi. Menurut Humantech 1995, terjadi postur janggal saat menggunakan gerakan penuh dalam bekerja. Ibu menyusui
melakukan gerakan penuh untuk menopang bayi dengan beban bayi oleh karena itu menimbulkan postur janggal pada lengan.
Ibu menyusui menggunakan kursisofa terjadi postur janggal pada bagian tubuh kaki yaitu berjinjit untuk menyentuh lantai karena kursi yang digunakan
rata-rata tidak sesuai dengan proporsi tubuh ibu bagian bawah dan kakinya menggantung karena kursi yang digunakan rata-rata tidak sesuai dengan