35
∑ ∑
∑ √{
∑ ∑
}{ ∑
∑ }
Keterangan: R
xy
= koefisien korelasi n
= banyak siswa X
= jumlah skor butir instrumen Y
= jumlah skor total XY =jumlah hasil kali skor X dengan Y untuk setiap responden
X
2
= jumlah kuadrat skor butir soal Y
2
= jumlah kuadrat skor total
Untuk mengetahui valid atau tidaknya soal, maka r
hitung
dibandingkan dengan r
tabel
product moment dengan taraf signifikasi 5 α = 0,05. Adapun
kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika r
xy
≥ r
tabel,
maka soal dinyatakan valid Jika r
xy
r
tabel
, maka soal dinyatakan tidak valid. Di bawah ini adalah hasil mengenai uji validitas instrumen, Adapun hasil
perhitungan selengkapnya mengenai uji validitas instrumen dapat dilihat pada lampiran 11:
Tabel 3.3
No. r Hitung
r Tabel
Keterangan
No. r Hitung
r Tabel
Keterangan
1 0.45
0.361
Valid
9 0.644
0.361
Valid
2 0.265
0.361
Invalid
10 0.642
0.361
Valid
36
Rekapitulasi Uji Validitas Instrument
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrument yang terdapat pada table di atas, dari 15 butir soal yang diujicobakan diperoleh 9 butir soal yang valid
dan 6 butir soal yang tidak valid. Dari 9 soal itu meliputi ; 1 soal soal no. 3 mewakili indikator menentukan besar harga penjualan, harga pembelian,
keuntungan dan kerugian, 3 soal soal no. 7,5 dan 8mewakili indiksator menggunakan konsep diskon, bruto, netto dan tara dalam kehidupan sehari-hari. 2
soal soal no. 9 dan 10 mewakili indikator menggunakan konsep bunga dan pajak dalam kehidupan sehari-hari, 1 soal soal no. 12 mewakili indikator konsep skala
dalam menyelesaikan masalah, dan 2 soal soal no. 14 dan 15 mewakili indikator menyelesaikan masalah menggunakan perbandingan senilai.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik.
5
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:
6
∑ ∑
∑
Keterangan:
5
Ibid., h. 178
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, ed. Revisi, cet. 9, h. 100
3 0.588
0.361
Valid
11 0.351
0.361
Invalid
4 0.305
0.361
Invalid
12 0.442
0.361
Valid
5 0.371
0.361
Valid
13 0.091
0.361
Invalid
6 0.405
0.361
Valid
14 0.401
0.361
Valid
7 0.242
0.361
Invalid
15 0.415
0.361
Valid
8 0.151
0.361
Invalid
37
R
11
: reliabilitas instrumen K
: jumlah burit soal atau item yang valid
v
: jumlah varians butir soal
t
: varians total
Tabel 3.4 Kriteria koefisiensi Reliabilitas
Interval Kriteria
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ r 0,80 Tinggi
0,40 ≤ r 0,70 Sedang
0,20 ≤ r 0,40 Rendah
r 0,20
Sangat rendah
= 0,61 Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen penelitian di atas,
diperoleh nilai 0,61. Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 13. Karena nilai 0,60 terdapat pada kriteria 0,40 r
≤ 0,70, maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang sedang,
yang artinya tes yang digunakan memiliki ketetapan jika digunakan.
3. Pengujian Taraf Kesukaran
38
Uji taraf kesukaran soal dengan menghitung indeks besarannya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui soal-soal mudah, sedang, dan sukar. Untuk
mengetahui indeks kesukaran dapat menggunakan rumus sebagai bertikut:
7
Keterangan: P
: indeks kesukaran B
: jumlah siswa yang menjawab soal tes dengan benar JS
: jumlah total siswa
Tabel 3.5 Indeks Taraf Kesukaran
Nilai P
Keterangan
0,00 – 0,30
Soal sulit
0,31 – 0,70
Soal sedang
0,71 – 1,00
Soal mudah
Adapun hasil rekapitulasi perhitungan mengenai taraf kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut:
7
Ibid., h. 208
39
Tabel 3.6 Taraf Kesukaran
No. P
B JS
Keterangan
1 0.42
63 150
sedang
2 0.68
102 150
sedang
3 0.81
122 150
mudah
4 0.81
122 150
mudah
5 0.57
85 150
sedang
6 0.36
54 150
sedang
7 0.79
118 150
mudah
8 0.87
130 150
mudah
9 0.49
73 150
sedang
10 0.73
109 150
mudah
11 0.33
50 150
sedang
12 0.8
120 150
mudah
13 0.71
107 150
mudah
14 0.43
64 150
sedang
15 0.71
107 150
mudah
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen di atas, lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15, dari 15 soal yang yang
diujicobakan diperoleh 8 soal dengan tingkat kesulitan “ mudah” dan 7 soal dengan tingkat kesukaran “sedang”.
4. Uji Daya Pembeda
Uji daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu soal dalam membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal dapat digunakan rumus:
8
8
Ibid., h. 213
40
Keterangan: DP
: indeks daya pembeda soal JA
: banyaknya siswa kelompok atas JB
: banyaknya siswa kelompok bawah BA
: banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar BB
: banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.7 Indeks Daya Pembeda
Daya beda soal Keterangan
0,00 – 0,20
Jelek
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Baik sekali
Adapun hasil rekapitulasi perhitungan mengenai daya beda dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Daya Pembeda
Berikut adalah rekapitulasi hasil validitas, taraf kesukaran dan daya pembeda :
No. DB
Keterangan No.
DB Keterangan
1 0,21
Cukup 9
0,41 Baik
2 0,22
Cukup 10
0,34 Cukup
3 0,2
Cukup 11
0,30 Cukup
4 0,02
Jelek 12
0,16 Jelek
5 0,24
Cukup 13
0,13 Jelek
6 0,06
Jelek 14
0,33 Cukup
7 0,06
Jelek 15
0,26 Cukup
8 0,41
Baik
41
No. Soal
Validitas Taraf
Kesukaran Daya
Pembeda Keterangan
1 Invalid
Sedang Cukup
Tidak digunakan 2
Invalid Sedang
Cukup Tidak digunakan
3 Valid
Mudah Cukup
Digunakan 4
Invalid Mudah
Jelek Tidak digunakan
5 Valid
Sedang Cukup
Digunakan 6
Invalid Sedang
Jelek Tidak digunakan
7 Valid
Mudah Jelek
Digunakan 8
Valid Mudah
Baik Digunakan
9 Valid
Sedang Baik
Digunakan 10
Valid Mudah
Cukup Digunakan
11 Invalid
Sedang Cukup
Tidak digunakan 12
Valid Mudah
Jelek Digunakan
13 Invalid
Mudah Jelek
Tidak digunakan 14
Valid Sedang
Cukup Digunakan
15 Valid
Mudah Cukup
Digunakan Dari hasil perhitungan daya pembeda soal di atas, ditemukan bahwa dari
15 soal yang diujikan, 8 soal memiliki daya pembeda “cukup”, 2 soal memiliki
daya pembeda yang “baik”, dan 5 soal memiliki daya pembeda “jelek”. Jika soal yang memiliki daya pembeda yang jelek dan soal tersebut tidak valid maka soal
tidak digunakan.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Selanjutnya data tes pemahaman konsep matematika yang diperoleh, diolah, dan dianalisis untuk dapat menjawab rumusan masalah dan hipotesis
penelitian. Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai perbedaan dua rata-rata populasi. Uji yang digunakan adalah uji-t. Uji-t digunakan
untuk mengetahui perbedaan rata-rata pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
42
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pemahaman konsep matematika posttest yang diperoleh dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
9
1 Perumusan hipotesis H
o
: data berasal dari populasi berdistribusi normal H
a
: data tidak berasal dari populasi berdistribusi normal 2 Menentukan rata-rata dan standar deviasi
3 Data dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi. Dengan membuat daftar frekuensi observasi fo dan frekuensi ekspektasi fe
4 Menghitung nilai
2
hitung melalui rumus sebagai berikut:
∑
5 Menentukan
2 tabel
pada derajat bebas db = k – 3, dimana k banyaknya
kelompok. Dengan taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikasi α = 5 6 Kriteria pengujian
Jika
2 hitung
2 tabel
, maka H
o
ditolak. Jika
2 hitung
≤
2 tabel
, maka H diterima.
7 Kesimpulan Jika
2 hitung
2 tabel
, berarti data tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.
Jika
2 hitung
≤
2 tabel
, berarti data berasal dari polpulasi berdistribusi normal.
9
Kadir, Statistik Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial: Dilengkapi dengan Output Program SPSS, Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010, h. 111
43
b. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas dengan uji chi-square, apabila data dari kedua sampel berdistribusi normal, maka selanjutnya digunakan uji homogenitas.
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama homogen atau tidak.
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, langkah-langkah dalam uji Fisher adalah sebagai berikut:
10
1 Perumusan hipotesis Ho :
1 2
=
2 2
, maka kedua kelompok mempunyai varians yang sama Ha :
1 2
≠
2 2
, maka kedua kelompok mempunyai varians yang tidak sama 2 Menghitung nilai F dengan rumus Fisher:
∑ ∑
Keterangan: F = Uji Fisher
S
1 2
= kelompok yang mempunyai varians besar S
2 2
= kelompok yang mempunyai varians kecil 3 Menentukan
taraf signifikan α = 5 4 Menentukan F
tabel
pada derajat bebas db
1
= n
1
– 1 untuk pembilang dan db
2
= n
2
– 1 untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya anggota kelompok. 5 Kriteria pengujian
Jika F
hitung
≤ F
tabel,
maka H
o
diterima Jika F
hitung
F
tabel,
maka H
o
ditolak 6 Kesimpulan
Jika F
hitung
≤ F
tabel
: varians kedua populasi homogen. Jika F
hitung
F
tabel
: varians kedua populasi tidak homogen.
10
Ibid., h. 118
44
2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
a. Uji-t
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.
Pengujian hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan antara kemampuan pemahaman matematik siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran learning cycle dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi
homogen maka dilakukan uji-t. Rumus yang digunakan, yaitu:
1 Jika varians populasi homogen, maka:
11
̅̅̅ ̅̅̅
√ ̅̅̅
∑ ̅̅̅̅
∑
√
dengan db = n
1
+ n
2
– 2 2 Jika varians populasi heterogen, maka:
12
̅̅̅ ̅̅̅
√
keterangan: t
: harga t hitung
̅̅̅̅
: nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
̅̅̅̅
: nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol S
1 2
: varians data kelompok eksperimen
11
Ibid., h. 239
12
Ibid., h. 241
45
S
2 2
: varians data kelompok kontrol s
: simpangan baku kedua kelompok n
1
: jumlah siswa kelompokeksperimen n
2
: jumlah siswa kelompok kontrol Setelah harga t hitung diperoleh, maka kita lakukan pengujian kebenaran
kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t
hitung
dengan t
tabel,
dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasan.
Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga t
tabel
pada taraf signifikasi α = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Jika t
hitung
≤ t
tabel,
maka H diterima dan H
1
ditolak. Hal ini berarti bahwa rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran learning cycle pada kelas eksperimen sama dengan rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Sedangkan, tolak H dan terima
H
1
, Jika t
hitung
t
tabel.
Hal ini berarti bahwa rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme tipe learning cycle pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
b. Uji
Mann Whitney
Apabila data yang diteliti tidak memenuhi uji prasyarat analisis yaitu data tidak berdistribusi normal. Maka analisis data dapat dilakukan dengan
menggunakan statistik uji non parametrik yaitu uji Mann Whitney dengan langkah-langkah sebagai berikut:
13
1 Merumuskan hipotesis statistik H
:
1
≥
2
H
1
:
1
2
Keterangan:
13
Kadir, op. cit., h. 273
46
1
= rata-rata pemahaman konsep siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran learning cycle.
2
= rata-rata pemahaman konsep siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional.
2 Menetapkan U kritis 3 Menentukan nilai statistik Mann-Whitney U, dengan langkah-langkah:
a Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya b Menjumlahkan urutan masing-masing sampel
c Menghitung stratistik U dengan rumus
√ Keterangan:
U = statistik uji Mann-Whitney
n
1
= jumlah siswa kelas eksperimen n
2
= jumlah siswa kelas kontrol n
1
n
2
= hasil kali ukuran sampel pada kedua kelompok R
1
= jumlah rangking yang diberikan pada kelompok yang ukuran sampelnya n
1
Z = statistik Uji z yang berdistribusi normal N0,1
4 Membuat kesimpulan Tolak H
jika statistik U ≤ U
kritis
Terima H jika statistik U
U
kritis
G. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H
:
1
≤
2
H
1
:
1
2
47
Keterangan:
1
= nilai rata-rata pemahaman konsep siswa yang diajar menggunakan model learning cycle kelompok eksperimen.
2
= nilai rata-rata pemahaman konsep siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional kelompok kontrol.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian tentang pemahaman konsep matematika siswa dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pagedangan, yaitu pada bulan Nopember tahun 2013. Sebelum
diberikan posttest, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen sebanyak 15 soal uraian. Uji coba instrumen tersebut dilakukan pada kelas VIII- 1 yang berjumlah
30 siswa. Sebagaimana yang terdapat pada bab III bahwa desain penelitian ini
adalah quasi eksperimen, maka penelitian ini dilakukan terhadap dua kelompok untuk dijadikan sebagai sampel penelitian, yaitu kelas VII-D sebagai kelompok
eksperimen yang diberikan delapan kali pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle. Sedangkan kelas VII-B sebagai kelompok
kontrol yang diberikandelapan kali pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional yang digunakan
disesuaikan dengan model pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru matematika di SMP Negeri 1 Pagedangan seperti ceramah, pemberian latihan, dan
lain-lain. Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah Aritmatika Sosial
dan Perbandingan. Pemahaman konsep matematika kedua kelompok dapat diukur setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, kemudian kedua kelas diberikan tes akhir berbentuk uraian dengan soal yang sama.
Data pada penelitian ini adalah data yang terkumpul dari hasil tes akhir posttest yang telah diberikan pada akhir pembelajaran pertemuan terakhir
kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki pemahaman yang lebih baik setelah diberikan
perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap materi yang telah disampaikan. posttest yang diberikan berupa soal uraian.
48
49
Jumlahsiswa di kelas eksperimen secara keseluruhan adalah 40 siswa. Namun, dari 40 siswa terdapat 7 siswa yang tidak mengikuti tes. Sehingga jumlah
siswa yang diikutsertakan untuk dianalisis data hasil tesnya pada kelas eksperimen adalah 33 siswa. Sedangkan, jumlah siswa di kelas control secara keseluruhan
adalah 40 siswa. Namun, 5 siswa tidak mengikuti tes. Sehingga jumlah siswa yang diikutsertakan untuk dianalisis data tesnya pada kelas control adalah 35
siswa. Berikut ini akan disajikan data berupa hasil perhitungan akhir dari tes
pemahaman konsep yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol SMP Negeri 1 Pagedangan, yang dilakukan setelah delapan kali
pembelajaran.
1. Pemahaman Konsep Matematika Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada kelas eksperimen kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Learning Cycle
dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang, diperoleh nilai terendah adalah 22 dan nilai tertinggi adalah 91. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif
Posttest Kelas Eksperimen Keterangan
Nilai Jumlah Siswa
n 33
Maksimum X
mak
22
Minimun X
min
91
Rata-rata
̅
60,13
Median Me
58
Modus Mo
73,17
Varians S
2
330,11
Simpangan Baku S
18,17
50
Berdasarkan Tabel 4.1, pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,14 lampiran 19. Dengan skor varians dan simpangan baku sebesar
330,11 dan 18,17. Sedangkan nilai median dan modus pada kelas eksperimen sebesar 58 dan 73,17.Hal inimenunjukkanbahwasiswa yang memperolehnilai di
atas rata-rata lebihbanyakdibandingkandengansiswa yang memperolehnilai di bawah rata-rata. Hasil perhitungan posttest pada kelas eksperimen, dapat disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
No. Interval
X
i
Frekuensi F
i
F Fk
1 22
– 31 26.5
3 9.1
5 2
32 – 41
36.5 3
9.1 7
3 42
– 51 46.5
5 15.2
14 4
52 – 61
56.5 4
12.1 17
5 62
– 71 66.5
7 21.2
23 6
72 – 81
76.5 8
24.2 30
7 82
– 91 86.5
3 9.1
33
Jumlah 33
100.0
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa presentase siswa nilai tertinggi sebesar 9,1 sebanyak 3orang, yaitu pada
interval 82 – 91. Persentase siswa nilai terendah sebesar 9,1 sebanyak 3 orang,
yaitu pada interval 22 – 31. Sedangkan presentase yang paling banyak sebesar
24,2 sebanyak 8 orang yaitu siswa yang memperoleh nilai pada interval 72 –
81 lampiran 20.
51
Secara visual penyebaran data hasil posttest di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle dapat dilihat pada histogram
dan poligon frekuensi sebagai berikut:
Gambar 4.1 Histogram dan Poligon frekuensi pemahaman konsep matematika
Kelas Eksperimen
2. Pemahaman Konsep Matematika Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada kelas kontrol kelas yang dalam pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran Learning Cycle
dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang, diperoleh nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 87. Data hasil tes pemahaman konsep matematika yang
diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
10 9
8 7
6 5
4 3
2 1
21,5 31,5
41,5 51,5 61,5 71,5 81,5 91,5