15
konteks-konteks baru sehingga kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dapat meningkat.
5.Evaluate Menilai Fase evaluate yaitu fase evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Fase ini dapat digunakan sebagai strategi penilaian formal dan informal. Fase evaluate merupakan siklus lanjutan untuk mengevaluasi
pengetahuan siswa dimana guru diharapkan secara teru menerus dapat mengobservasi
dan memperhatikan
siswa terhadap
kemampuan dan
keterampilannya untuk menilai tingkat pengetahuan atau kemampuannya, kemudian melihat perubahan pemikiran siswa terhadap pemikiran awalnya.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari model ini.Pada tahap evaluasi guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam menerapkan konsep baru
dan siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan terbukadan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan
yang diperoleh sebelumnya.
14
Dalam hal ini siswa juga diminta untuk menyimpulkan hasil eksperimen yang telah dilakukan sebagai bagian penilaian mereka. Tujuan utama evaluasi
adalah untuk menunjukkan hasil terbaik dari proses belajar siswa, guru dalam situasi ini di tuntut bagaimana untuk tak membuat siswa merasa gelisah dalam
menghadapi evaluasi yang guru berikan agar siswa tak kehilangan kepercayaan diri dan konsentrasi dalam menghadapinya. Hasil evaluasi ini sebagai bahan
evaluasi bagaimana proses penerapan model learning cycle yang sedang di terapkan.
Kelima fase tersebut merupakan hal-hal yang harus dilakukan oleh guru dan siswa untuk menerapkan model learning cycle pada pembelajaran dikelas.
Guru dan siswa memiliki peran masing-masing dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model learning cycle.
Berdasarkan tahapan dalam model pembelajaran learning cycle yang sudah dipaparkan, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru
14
Made Wena, Strategi Pembelajaran inovatif KontemporerJakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 172
.
16
tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari. Perbedaan mendasar antara
model pembelajaran learning cycle dengan pembelajaran konvensional adalah guru lebih banyak bertanya daripada memberitahu. Dengan menggunakan model
pembelajaran learning cycle akan menjadikan pengalaman siswa lebih bermakna
dan diharapkan akan meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. 2. Pemahaman Konsep Matematika
a. Pengertian Pemahaman Konsep
Pemahaman merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar. Proses pemahaman dapat terjadi ketika siswa sudah
melakukan tahap pengetahuan atau pengenalan. Seperti yang dikatakan Bloom dalam Hamalik, salah satu tujuan pendidikan adalah kompetemsi kognitif yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
15
Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran.Memahami maksudnya menangkap maknanya, adalah tujuan akhir
dari setiap belajar.Comprehension atau pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu,
skill pengetahuan dan sikap yang tidak akan bermakna.
16
Indikator pemahaman matematika meliputi mengenal, memahami, dan menerapkankonsep, prosedur, prinsip, dan ide matematika. Polya merinci
kemampuan pada empat tahap, yaitu :
17
1 pemahaman mekanikal dengan ciri dapat mengingat dan menerapkan rumus secara rutin dan menghitung secara
sederhana, 2 pemahaman induktif,dapat menerapkan rumus atau konsep dalm kasus sederhana, 3 pemahaman rasional, membuktikan kebenaran rumus dan
teorema, 4 pemahaman intuitif, memperkirakan kebenaran dengan pasti, 5 Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar,karena untuk menuju
ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Menurut Rosyada
15
Oemar Hamalik,
Kurikulum dan
Pembelajaran,Jakarta: Bumi
Aksara,2009cet.2,Ed.1,h.162
16
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2011 cet.19, h. 42-43
17
Rohman Natawidjaja, dkk Rujukan Filsafat, Teori dan Praktis Ilmu Pendidikan Bandung : UPI Pers 2008 h.682
17
pemahaman adalah comprehension, yaitu kemampuan untuk memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan ide tanpa harus
mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat melihat ide itu secara mendalam. Untuk
Menurut teori konstruktivisme, konsep pembelajaran adalahsuatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Ciristimuli adalah objek-objek
atau orang.
18
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukanprosesaktif membangun konsep baru, pengertian baru,dan pengetahuan
baru berdasarkan data. Pengetahuan berhubungan dengan kemampuan menangkap suatu konsep
dengan kata-kata sendiri.
19
Sehingga siswa diharapkan dapat menerjemahkan dan menyebutkan kembali apa yang telah didengarnya dengan bahasanya sendiri.
Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan menerangkan suatu hal dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks,
kemampuan menginterpretasiakan
atau kemampuan
menarik kesimpulan.Pemahaman tampak pada alih bahan dari suatu bentuk ke bentuk
lainnya, penafsiarn dan memperkirakan.Hal ini sejalan dengan taksonomi Bloom yang diterangkan Hamalik, pemahamana adalah kemampuan untuk menguasai
pengertian atau makna konsep.
20
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pemahaman adalah kemampuan siswa untuk dapat menjelaskan, mengkomunikasikan suatu
objek dengan cara lain, misalnya menggunakan gambar, grafik, menjelaskan dengan kalimat sendiri serta siswa mampu mengimplementasikan suatu objek ke
dalam hal yang sesuai. Dengan demikian, seseorang dikatakan memahami sesuatu apabila ia
mampu mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Siswa tidak lagi hanya mengingat dan
18
Sukarjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers ed.1 h.55
19
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung: Alfabeta,2009h.157
20
Oemar hamalik,
Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Pendekatan
Sistem,Jakarta:Bumi Aksara,2005Cet.4, h.121
18
menghafal suatu informasi yang diperolehnya, melainkan ia harus dapat memilih dan menggorganisasikan informasi tersebut. Termasuk di dalamnya menafsirkan
suatu bagan, gambar, grafik untuk menjelaskan dengan kalimatnya sendiri. Konsep merupakan buah pikiran seseorang atau sekelompok orang yang
dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman,
melalui genelarisasi dan berpikir abstrak.
21
Hal ini sejalan dengan pendapat Rosser dalam Sagala, yang menyatakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang
mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama.
22
Menurut Yatim Rianto, kontruktivis berada dalam situasi kontras, berakar pada pengajaran cara lama yang dilaksanakan di sekolah Amerika.
23
Sistem pendekatan konstruktivis lebih menekankan pengajaran top down daripada bottom
up berarti siswa memulai dengan masalah kompleks untuk dipecahkan, kemudian menemukan keterampilan dasar yang diperlukan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan siswa dapat mengklasifikasikan objek ke dalam
contoh atau bukan contoh dan menghubungkan ide abstrak tersebut ke dalam objek atau peristiwa yang memiliki relasi.
Dengan demikian, mempelajari suatu konsep merupakan kemampuan mengelompokkan benda atau peristiwa yang mempuyai suatu relasi. Konsep
menunjuk kepada pemahaman dasar. Siswa dapat mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan benda-benda atau ketika mereka dapat
mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu. Konsep mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama dan dituangkan dalam
bentuk suatu kata yang mewakili konsep itu. Jadi lambang konsep dituangkan dalam bentuk suatu kata atau bahasa.
21
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung: Alfabeta,2009h.71
22
Ibid ., h.73
23
Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran Kencana Prenada Media Group 2009 h.145
19
Menurut Gagne, individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep.
24
Formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi diterima peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu
sebelum ia masuk sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu.
Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif dan merupakan suatu belajar menemukan melalui proses diskriminatif, abstraktif dan
diferensiasi. Sedangkan asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif
yang telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak mulai memasuki bangku sekolah. Asimilasi konsep terjadi secara deduktif. Biasanya anak diberi atribut
sehingga mereka belajar konseptual. Ada beberapa keuntungan dari pengajaran konsep, yaitu:
1 Mengurangi beban berat bagi memori karena kemampuan manusia dalam mengkategorikan berbagai stimulus terbatas.
2 Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun berpikir. Artinya dengan memahami sebuah konsep, siswa mampu membangun pemikirannya
mengenai suatu pelajaran yang sedang dipelajari. 3 Konsep-konsep merupakan dasar untuk proses mental yang lebih tinggi.
Misalnya untuk melakukan penalaran, menyelesaikan masalah, seseorang memerlukan konsep sebagai dasar proses berpikirnya.
4 Konsep perlu untuk memecahkan masalah. Artinya seorang siswa akan mampu memecahkan masalah matematika, apabila ia menguasai konsep-
konsep matematika. Suatu konsep biasanya digunakan secara berkesinambungan untuk
menjelaskan konsep lain . Oleh karena itu siswa harus benar-benar mampu mengklasifikasikan suatu konsep dalam masalah dan memahami relasinya atau
keterkaitannya. Karena apabila terjadi kesalahan konsep yang diterima siswa maka akan berakibat fatal untuk mempelajari konsep-konsep berikutnya yang
masih ada keterkaitan dengan konsep sebelumnya.
24
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung: Alfabeta,2009 h.73