Pemahaman Konsep Matematika Kelas Kontrol

54 Berdasarkan uraian mengenai pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen dan pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol di atas, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil belajar matematika antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perhitungan Statistik Kelas Eksperimen Kontrol Nilai Terendah 22 20 Nilai Terbesar 91 87 Mean 60,13 49,36 Median 58 57 Modus 73,17 63,50 Varians 330,11 313,95 Simpangan Baku 18,17 17,72 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat dengan jelas perbandingan statistik desktiptif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih 10,78. Perbandingan nilai median dan modus pada kelas eksperimen pun lebih tinggi daripada kelas kontrol. Perolehan siswa dengan nilai tertinggi sekaligus nilai terendah terdapat pada kelas eksperimen yaitu dengan skor 91 dan skor 22. Sedangkan pada kelas 55 kontrol yaitu dengan skor 87 dan 20. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen memiliki rentang nilai yang lebih besar dibandingkan dengan rentang nilai pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan simpangan baku pada kedua kelas tersebut, simpangan baku pada kelas eksperimen sebesar 18,71 lebih tinggi daripada simpangan baku kelas kontrol sebesar 17,72. Artinya penyebaran nilai pada kelas eksperimen lebih heterogen dari pada kelas kontrol, dan kemampuan siswa pada kelas kontrol lebih merata daripada kelas eksperimen. Untuk lebih memperjelas berbedaan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada kurva berikut ini: Gambar 4.3 Kurva Distribusi Nilai Hasil Posttest Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan kurva pada Gambar 4.3, terlihat bahwa model kurva dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki model kurva yang sama, yaitu runcing leptokurtis,karena berdasarkan perhitungan kurtosis dari kedua kelas lebih besar dari 0,263 dan untuk penyebaran data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan pemahaman matematik di kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 60, terlihat bahwa penyebaran 2 4 6 8 10 20 40 60 80 100 F rekuens i Nilai Siswa eksperimen kontrol 56 data kurva pada kelas eksperimen lebih bagus dibandingkan kelas kontrol karena kurva di kelas eksperimen agak bergeser ke kanan artinya data yang diperoleh dari nilai tes kemampuan pemahaman matematik pada kelas eksperimen mengumpul di atas rata-rata dengan presentase 56,41 siswa yang nilainya mencapai KKM dan 43,59 siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Pada kelas kontrol kurva memiliki ekor memanjang ke kanan atau miring ke kiri artinya data yang diperoleh dari nilai tes kemapuan komunikasi matematik pada kelas kontrol mengumpul di bawah rata-rata dengan presentase 59,46 siswa yang nilainya masih di bawah KKM dan hanya 40,54 siswa yang nilainya mencapai KKM.

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data Pemahaman Konsep

Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai perbedaan dua rata-rata dua kelompok. Uji yang digunakan adalah uji-t, uji-t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-squere, dari hasil pengujian untuk kelas eksperimen diperoleh 2 hitung sebesar 5,56. Sedangkan dari tabel Harga kritis uji chi-squere diperoleh 2 tabel untuk dk = 3 pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 9,49. Karena 2 hitung kurang dari 2 tabel 5,56 9,49, maka dapat disimpulkan bahwa data kelas eksperiman berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas kontrol, diperoleh 2 hitung sebesar 8,23. Dari tabel harga kritis uji chi-squere diperoleh 2 tabel untuk dk = 3 pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 9,49. Karena 2 hitung kurang dari 2 tabel 8,23 9,49, maka dapat disimpulkan bahwa data kelas kontrol juga berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 57 Untuk lebih jelasnya, data perhitungan mengenai uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Uji Normalitas Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol Kelompok Dk 2 hitung 2 tabel α = 5 Kesimpulan Eksperimen 3 5,56 9,49 Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Kontrol 3 8,23 9,49 Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelompok dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher. Pengujiaan homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak. Pada hasil perhitungan distribusi frekuensi diperoleh varians s 2 terkecil terdapat pada kelompok kontrol sebesar 313,95. Sedangkan varians s 2 terbesar terdapat pada kelompok eksperimen sebesar 330,11. Setelah dilakukan pengujian diperoleh F hitung sebesar 1,05. Dari tabel uji Fisher dengan taraf signifikansi α = 0,05 didapat F tabel untuk pembilang = 34 dan penyebut = 32 adalah 1,79. Karena F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel 1,05 ≤ 1,79, artinya H diterima. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa data dari kedua kelas tersebut kelas eksperiman dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau sama. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: 58 Tabel 4.7 Uji Homogenitas Varians Taraf Sign α F hitung F tabel Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 330,11 313,95 0,05 1,05 1,79 Kedua Varians data homogen Dari Tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa untuk data posttest di dapat F hitung = 1,05 sedangkan F tabel = 1,79. Dari data tersebut didapat bahwa F hitung ≤F tabel ,maka H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pemahaman konsep matematika dari kedua sampel mempunyai varians yang sama atau homogen lampiran 21. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan uji-t. C. PengujianHipotesis Setelah dilakukan uji Persyaratan analisis selajutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Learning Cycle lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada kelas kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan metode Konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H :  1 ≤  2 H 1 :  1  2 Keterangan: H : Hipotesis nol H 1 : Hipotesis alternatif 59  1 : Rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen  2 : Rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan Uji-t, dengan kriteria pengujian yaitu t hitung ≤ t tabel maka H diterima dan H 1 ditolak. Sedangkan jika t hitung  t tabel, maka H 1 diterima dan H ditolak, pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikansiα = 5. Berdasarkan hasil perhitungan, pada pengujian hipotesis diperoleh t hitung sebesar 2,48 dan t tabel sebesar 2,00 lampiran 23. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t hitung  t tabel 2,48  2,00. Dengan demikian, H 1 diterima dan H ditolak, atau dengan kata lain rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle lebih tinggi daripada rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil uji hipotesis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan dengan Statistik Uji-t Db t hitung t tabel Kesimpulan 66 2,48 2,00 H ditolak Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat t hitung  t tabel 2,48  2,00, hal ini menjelaskan bahwa H ditolak atau H 1 diterima. Berarti terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil tes pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dengan siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran Learning Cycle. Dengan demikian ini bisa menguji kebenaran hipotesis yaitu: pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cyclelebih baik dari pada siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode pembelajaran sq3r terhadap pemahaman konsep matematika siswa

5 27 160

Pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

0 22 8

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE BERBANTUAN MODUL SMART INTERAKTIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA MATERI POKOK HIDROKARBON

0 3 172

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP

0 0 9

PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Peningkatan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Learning Cycle ‘5E’ (PTK Pada Siswa Kelas VII PK Semester Genap SMP Muhammadiyah

0 0 17

PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Peningkatan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Learning Cycle ‘5E’ (PTK Pada Siswa Kelas VII PK Semester Genap SMP Muhammadiyah

0 1 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA ALJABAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA ALJABAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE ENGAGEMENT, EXPLORATION, EXPLANATION,

0 2 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PENALARAN ILMIAH SISWA SMA.

0 3 43

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.

0 0 56

Pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan Geogebra terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

0 2 12