Pemahaman Konsep Matematika Model Pembelajaran Learning Cycle a.

23

2. Perbedaan Pembelajaran

Learning Cycle dengan Pembelajaran Konvensional Metode pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa digunakan untuk menyampaikan materi dalam kelas.Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang mengacu pada guru dimana guru adalah tokoh utama dalam pembelajaran.Penggunaan pembelajaran ini dianggap praktis, karena hanya menggunakan metode -metode sederhana.Pengajaran berpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan di sekolah- sekolah di seluruh dunia.Peserta didik berperan sebagai pengikut dan penerima pasif dari kegiatan yang dilaksanakan.Sebagai salah satu komponen pembelajaran metode memiliki arti yang penting dan patut pertimbangan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.Sedangkan pembelajaran learning cycleadalah rangkaian tahap-tahap kegiatan yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan,berikut adalah perbedaan pembelajaran learning cycle dengan pembelajaran konvensional: No Pembelajaran Learning cycle Pembelajaran Konvensional 1. Engagement membangkitkan minat  siswa dikenalkan terhadap materi yuang akan dipelajari melalui cara mengaitkan masalah dengan kadaaan sehari-hari, serta memotivasi meraka untuk merangsang keaktifan untuk keinginan dalam mempelajari konsep, serta memperhatikan guru.  Siswa diberikan tumpukan informasi dari guru sampai saatnya diperlukan 24 2. Explore menyelidiki  Siswa di bentuk kelompok- kelompok kecil antara 2-4 siswa. Siswa bersama teman sekelompoknya dapat mengobservasi, bertanya, siswa didororong untuk menguji hipotesis dan atau membuat hipotesis baru  Siswa lebih banyak belajar secara individual 3. Explain menjelaskan  siswa menjelaskan dan meringkas hasil yang diperoleh serta menjelaskan suatu konsep dengan kalimat atau pemikiran sendiri  Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. 4. Elaborate menerapkan  siswa diberikan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang baru mereka temukan, .dan dapat membangkitkan pertanyaan baru untuk mengetahui penyelidikan selanjutnya  guru hanya memberi latihan tugas tanpa arahan dan bimbingan mengenai tugas yang diberikan. 5. Evaluate menilai  guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam menerapkan konsep baru dan siswa dapat melakukan  Tujuan akhir adalah nilai atau angka, guru tidak harus mengetahui pemahaman siswa dalam menerapkan konsep. 25 evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya Table 2.1 Perbedaan Learning Cycle dengan konvensional

3. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan judul “Penerapan model learning cycle untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa” adalah sebagai berikut: 1 Nina Agustyaningrum dengan judul penelitian “Implementasi Model Pembelajaran learning cycle5E untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi MatematisSiswa Kelas IXB SMP Negeri 2 Sleman ”. Penelitian tersebut dilakukan di kelas IX semester 1 SMP Negeri 2 Sleman tahun 20102011. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan komunikasi siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran learning cycle lebih baik daripada peningkatan kemampuan komunikasi siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaranlearning cycle. Kemampuan komunikasi matematis siswa secara lisan dioptimalkan pada tahap exploration dan explanation. Pada tahap exploration dan explanation, kegiatan siswa dalam diskusi kelompok maupun diskusi klasikal dapat menunjang kemampuan komunikasi matematisnya secara lisan. Pada tahap ini siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengungkapkan gagasan-gagasan matematis yang dimiliki. Mereka dapat saling bertukar ide secara leluasa dalam menyelesaikan permasalahan. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis, lebih dioptimalkan pada tahap elaboration. Pada tahap ini 26 siswa mengerjakan soal-soal pemecahan masalah sehingga sangat penting untuk memperhatikan langkah-langkah pengerjaan siswa. Siswa dilatih untuk dapat menyusun jawaban yang terstruktur dengan baik. Penulisan simbol, istilah, dan struktur kalimat matematika juga penting untuk diperhatikan. 29 Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian siswa menunjukkan respon yang positif terhadap model pembelajran learning cycle. 2 Apriyani dengan judul p enelitian “Penerapan Model Learning Cycle “5E” pada Pokok Bahasan Prisma dan Limas di SMP N 2 Sanden kelas VIII .Pada siklus 1, pemahaman konsep siswa belum matang dan siswa belum terbiasa dengan soal-soal pemecahan masalah. Hal ini mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kurang optimal Dari empat indikator kemampuan pemecahan masalah yang ditetapkan, baru satu indikator yang mencapai katagori tinggi, yakni indikator memahami masalah, sedangkan tiga indikator yang lain belum mencapai katagori yang diinginkan. Oleh karenanya, beberapa tahap dalam pembelajaran model Learning Cycle “5E” di siklus 2 perlu ditingkatkan. Tahap-tahap tersebut diantaranya exploration, explanation, dan elaboration. Perbaikan pada tahap exploration dan explanation dilakukan dengan mengefektifkan diskusi kelompok maupun diskusi kelas, sedangkan perbaikan pada tahap elaboration dilakukan dengan menambah soal yang terdapat dalam lembar aktivitas siswa . Soal-soal yang diberikan disusun berdasarkan tingkat kesulitannya, sehingga dapat menambah pemahaman konsep siswa tentang materi yang diajarkan. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model Learning Cycle “5E” pada pokok bahasan prisma dan limas di SMP N 2 Sanden kelas VIII dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. 30 29 Nina Agustyaningrum “Implementasi Model Pembelajaran learning cycle5E untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi MatematisSiswa Kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman ”.Universitas Negeri Yogyakarta, 2010 Tidak diterbitkan 30 Apriyani, Penerapan Model Learning Cycle “5E” pada Pokok Bahasan Prisma dan Limas di SMP N 2 Sanden kelas VIII. ”.Universitas Negeri Yogyakarta, 2010 Tidak diterbitkan

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode pembelajaran sq3r terhadap pemahaman konsep matematika siswa

5 27 160

Pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

0 22 8

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE BERBANTUAN MODUL SMART INTERAKTIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA MATERI POKOK HIDROKARBON

0 3 172

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP

0 0 9

PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Peningkatan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Learning Cycle ‘5E’ (PTK Pada Siswa Kelas VII PK Semester Genap SMP Muhammadiyah

0 0 17

PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Peningkatan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Learning Cycle ‘5E’ (PTK Pada Siswa Kelas VII PK Semester Genap SMP Muhammadiyah

0 1 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA ALJABAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA ALJABAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE ENGAGEMENT, EXPLORATION, EXPLANATION,

0 2 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PENALARAN ILMIAH SISWA SMA.

0 3 43

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.

0 0 56

Pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan Geogebra terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

0 2 12