12
a. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Menurut konsepini, guru di sekolah dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala
mau menurut saja terhadap perintah dan anjuran pejabatkepala sekolah dan atau Pembina tanpa banyak menyumbang pikiran-pikirannya. Guru
diharuskan mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki kepala sekolah atau Pembina, dan tidak boleh membantah. Dengan demikian,
kepala sekolah di sekolah bebas memberikan tekanan kepada guru dan memang harus menekan mereka. Dengan demikian, guru takut dan
terpaksa mengikuti apa yang diinginkan oleh kepala sekolah di sekolah.
b. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Menurut konsep ini, guru haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas dan
di sekolah. Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada guru.
c. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali, atau kebebasan yang bertanggung jawab. Menurut konsep ini guru
memang diberi
kebebasan, asalkan
yang bersangkutan
tidak menyalahgunakan kebebasan yang diberikan
10
. Pembagian disiplin kerja tersebut dilihat dari bagaimana cara kepala
sekolah dalam memberikan perintah-perintah kepada guru agar guru dapat melaksanakan perintahnya tersebut, namun cara tersebut berbeda. Pada
konsep otoritium kepala sekolah menuntut ketaatan yang penuh kepada guru-guru agar menjalankan perintahnya dengan baik. Pada konsep
permissive, kepala sekolah memberikan kebebasan kepada guru untuk melakukan apa saja yang ingin dilakukan oleh guru di kelas maupun di
sekolah selama perbuatan tersebut dianggap dapat meningkatkan kemajuan sekolah, dalam konsep ini menyebabkan guru tidak akan disiplin karena
mereka bekerja sesuai dengan kemauannya sendiri yang menyebabkan banyak tugas yang tidak terselesaikan. Pada konsep kebebasan yang
terkendali, guru diberikan kebebasan dalam menjalankan tugasnya tetapi ia harus bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dilakukannya tersebut.
4. Strategi Pembinaan Disiplin Kerja Guru
Seorang pemimpin harus dapat menumbuhkan disiplin, terutama disiplin diri.Dalam kaitan ini, pemimpin yakni kepala sekolah harus
10
Ali Imron, Pembinaan Guru…h.184
13
mampu membantu para guru untuk mengembangkan dan meningkatkan standar perilakunya, serta menggunakan pelaksaan aturan sebagai alat
untuk menegakkan disiplin. Disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan, menanamkan
kerjasama, dan merupakan kebutuhan untuk berorganisasi, serta untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain.
Reisman and Payne dalam Mulyasa mengemukakan strategi umum membina disiplin sebagai berikut:
a. Konsep Diri; strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri setiap individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk
menumbuhkan konsep diri, pemimpin disarankan bersikap empatik, menerima, hangat, dan terbuka sehingga para pegawai dapat
mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan masalahnya.
b. Keterampilan berkomunikasi; pemimpin harus menerima semua perasaan pegawai dengan teknik komunikasi yang dapat menimbulkan kepatuhan
dari dalam dirinya. c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; perilaku-perilaku yang salah
terjadi karena pegawai telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Hal ini mendorong munculnya perilaku-perilaku yang
salah yang disebut misbehavior. Untuk itu pemimpin disarankan: menunjukan secara tepat tujuan perilaku yang salah sehingga membantu
pegawai dalam mengatasi perilakunya, serta memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.
d. Klarifikasi nilai; strategi ini dilakukan untuk membantu pegawai dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem
nilainya sendiri. e. Latihan keefektifan pemimpin; metode ini bertujuan untuk menghilangkan
metode kekuasaan, misalnya hukuman dan ancaman melalui model komunikasi tertentu.
f. Terapi realitas; pemimpin perlu bersikap positif dan bertanggung jawab
11
. Ali Imron mengemukakan teknik-teknik alternatif pembinaan disiplin guru
sebagai berikut: a. Teknik external control; ialah suatu teknik di mana disiplin guru haruslah
dikendalikan dari luar. Guru harus senantiasa diawasi dan dikontrol agar mereka tidak terjerembab ke dalam kegiatan-kegiatan yang tidak
produktif. Menurut teknik ini, guru harus terus menerus didisiplinkan, dan
11
Mulyasa, Menjadi
Kepala Sekolah
Profesional,Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,2004, cet ke 3,h.142-143.
14
kalau perlu ditakuti dengan ancaman dan ditawari dengan ganjaran. Ancaman diberikan kepada guru yang tidak disiplin, dan ganjaran
diberikan kepada guru yang mempunyai disiplin tinggi.
b. Teknik inner controlinternal control; teknik ini merupakan kebalikan dari teknik yang pertama. Teknik ini mengupayakan agar guru dapat
mendisiplinkan diri mereka sendiri. Guru disadarkan akan arti pentingnya disiplin. Setelah sadar ia akan mawas diri dan akan berusaha
mendisiplinkan dirinya sendiri. Jika teknik ini dapat dikembangkan dengan baik, maka akan mempunyai kekuatan yang hebat.
c. Teknik cooperative control; menurut teknik ini, antara pembina dan guru harus saling bekerja sama dengan baik dalam menegakkan disiplin.
Pembina dan guru lazimnya membuat semacam perjanjian yang berisi aturan-aturan kedisiplinan yang harus ditaati bersama-sama. Sangsi atas
pelanggaran disiplin juga ditaati dan dibuat bersama. Dengan demikian pembina dan guru dapat bekerjasama dengan baik dan guru pun akan
merasa dihargai
12
. Untuk menerapkan berbagai strategi tersebut, kepala sekolah harus
mepertimbangkan berbagai situasi, dan perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang harus diciptakan oleh guru dalam mentaati peraturan-peraturan sekolah
dan menjalani tugas dan kewajibannya dengan baik tanpa ada unsur paksaan sehingga tidak merugikan berbagai pihak.
Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa antara disiplin dan kerja terdapat hubungan yang sangat erat sehingga satu sama lain sangat
mempengaruhi, disiplin yang tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi begitu juga sebaliknya disiplin yang rendah akan
menghasilkan semangat kerja yang rendah pula dan jika semangat kerja guru rendah maka akan mempengaruhi kualitas pendidikan. Oleh karena
itu, agar semangat kerja guru tinggi kepala sekolah harus melakukan berbagai strategi salah satunya adalah kepala sekolah harus mampu
berkomunikasi secara baik kepada personil sekolah terutama guru sehingga akan tercipta suasana kerja yang menyenangkan dan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan mutu pendidikan.
12
Ali Imron, Pembinaan Guru …,h.184-185