4
mensosialisasikan kedisiplinan tersebut kepada guru, komunikasi kepala sekolah sangat berperan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melaku
kan penelitian tentang “Hubungan Persepsi Komunuikasi Interpersonal Kepala Sekolah Dengan Disiplin Kerja Guru di MTs Al-
Awwabin Sawangan- Depok”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya komunikasi interpersonal kepala sekolah kepada guru sehingga terdapat jarak antara kepala sekolah dengan guru dan tidak terjalin
kerjasama yang baik. 2. Kurang ditegakkannya disiplin organisasi dan rendahnya disiplin guru
untuk mengajar ke sekolah yang menyebabkan banyak guru yang absen ke sekolah sehingga KBM di sekolah tidak lancar.
3. Kurangnya perhatian kepala sekolah kepada guru dalam memenuhi hak guru sehingga guru merasa malas dalam mengerjakan tugas-tugasnya
sebagai pendidik. 4. Kurangnya pembinaan dari kepala sekolah mengenai hal yang
berhubungan dengan pendidikan sehingga pengetahuan guru dalam metode mengajar tidak berkembang, guru selalu menugaskan murid untuk
menulis, membaca dan menjawab latihan-latihan yang ada di buku paket saja.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan tentang komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan disiplin guru, penelitian ini dibatasi pada:
Hubungan komunikasi interpesonal antara kepala sekolah dengan guru, dan disiplin kerja guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
5
D. Perumusan Masalah
Dari uraian identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana disiplin kerja guru yang ada di MTs Al-Awwabin Sawangan- Depok
2. Bagaimana persepsi guru tentang komunikasi interpersonal kepala sekolah 3. Bagaimana hubungan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan
disiplin kerja guru di MTs Al-Awwabin Sawangan-Depok.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi MTs Al-Awwabin diharapkan dapat mengetahui lebih jelas tentang komunikasi interpersonal kepala sekolah serta hubungannya terhadap
kedisiplinan guru. 2. Bagi lembaga pendidikan secara umum , diharapkan melalui penelitian
ini dapat memberikan masukan bagi kepala sekolah untuk dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam berkomunikasi untuk dapat
meningkatkan disiplin kerja guru. 3. Bagi pembaca, diharapkan pembaca dapat menggunakan hasil penelitian
sebagai bahan acuan serta studi perbandingan terhadap sistem komunikasi lembaga pendidikan.
4. Bagi penulis, diharapkan dapat member pengetahuan yang menyeluruh serta nyata mengenai pentingnya komunikasi
6
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,
DAN HIPOTESIS
A. Disiplin Kerja Guru
1. Pengertian Disiplin Kerja Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar. Sedangkan
kata guru dalam Bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa
Inggris teacher itu memang memiliki arti sederhana, yaitu guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.
1
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
2
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-
bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang
professional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu
dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
3
Dari beberapa pengertian di atas beberapa para ahli mengatakan guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam mentransfer ilmu
1
Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan,Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1996, cet ke 3, h.223
2
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000,h.31
3
Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional,Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1998 cet ke-9,h.5
7
kepada anak didik dan menguasai betul seluk beluk perihal pendidikan dan pengajaran dengan baik. Oleh karena itu pekerjaan seorang guru tidak bisa
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan yang dilakukan seorang guru.
Guru memiliki banyak tugas,salah satunya adalah tugas guru sebagai profesi yang meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Guru adalah suri tauladan bagi siswa, oleh karena itu seorang guru hendaknya bersikap yang baik dan tidak melanggar norma-norma atau
peraturan yang terdapat disekolah ataupun dilingkungan masyarakat. Disiplin saat di sekolah misalnya: guru tidak terlambat mengajar di kelas
dan tidak melebihi waktu yang telah ditentukan, cara berpakaian guru harus sopan dan tidak melanggar kode etik guru, dan lain sebagainya.
Apabila guru mempunyai sikap kedisiplinan yang tinggi dan menanamkan disiplin di kelas maka murid akan mengikuti apa yang telah dicontohkan
oleh gurunya sehingga mereka akan terbiasa untuk terus menjalankan disiplin tersebut walaupun tanpa ada ancaman atau paksaan.
Guru harus memiliki sikap disiplin, karena guru adalah panutan bagi murid-muridnya. Bagaimana mungkin tujuan pendidikan dapat tercapai
jika gurunya saja sebagai seorang pendidik tidak memiliki sikap disiplin. Dan bagaimana murid dapat menjalankan kedisiplinan jika gurunya saja
tidak mencerminkan sikap-sikap kedisiplinan. Oleh karena itu, guru harus memiliki sikap disiplin yang tinggi. Dengan adanya disiplin semua yang
telah diprogramkan sekolah akan mudah tercapai. Disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk menanamkan rasa hormat terhadap
kewenangan, menanamkan kerjasama, dan merupakan kebutuhan untuk berorganisasi, serta untuk menanamkan rasa hormat kepada orang lain.