Tujuan dan Fungsi Komunikasi Interpersonal

24 a. Keterbukaan; untuk menunjukan kualitas keterbukaan dari komunikasi antapribadi ini paling sedikit ada dua aspek, yakni: aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain. Aspek selanjutnya ialah keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimulasi yang dating kepadanya. b. Empati; dengan empati dimaksudkan untuk merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain suatu perasaan bersama perasaan orang lain yakni, mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain. Yang paling penting ialah kita tidak akan memberikan penilaian pada perilaku atau sikap mereka sebagai perilaku atau sikap yang salah atau benar. Sedangkan simpati merasakan untuk orang lain, misalnya merasa kasihan pada orang lain. c. Dukungan; dengan dukungan ini akan tercapai komunikasi antarpribadi yang efektif. Dukungan adakalanya terucap dan adakalanya tidak terucap. Dukungan yang tidak terucap tidaklah mempunyai nilai yang negatif, melainkan dapat merupakan aspek positif dari komunikasi. Gerakan-gerakan seperi anggukan kepala, kerdipan mata, senyum atau tepukan tangan merupakan dukungan positif yang tak terucapkan d. Kepositifan; dalam komunikasi antarpribadi kualitas ini paling sedikit terdapat tiga aspek perbedaan atau unsur. Pertama, komunikasi antapribadi akan berhasil jika terdapat perhatian yang positif terhadap diri seseorang. Kedua, komunikasi antarpribadi akan terpelihara baik, jika suatu perasaan positif terhadap orang lain itu dikomunikasikan. Ketiga, suatu perasaan positif dalam situasi komunikasi umum, amat bermanfaat untuk mengefektifkan kerja sama. Tidak ada hal yang paling menyakitkan kecuali berkomunikasi dengan orang lain yang tidak tertarik atau tidak mau memberikan respon yang menyenangkan terhadap situasi yang dibicarakan. e. Kesamaan; ini merupakan karakteristik yang teristimewa, karena kenyataannya manusia ini tidak ada yang sama, komunikasi antarpribadi akan lebih bisa efektif jika orang-orang yang berkomunikasi itu dalam suasana kesamaan. Jika komunikasi mereka menginginkan efektif, hendaknya diketahui kesamaan-kesamaan kepribadian di antara mereka 34 . Senada dengan Joseph A.DeVito, Husein Umar menjelaskan bahwa untuk menilai efektivitas komunikasi antar pribadi dapat dilihat dari hal- hal berikut. a. Keterbukaan, yaitu keinginan terbuka dan menanggapi secara jujur lawan bicara. b. Empati, yaitu merasakan perasaan yang sama atas lawan bicara. 34 Miftah Thoha, Perilaku Organis asi…h.191-194 25 c. Dukungan, yaitu mencoba tidak mengkritik atau menyerang isi pembicaraan, tetapi mendukung isi pembicaraan. d. Kepositifan, yaitu mencoba untuk memiliki perasaan positif pada orang lain. Dengan demikian, jika lawan bicara mencoba berbicara negative pada seseorang, usahakan untuk tidak mendukungnya. e. Kesamaan, yaitu komunikasi antarpribadi akan lebih efektif jika terjadi dalam suasana kesamaan sehingga terjadi rasa saling hormat dan saling menghargai 35 . Menurut Rogert dalam Arni Muhammad hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut: a. Bertemu satu sama lain secara personal. b. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti. c. Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan. d. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain. e. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti. f. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain 36 . Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan efektivitas komunikasi interpersonal adalah tercapainya maksud dan tujuan bersama melalui pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Adapun kelebihan dari komunikasi interpersonal ini terletak pada umpan balik yang tidak tertunda.Komunikator segera mengetahui langsung apakah pesan dapat diterima atau malah ditolak oleh komunikan.Apabila mereka saling menanggapi pesan dan menerima kehadiran pribadi masing-masing maka telah terjadi komunikasi interpersonal yang dialogis, umpan balik berfungsi sebagai unsur penguat komunikasi interpersonal sebagai harapan-harapan, minat, dan keinginan bersama. 35 Husein Umar, Desain Penelitian... h. 42-43 36 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi …h.181-182. 26

7. Hambatan Komunikasi Interpersonal

Ada beberapa hal yang dapat menjadi penghambat atau penghalang dalam proses berkomunikasi, yaitu: a. Komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami. b. Perbedaan persepsi akibat latar belakang yang berbeda. c. Terjemahan yang salah. d. Kegaduhan e. Gangguan fisik gagap, tuli, buta f. Semantk yaitu pesan bermakna ganda. g. Belum berbudaya baca dan tulis, serta budaya diam. h. Kecurigaan. i. Teknik bertanya yang buruk j. Teknik menjawab yang buruk. k. Tidak jujur. l. Tertutup m. Destruktif. n. Kurang dewasa o. Kurang respek p. Kurang menguasai materi q. Kurang persiapan, dan r. Kebiasaan menjadi pembicara dan pendengar yang buruk 37 . Jadi, komunikasi interpersonal adalahsuatu proses penyampaian pesan baik secara verbal maupun nonverbal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang langsung dapat diketahui balikannya atau feedbacknya. Keberhasilan komunikasi interpersonal di sekolah sangat ditentukan oleh cara penyampaian dalam proses komunikasi yang digunakan, guru dan kepala sekolah harus dapat menggunakan pola komunikasi yang sesuai dengan situasi dan tataran komunikasi interpersonal yang dihadapi. Dilain pihak, kesempatan guru-guru untuk mengemukakan usul dan gagasan tentu semakin memperkaya pemikiran baru bagi sekolah itu sendiri. Dengan terbukanya kesempatan untuk sumbang saran, akan memberikan keputusan tersendiri bagi guru-guru, dan secara psikologis hal ini memenuhi salah satu kebutuhan yaitu kebutuhan akan pengakuan. Disamping itu perhatian dan penghargaan akan usul-usul dan pendapat secara tidak langsung membuat guru-guru semakin terlibat dengan 37 Husaini Usman, Manajemen, Te ori… h.396

Dokumen yang terkait

Peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan disiplin kerja guru di Madrasah Tsanawiyah Kamilul Awwabin Sepatan-Tangerang

3 37 70

Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MTS Ta'Lim al- Mubtadi Cipondoh - Tangerang

1 17 114

Implementasi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK Al-Hidayah Ciputat

2 12 185

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMP MUHAMMADIYAH DI KOTA MEDAN.

0 3 37

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SIKAP GURU TERHADAP PEKERJAAN, DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN PENGETAHUAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMKN KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 1 36

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DISIPLIN KERJA GURU, DAN KOMUNIKASI ANTAR GURU PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DISIPLIN KERJA GURU, DAN KOMUNIKASI ANTAR GURU TERHADAP UNJUK KERJA GURU SMP SUB RAYON

0 1 14

BAB I PENDAHULUAN PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DISIPLIN KERJA GURU, DAN KOMUNIKASI ANTAR GURU TERHADAP UNJUK KERJA GURU SMP SUB RAYON 06 KENDAL.

0 1 9

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 2 JUWIRING TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 15

KINERJA GURU DITINJAU DARI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN TUNTUTAN KINERJA GURU DITINJAU DARI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN TUNTUTAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI 2 REMBANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 17

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU PADA SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU KABUPATEN KLATEN TAHUN 2008

0 0 15