26
7. Hambatan Komunikasi Interpersonal
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penghambat atau penghalang dalam proses berkomunikasi, yaitu:
a. Komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami. b. Perbedaan persepsi akibat latar belakang yang berbeda.
c. Terjemahan yang salah. d. Kegaduhan
e. Gangguan fisik gagap, tuli, buta f. Semantk yaitu pesan bermakna ganda.
g. Belum berbudaya baca dan tulis, serta budaya diam. h. Kecurigaan.
i. Teknik bertanya yang buruk j. Teknik menjawab yang buruk.
k. Tidak jujur. l. Tertutup
m. Destruktif. n. Kurang dewasa
o. Kurang respek p. Kurang menguasai materi
q. Kurang persiapan, dan r. Kebiasaan menjadi pembicara dan pendengar yang buruk
37
. Jadi, komunikasi interpersonal adalahsuatu proses penyampaian pesan
baik secara verbal maupun nonverbal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang langsung dapat diketahui balikannya atau feedbacknya.
Keberhasilan komunikasi interpersonal di sekolah sangat ditentukan oleh cara penyampaian dalam proses komunikasi yang digunakan, guru dan
kepala sekolah harus dapat menggunakan pola komunikasi yang sesuai dengan situasi dan tataran komunikasi interpersonal yang dihadapi. Dilain
pihak, kesempatan guru-guru untuk mengemukakan usul dan gagasan tentu semakin memperkaya pemikiran baru bagi sekolah itu sendiri.
Dengan terbukanya kesempatan untuk sumbang saran, akan memberikan keputusan tersendiri bagi guru-guru, dan secara psikologis hal ini
memenuhi salah satu kebutuhan yaitu kebutuhan akan pengakuan. Disamping itu perhatian dan penghargaan akan usul-usul dan pendapat
secara tidak langsung membuat guru-guru semakin terlibat dengan
37
Husaini Usman, Manajemen, Te oriā¦ h.396
27
pekerjaannya, dan semakin menghayati sabagai bagian dari unit kerja tersebut. Hal seperti ini akan membuat guru lebih meningkatkan
kedisiplinan dan mereka akan bekerja dengan lebih baik lagi. Komunikasi interpersonal kepala sekolah yang efektif sangat besar
sumbangannya terhadap kedisiplinan kerja guru.Komunikasi interpersonal yang berlangsung antara kepala sekolah dengan para guru sangat
mendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan.
Untuk mengukur apakah kepala sekolah telah melakukan komunikasi interpersonal secara efektif atau tidak di sekolah dapat dilihat dari
beberapa indikator sebagai berikut: adanya kemampuan memproyeksikan diri sendiri dalam peran orang lain atau empati, adanya sikap positif bagi
diri sendiri maupun orang lain, adanya sikap dari perilaku komunikasi yang mendukung terjadinya komunikasi tersebut, dan adanya unsur
kesamaan yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Jika indikator tersebut berlangsung atau ada dalam komunikasi interpersonal
tersebut maka akan tercipta suasana komunikasi yang kondusif.
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan yang diinginkan adalah ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sekolah
tersebut. Dalam kepeminpinannya kepala sekolah dituntut menguasai komunikasi yang baik terutama komunikasi interpersonal, karena
komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang sering digunakan sehari-hari di lingkungan sekolah. Kepala sekolah mempunyai peran yang
penting untuk menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberi teladan, dorongan, serta bantuan kepada guru, murid
dan staf di sekolah.Semuanya itu membutuhkan kepiawaian seorang kepala sekolah dalam berkomunikasi interpersonal yang baik.Peranan dan
fungsi yang terpenting lagi bagi kepala sekolah adalah perannya sebagai komunikator. Peran kepala sekolah sebagai komunikator harus dapat
28
diwujudkan dengan baik supaya kepala sekolah dapat menggerakkan para guruagar mereka mempunyai jiwa disiplin yang baik dalam menjalankan
tugasnya, dan sadar untuk mematuhi peraturan yang dibuat oleh sekolah sehingga dapat menghasilkan kinerja yang bagus
Guru sebagai subjek pendidikan disekolah, menjadi orang yang paling berwewenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina
anak didik di sekolah maupun di luar sekolah. Peran yang dimiliki guru sangat kompleks dan beragam, oleh karena itu potensi seorang guru harus
dioptimalkan, adapun upaya optimalisasi potensi guru salah satunya dengan diterapkannya disiplin kerja guru di sekolah.
Dalam menjalankan peran dan tugasnya dalam bentuk melaksanakan disiplin kerja guru, guru dihadapkan pada beberapa persoalan yang
menyebabkan turun atau naiknya tingkat kepatuhan terhadap disiplin kerja guru.Beberapa faktor yang mempengaruhinya bisa terjadi karena
kepribadian guru itu sendiri, perilaku atasan yakni kepala sekolah, sistem kerja yang berlaku dan lain-lain.
Penggunaan komunikasi interpersonal harus disesuaikan dengan kondisi di lingkungan sekolah itu sendiri. Pada umumnya terkadang kepala
sekolah kurang tepat dalam memberikan teguran bagi guru yang melanggar peraturan sehingga mengakibatkan guru menjadi tidak
termotivasi lagi
dalam menjalankan
tugas-tugasnya dan
akan mempengaruhi tingkat disiplin guru tersebut. Terkadang juga kepala
sekolah sangat tegas dalam bertindak hal ini memang berakibat positif dalam masalah kedisiplinan, tetapi disiplin yang ada di sini adalah tidak
sesuai dengan konsep yang sebenarnya, karena disiplin di sini dilakukan secara terpaksa, karena takut memperoleh sanksi dari kepala sekolah.
Disiplin kerja guru disebuah organisasi pendidikan yakni sekolah harus dilaksanakan dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya agar tercapai
tujuan organisasi tersebut yaitu mutu pendidikan yang berkualitas.Agar disiplin kerja dapat dilaksanakan secara optimal, kepala sekolah harus
menggunakan komunikasi interpersonal dengan sebaik-baiknya. Dengan
29
penguasaan komunikasi interpersonal diharapkan seorang pemimpin yakni kepala sekolah akan mampu menjalankan komunikasi yang efektif
sehingga akan tercipta pendidikan yang berkualitas dengan guru yang disiplin terhadap pekerjaan, tugas dan tanggungjawabnya akan menjadi
kenyataan.
D. Hipotesis
Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dirumuskan sebagai berikut:
H : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi
interpersonal kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MTs Al- Awwabin Sawangan-Depok.
H
a
: Terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MTs Al-
Awwabin Sawangan-Depok.