21
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya. Hal ini mencakup keseluruhan nilai dan karakteristiknya. Ranah psikomotorik berkaitan erat dengan keterampilan secara fisik dan
motorik. Aspek pada ranah psikomotik terdiri dari:
35
a. Persepsi, yakni menyadari stimulus, menyeleksi stimulus terarah sampai menerjemahkannya dalam pengamatan stimulus terarah kepada kegiatan yang
ditampilkan. b. Kesiapan, berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan tertentu,
termasuk kesiapan mental, fisik, dan emosional. c. Respons terpimpin, meliputi kemampuan menirukan gerakan, gerakan coba-
coba, dan performance yang memadai menjadi tolak ukur. d. Mekanisme, yakni kebiasaan yang berasal dari respons yang dipelajari,
gerakan dilakukan dengan mantap, penuh keyakinan dan kemahiran. e. Respons kompleks, berkaitan dengan gerak motorik yang memerlukan pola
gerakan yang kompleks. f.
Penyesuaian, berkaitan dengan pola gerakan yang telah berkembang dengan baik, sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakannya agar sesuai dengan
situasi yang dihadapinya. g. Mencipta, yakni keterampilan tingkat tinggi dimana pada tingkatan ini
seseorang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pola-pola gerakan baru agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya.
5. Kajian Materi Subjek a. Karakteristik Konsep Momentum dan Impuls
Momentum dan impuls merupakan salah satu konsep fisika yang penting untuk dipelajari karena aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Konsep momentum
dan impuls memiliki karakteristik khusus, diantaranya:
35
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.68-69.
22
1 Tingkat kesulitan relatif tinggi, dapat dilihat dari Standar Kompetensi yang menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis.
2 Bersifat matematis karena selalu ada perumusan matematis dalam setiap fenomena konsep momentum dan impuls.
3 Aplikasinya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
b. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Momentum dan Impuls
Standar Kompetensi yang telah ditetapkan untuk konsep momentum dan impuls adalah menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan
mekanika benda titik. Adapun Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan adalah menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan.
c. Peta Konsep Momentum dan Impuls
Momentum dan impuls merupakan bagian dari konsep fisika yang diajarkan pada semester ganjil di tingkat SMA kelas XI kurikulum KTSP. Selain
mempelajari besaran momentum dan impuls, konsep ini juga mempelajari Hukum Kekekalan Momentum yang berlaku pada peristiwa tumbukan dua buah benda
atau lebih. Agar pembelajaran pada konsep momentum dan impuls lebih mudah dipahami, maka disajikan peta konsep dalam Gambar 2.3 berikut ini:
Gambar 2.3 Peta Konsep Momentum dan Impuls
mengalami
Tumbukan
berlaku terdiri dari
Lenting Sempurna
Hukum Kekekalan Momentum Hukum Kekekalan Energi Kinetik
Lenting Sebagian Tidak Lenting Sama Sekali
berlaku berlaku
Benda
Impuls Momentum
memiliki
23
d. Materi Konsep Momentum dan Impuls 1 Konsep Momentum dan Impuls
a Momentum Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk
melanjutkan gerakannya pada kelajuan konstan. Secara matematis dituliskan:
36
b Impuls Impuls merupakan gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda
bergerak dalam interval waktu tertentu. Secara matematis dituliskan:
37
c Hubungan Momentum dan Impuls Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat
ditulis:
38
Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda itu.
2 Hukum Kekekalan Momentum
Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa jika suatu sistem tidak mendapat gaya dari luar, maka momentum sistem selalu tetap yaitu momentum
sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum sistem sesudah tumbukan. Secara matematis dituliskan:
39
3 Tumbukan
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
36
Supiyanto, Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Phibeta, 2006, h. 116.
37
Bambang Haryadi, Fisika Untuk SMAMA Kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 88-89.
38
Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007, h. 135.
39
Ibid, h. 140.
24
a Tumbukan Lenting Sempurna Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum
dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda dengan massa m
1
dan m
2
bergerak dengan kecepatan v
1
dan v
2
dengan arah berlawanan. Kedua benda bertumbukan, sehingga kecepatan kedua benda menjadi v
1
’ dan v
2
’ seperti terlihat pada Gambar 2.4.
40 v
1
v
2
v
1
’ v
2
’ m
1
m
2
m
1
m
2
m
1
m
2
Sebelum tumbukan Saat tumbukan
Setelah tumbukan
Gambar 2.4 Tumbukan Lenting Sempurna Antara Dua Benda
Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum kekekalan Energi Kinetik, persamaan koefisien restitusi e untuk tumbukan lenting sempurna:
41
1
b Tumbukan Lenting Sebagian Pada tumbukan lenting sebagian, berlaku Hukum Kekekalan Momentum,
tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Gambar 2.5 menunjukkan sebuah bola elastis yang jatuh bebas dari ketinggian h
1
dari lantai, maka akan terjadi tumbukan antara bola dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h
2
.
h
1
v
1
’ h
2
v
1
Gambar 2.5 Tumbukan Lenting Sebagian Antara Bola dan Lantai
40
Supiyanto, Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Phibeta, 2006, h. 121.
41
Bambang Haryadi, Fisika Untuk SMAMA Kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 93.