Konsep Dasar Lean Manufacturing

1991 memperkenalkan lean production sebagai suatu istilah yang telah digunakan Toyota berfokus pada pengurangan lead time dengan pengurangan waste pada setiap tahapan proses untuk mendapatkan kualitas terbaik dengan biaya rendah.

3.2. Konsep Dasar Lean Manufacturing

Ohno 1997 seperti yang dikutip oleh Abdullah 2003 menjelaskan bahwa ide dasar dibalik sistem Lean Manufacturing, yang telah dipraktekkan selama bertahun-tahun di Jepang, mencakup eliminasi pemborosan, pengurangan biaya serta peningkatan kemampuan pekerja. Filosofi Jepang dalam menjalankan bisnis sangatlah berbeda dengan filosofi yang telah lama diterapkan di Amerika. Kepercayaan tradisional Barat beranggapan bahwa satu-satunya cara untuk memperoleh keuntungan adalah dengan menambahkan keuntungan itu kedalam ongkos manufaktur agar dapat menaikkan harga jual seperti yang diinginkan. Sebaliknya pendekatan cara Jepang percaya bahwa konsumen merupakan generator harga jual. Semakin banyak kualitas yang dibangun kedalam suatu produk dan semakin banyak jasa yang ditawarkan, maka semakin besar juga harga yang rela dibayar oleh konsumen. Perbedaan antara biaya produk dan harga inilah yang disebut sebagai profit. Ilmu Lean Manufacturing adalah bekerja dalam setiap tahapan di value stream dengan mengeliminasi pemborosan agar dapat mengurangi biaya, meningkatkan output, dan pengurangan lead time produksi agar dapat terus bersaing dalam pertumbuhan pasar global. Universitas Sumatera Utara Konsep dasar dalam lean manufacturing 3 dapat diringkas sebagai berikut: 1. Pendefenisian waste pemborosan Dari seluruh aktivitas untuk menghasilkan produk dari tahap awal hingga akhir dapat dikategorikan atas value added yang memberikan nilai tambah dan non-value added tidak memberikan nilai tambah. 2. Standarisasi proses Lean menuntut adanya implementasi dari panduan produksi yang rinci, disebut sebagai standarisasi kerja. Ini mengeliminasi variasi pekerja dalam melakukan pekerjaannya. 2. Continuous flow Lean bertujuan mengimplementasikan aliran produksi kontiniu, bebas dari bottlenecks, interruption, or waiting. Bila hal ini berhasil diimplementasikan maka waktu siklus produksi dapat dikurangi hingga 90. 3. Pull production Disebut juga Just-in-Time JIT yang bertujuan memproduksi produk yang dibutuhkan dan pada waktu dibutuhkan. 4. Quality at the source Lean bertujuan mengeliminasi sumber kecacatan dan pemeriksaan kualitas dilakukan pekerja pada lini proses produksi. 5. Continuous Improvement Lean ditujukan mencapai kesempurnaan dengan perbaikan bertahap untuk mengeliminasi pemborosan secara terus menerus. 3 Mekong Capital, Introduction to Lean Manufacturing, 2004, Vietnam, pp. 4 Universitas Sumatera Utara

3.3. Filosofi Just in Time