Penentuan Produk Model Line

5.2.1.1. Penentuan Produk Model Line

Produk yang menjadi model line dalam pembentukan Current State Map PT CWS adalah produk Breaded Shrimp. Adapun aliran proses produksi dapat dilihat pada gambar 5.1. Penerimaan Raw Material Deheading Pengupasan Dan Pembelahan Filling Breading Seaming Freezing Pemeriksaan Pengepakan Gambar 5.1. Diagram Alir Proses Produksi Breaded Shrimp 5.2.1.2.Penentuan Value Stream Manager Value Stream Manager memegang peranan penting dalam proses produksi dan harus memahami keseluruhan proses secara mendetail. Dalam penelitian ini, Value Stream Manager adalah Bapak Asbuan, ST, MT, selaku manajer produksi di PT. Central Windu Sejati. Universitas Sumatera Utara Penerimaan Raw Material Deheading Pengupasan Dan Pembelahan Filling Breading Seaming Freezing Pemeriksaan Pengepakan 5.2.1.3.Pembentukan Diagram SIPOC dan Door To Door Flow Sepanjang Value Stream Diagram SIPOC supplier, input, process, output, dan customer digunakan untuk menunjukkan batasan dan ruang lingkup penelitian. Diagram SIPOC untuk penelitian di PT Central Windu Sejati dapat dilihat pada Gambar 5.2. SUPPLIER INPUT PROCESS OUTPUT CUSTOMER Raw Material Storage Warehouse Udang Sotong. tepung Roti, Susu Plastik pembungkus Packing Material Breaded Shrimp Storage Stuffing Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2. SIPOC Diagram Pembentukan peta setiap kategori proses Door to Door Flow memerlukan informasi yang akan direkapitulasi dalam satu process box. Data waktu siklus yang telah diperoleh sebelumnya perlu diuji terlebih dahulu, antara lain melalui uji kenormalan dengan menggunakan metode 1 sampel Kolmogorov Smirnov dengan SPSS 15.0, uji keseragaman data untuk mengetahui ada tidaknya data yang berada di luar batas kendali, dan uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sudah representatif. Hasil uji normal, uji keseragaman dan uji kecukupan terhadap data waktu siklus di stasiun receiving raw material dapat dilihat berturut-turut pada Tabel 5.6, Tabel 5.7 dan Tabel 5.8. Untuk hasil uji di stasiun lainnya dapat dilihat pada lampiran L- 2. Tabel 5.6. Cycle Time Stasiun Receiving Raw Material Pengamatan Cycle Time menit 1 26.37 2 26.54 3 26.83 4 27.57 5 26.71 6 26.99 7 27.14 8 27.27 9 26.76 10 27.36 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Hasil Uji Normal One-Sample Kolmogorov Smirnov Cycle Time Stasiun Receiving Raw Material Tabel 5.10. Hasil Uji Keseragaman Data Stasiun Receiving Raw Material Pengamatan X X  BKB BKA 1 26.37 26.95 0.38 26.19 27.72 2 26.54 26.95 0.38 26.19 27.72 3 26.83 26.95 0.38 26.19 27.72 4 27.57 26.95 0.38 26.19 27.72 5 26.71 26.95 0.38 26.19 27.72 6 26.99 26.95 0.38 26.19 27.72 7 27.14 26.95 0.38 26.19 27.72 8 27.27 26.95 0.38 26.19 27.72 9 26.76 26.95 0.38 26.19 27.72 10 27.36 26.95 0.38 26.19 27.72 95 . 26 10 36 . 27 .... 54 . 26 37 . 26        n X X n 10 26.951 .82087 .199 .151 -.199 .628 .825 Parameter N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Nilai Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Universitas Sumatera Utara Dimana n = jumlah pengamatan         38 . 1 10 95 . 26 36 . 27 ... 95 . 26 54 . 26 95 . 26 37 . 26 1 2 2 2 2              n X Xi  BKB = X - 2 σ BKA = X + 2 σ = 26.95 -20.38 = 26.95 +20.38 = 26.19 = 27.72 Peta Kontrol Keseragaman Data Receiving Raw Material 25 25.5 26 26.5 27 27.5 28 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengamatan C y cl e T im e m en it cycle time mean bkb bka Gambar 5.3 Peta Kontrol Cycle Time Stasiun Receiving Raw Material Dari peta kontrol di Gambar 5.3, terlihat bahwa semua data berada dalam batas kontrol, maka data cycle time di stasiun Receiving Raw Material telah seragam. Tabel 5.11. Hasil Uji Kecukupan Data Stasiun Receiving Raw Material Pengamatan X X 2 1 26.37 695.38 2 26.54 704.11 Universitas Sumatera Utara 3 26.83 719.80 4 27.57 760.33 Tabel 5.11. Hasil Uji Kecukupan Data Stasiun Receiving Raw Material lanjutan Pengamatan X X 2 5 26.37 713.42 6 26.54 728.46 7 26.83 736.53 8 27.57 743.43 9 26.71 715.83 10 26.99 748.35 Total 269.52 7265.63             336 . 52 . 269 52 . 269 7265.63 10 40 40 2 2 2 2 2                         X X X N N Karena N’=0.336 N=10 maka data cycle time di stasiun Receiving Raw Material sudah cukup. Tabel 5.12. Rekapitulasi Pengujian Data Proses Uji Normal Uji Keseragaman Uji Kecukupan Penerimaan Raw Material Normal Seragam Cukup Deheading Normal Seragam Cukup Pengupasan dan Pembelahan Normal Seragam Cukup Universitas Sumatera Utara Filling Normal Seragam Cukup Breading Normal Seragam Cukup Tabel 5.12 Rekapitulasi Pengujian Data lanjutan Proses Uji Normal Uji Keseragaman Uji Kecukupan Seaming Normal Seragam Cukup Freezing Normal Seragam Cukup Pemeriksaan Normal Seragam Cukup Pengepakan Normal Seragam Cukup Elemental breakdown pada setiap stasiun dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Receiving Raw Material - udang dalam fiber box yang dibawa dari inventori disortasi warnanya sesuai dengan standar warna yang ditentukan - udang disortasi berdasarkan freshness kesegaran - udang dibersihkan dalam washing tank yang berisi air klorin 50 ppm kemudian dimasukkan ke dalam fiber box untuk dipindahkan ke stasiun berikutnya. Untuk udang yang tidak lolos dalam sortasi akan dipisahkan ke fiber box lain untuk selanjutnya dibawa ke bagian produk sampingan. 2. Deheading - udang hasil sortasi dari stasiun receiving dalam fiber box diletakkan di atas meja di samping kanan baskom penampung udang headless - udang dipotong bagian kepalanya dengan tangan Universitas Sumatera Utara - bagian headless ditaruh di baskom penampung headless, sedangkan kepala udang ditaruh di baskom penampung kepala udang yang nantinya akan dibawa ke bagian produk sampingan. 3. Pengupasan dan Pembelahan - udang headless dikupas kulitnya - udang dibelah pada bagian punggungnya secara simetris dengan pisau sampai kedalaman separuh dari size tetapi tidak boleh sampai terbelah dua. - hasil kupasan ditaruh pada baskom penampung di atas conveyor 4. Filling - Adonan sotong yang telah disediakan dalam mangkok diambil dengan sendok khusus - Udang yang telah dibelah dipegang sambil dibuka pada bagian punggungnya - Adonan sotong dimasukkan ke dalam udang - Udang ditimbang sambil dilihat apakah beratnya sudah mencapai 30 gram, jika tidak maka ditambahkan lagi adonan sotongnya - Udang yang sudah diisi dan beratnya sudah standar 30 gram lalu disusun di atas nampan. Satu nampan merupakan 1 pack yang harus mencapai 8 ekor. 5. Breading - udang yang telah diisi dengan adonan sotong dilumuri dengan tepung - udang dilumuri dengan susu kental - udang dilumuri dengan roti tawar yang telah diiris seperti keju - udang disusun kembali dalam nampan. Universitas Sumatera Utara 6. Seaming - udang yang telah dibreading selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik pembungkus - kemasan plastik diseaming - printing dengan hot printer untuk expired date dan kode material sesuai spesifikasi 7. Freezing - breaded shrimp dalam kemasan disusun untuk dialirkan ke mesin pendingin melalui conveyor - quick freezing ± 30 detik 8. Pemeriksaan - Setiap kemasan breaded shrimp yang keluar dari mesin pendingin diperiksa dengan metal detector - Untuk yang lolos pemeriksaan akan dibawa ke bagian pengepakan sedangkan yang tidak lolos akan ditaruh di baskom khusus. 9. Pengepakan - Breaded shrimp yang telah lolos pemeriksaan dimasukkan ke dalam kotak - Produk akhir disimpan dalam gudang penyimpanan. Layout lantai produksi dapat dilihat pada lampiran L-3. Adapun, layout yang ada di lantai produksi PT. Central Windu Sejati memiliki pola L dan menunjukkan aliran material yang kontinu antar stasiun, sehingga tidak ada perubahan yang diusulkan dari peneliti dengan pertimbangan bahwa layout yang ada sudah ideal Universitas Sumatera Utara sehingga tidak ada perbaikan yang perlu diusulkan karena tidak akan ada penambahan nilai yang signifikan untuk hal ini. 5.2.1.4.Pembentukan Peta Aliran Keseluruhan Pabrik Pada tahap ini, setiap proses sepanjang value stream digabungkan dengan aliran material dan aliran informasi sehingga menjadi satu kesatuan aliran dalam pabrik. Penjelasan kedua aliran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Aliran Material Aliran material menggambarkan pergerakan material utama dalam proses produksi disepanjang value stream. Material utama yang digunakan adalah udang. 2. Aliran Informasi Aliran informasi yang digunakan perusahaan ada dua jenis, yaitu: a. Manual Information Flow Merupakan aliran informasi yang terjadi secara manual. Aliran informasi ini terjadi antara manajer produksi terhadap setiap proses yang berlangsung dilantai produksi. Jadwal yang diberikan adalah jadwal kegiatan harian setelah mendapat penyesuaian dari jumlah bahan yang masuk. b. Electronic Information Flow Merupakan informasi yang disampaikan dengan menggunakan perangkat elektronik. Aliran informasi ini terjadi antara manajer produksi dengan Universitas Sumatera Utara bagian pemasaran, supplier berupa miniplant, dan supplier dari luar negeri seperti Jepang dan Amerika. Pemesanan bervariasi, umumnya dilakukan secara weekly orders. Aliran informasi ini juga terjadi pada konsumen yang ingin memesan dengan telepon atau email. Setelah semua informasi diperoleh, dengan demikian current state map dapat dibentuk dengan menempatkan semua aliran material dan informasi ke dalam map. Current State Map produk breaded shrimp PT CWS dapat dilihat pada gambar 5.4. Setelah current state map dilengkapi dengan aliran material dan aliran informasi, maka langkah selanjutnya adalah penambahan lead time bars untuk menunjukkan lead time terhadap pembungkusan pack dari hasil pengamatan terhadap ukuran batch. Waktu dibedakan atas dua yaitu lead time produksi yang menunjukkan adanya non value added time dan waktu siklus semua proses yang umumnya merupakan value added time. a. Production Lead Time PLT = 2 hari + 323.5 menit = 2.25 hari b. Processing Time Value Added = 351.42 menit Universitas Sumatera Utara V-95 I I I I I I I I I I Gambar 5.4. Current State Map PT CWS Universitas Sumatera Utara V-96 5.2.2. Penentuan Jadwal Induk Produksi Sebelum menentukan jadwal induk poduksi, terlebih dahulu dilakukan forecasting penjualan produk breaded shrimp. Berdasarkan data penjualan produk breaded shrimp pada tabel 5.6., dilakukan foreceasting untuk 1 periode ke depan, yaitu tahun 2010. 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Periode P e nj ual a n to n Penjualan Breaded Shrimp Gambar 5.5. Grafik Penjualan Breaded Shrimp Dari grafik penjualan terlihat adanya penurunan penjualan yang sangat drastis, yaitu pada bulan Maret 2008, November 2008, dan Desember 2008. Setelah peneliti berdiskusi dengan pihak manajemen operasional, didapati bahwa penyebab hal ini adalah sebagai berikut: - Pada bulan Maret 2008, adanya kelalaian dari departemen quality control yang tidak melakukan pemeriksaan dengan teliti, sehingga ada complaint dari customer terhadap mutu produk . Universitas Sumatera Utara - Pada bulan November 2008 dan Desember 2008, adanya kesalahpahaman dengan pihak vendor pemasok bahan baku udang terhadap jadwal pemesanan dan jadwal pengiriman. Dari uraian di atas, penyebab terjadinya variasi yang tinggi pada data penjualan dikarenakan assignable causes. Maka itu, peramalan selanjutnya akan dilakukan tanpa data penjualan pada bulan tersebut. 45 48 51 54 57 60 63 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Periode P e nj ua la n t o n Penjualan Breaded Shrimp Gambar 5.6. Grafik Penjualan Breaded Shrimp Revisi Forecasting dilakukan dengan menggunakan analyze time series simple seasonal method melalui sofware SPSS 15.00. Metode terpilih adalah Winter’s additive. Tabel 5.13. Model Statistics Peramalan Breaded Shrimp .864 .344 44.241 15 .000 Model Penjualan Produk Number of Predictors Stationary R-squared MAPE Model Fit statistics Statistics DF Sig. Ljung-Box Q18 Number of Outliers Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14 Hasil Peramalan Penjualan Bulan Penjualan ton Januari 58.62 Februari 54.91 Maret 59.8 April 59.35 Mei 57.43 Juni 59.61 Juli 60.11 Agustus 57.5 September 54.97 Oktober 54.95 November 58.22 Desember 58.89 Hasil forecasting penjualan produk digunakan untuk rencana produksi periode 2010. Perhitungan indeks peramalan tiap bulan dapat dilihat pada Tabel. 5.15 Tabel 5.15 Indeks Peramalan Bulan Penjualan Tahun 2008 Penjualan Tahun 2009 Rata-rata Penjualan Indeks Januari 58.18 58.33 58.26 1.01 Februari 54.58 54.50 54.54 0.95 Maret 59.43 59.43 59.43 1.03 April 58.23 59.73 58.98 1.03 Mei 57.11 57.01 57.06 0.99 Juni 59.43 59.05 59.24 1.03 Juli 59.73 59.75 59.74 1.04 Agustus 57.01 57.25 57.13 0.99 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15 Indeks Peramalan lanjutan Bulan Penjualan Tahun 2008 Penjualan Tahun 2009 Rata-rata Penjualan Indeks September 54.14 55.05 54.60 0.95 Oktober 54.28 54.88 54.58 0.95 November 57.85 57.85 57.85 1.01 Desember 58.52 58.52 58.52 1.02 Total 688.49 691.35 689.92 12.00 Rata-rata 57.3742 57.6121 57.4931 57.5526 Dengan demikian jadwal induk produksi Master Production Schedyle MPS dapat direncanakan sebagai berikut: Penjualan bulan Januari 2010 = ramalan Januari 2010 x Indeks peramalan Januari = 58.62 x 1.01 = 59.40 Hasil peramalan penjualan ini yang akan menjadi dasar perencanaan produksi produk untuk periode mendatang. Hasil Perhitungan dapat dilihat pada Tabel Jadwal Induk Produksi. Tabel 5.16. Jadwal Induk Produksi Breaded Shrimp Juni 2009 dalam ton Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Breaded Shrimp 59.40 52.09 61.81 60.88 57.00 61.42 Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember Breaded Shrimp 62.46 57.14 52.20 52.17 58.58 59.94 Universitas Sumatera Utara

5.2.3. Pemodelan Sistem Persediaan Aktual