6.1.2.3. Perhitungan Jumlah Kartu Kanban
Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus Arnaldo Hernandez, 1989:
Permintaan harian x Waktu tunggu x Faktor pengaman Banyaknya kanban =
Ukuran Lot Sebagai contoh perhitungan pada stasiun penerimaan raw material:
Permintaan harian = 11337.39 kg, Waktu tunggu = waktu proses + lead time
= 26.95 menit + 28.30 menit = 55.25 menit = 0.92 jam 8 jamhari = 0.115 hari,
Faktor pengaman =1,5 ; penentuan faktor pengaman dilakukan atas pertimbangan dengan manajer produksi dengan dasar pengamatan error estimation kinerja kerja
50 dari kondisi ideal yang diinginkan. Besarnya faktor pengaman juga menunjukkan range kartu kanban pengaman.
Ukuran lot merupakan ukuran batch yaitu 360 kg. Maka perhitungan jumlah kartu kanban untuk stasiun penerimaan raw
material dapat dihitung sebagai berikut: 11337.39 x 0.115 x 1.5
Banyaknya kanban = 360
= 5.44 kartu ≈ 6 kartu
Hasil perhitungan pada setiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 6.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.6. Jumlah Kebutuhan Kartu Kanban Tiap Stasiun
Stasiun Proses Customer
Demand day kg
Waktu Tunggu
hari Ukuran
Batch kg
Banyak Kanban
kartu
1 Penerimaan
11337.39 0.0590 360 5.44
≈ 6 2
Deheading 10203.65 0.0733 252
7.77 ≈ 8
3 Pengupasan
4999.789 0.0625 220 11.87 ≈ 12
4 Filling
3959.833 0.1563 360 1.22
≈ 2 5
Breading 3563.85 0.2813 360 1.60
≈ 2 6
Seaming 3207.465 0.0104 360
0.04 ≈ 1
7 Freezing
2886.718 0.0104 360 0.04
≈ 1 8
Pemeriksaan 2742.382 0.0208 360
0.07 ≈ 1
9 Pengepakan
2605.263 1.0000 360 2.62
≈ 3
6.1.2.4. Rancangan Kartu Kanban Dan Sistem Informasi
Setelah menentukan jumlah kartu kanban pada setiap stasiun, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan jenis kartu kanban dan sistem
informasi perusahaan. 1.
Jenis Kartu kanban Adapun kartu kanban yang diperlukan perusahaan adalah kanban pengambilan
dan kanban perintah produksi. Kanban pengambilan diperlukan pada setiap stasiun untuk menentukan jumlah produk yang harus diambil dari proses
terdahulu oleh proses berikutnya. Sedangkan kanban perintah produksi hanya dipakai di stasiun pengupasan dan pengepakan yang dimaksudkan untuk
menghasilkan output berupa udang yang sudah dikupas pada stasiun
Universitas Sumatera Utara
pengupasan dan produk jadi breaded shrimp dalam kemasan pada stasiun pengepakan. Contoh gambar kanban pengambilan dan kanban perintah
produksi dapat dilihat pada Gambar 6.4. dan 6.5.
Gambar 6.4. Kanban Pengambilan
Gambar 6.5. Kanban Perintah Produksi
2. Melakukan perancangan sistem komunikasi antara perusahaan dengan
pemasok vendor dimana perusahaan dapat mengupayakan adanya zero inventory dengan melakukan kesepakatan dengan pihak pemasok vendor
yaitu dengan cara menspesifikasikan kebutuhan bahan baku udang dan frekuensi pengambilan melalui kanban pemasok dengan pihak perusahaan
Universitas Sumatera Utara
pemasok udang. Sebagai imbalannya perusahaan memberi balas jasa berupa pembagian persen laba yang disepakati kedua belah pihak. Dalam hal ini,
perusahaan perlu membina hubungan yang sangat baik dengan pihak vendor. Rincian usulan sistem komunikasi adalah sebagai berikut:
a. manajer produksi mengirim jumlah pesanan bahan baku setiap hari untuk
1 bulan ke depan ke pihak vendor. b.
Pihak vendor mengkonfirmasi kesediaan bahan untuk 1 bulan dan kesanggupan untuk menyalurkan bahan setiap hari.
c. Apabila ada perubahan dalam jumlah pesanan selama 1 bulan tersebut,
harus segera melapor ke pihak vendor maksimal 1 hari sebelum proses produksi jadwal harian dilakukan.
d. Mengatur kesepakatan waktu tibanya bahan baku agar tidak ada
keterlambatan ketika menjalani proses produksi. e.
Untuk mencegah adanya keterlambatan datangnya bahan baku karena masalah transportasi, perusahaan dan vendor harus membangun sistem
transportasi yang baik, misalnya dengan bekerjasama dengan pihak transportasi.
f. Apabila bahan baku tidak dapat diusahakan karena random cause alasan
yang tidak dapat dihindarkan seperti cuaca yang tidak memungkinkan untuk melakukan penangkapan udang maka perusahaan harus segera
mengambil kebijakan melakukan outsourcing.
Universitas Sumatera Utara
6.1.3. Analisa Pengurangan Non Value Added Activities dengan Rancangan