52 dengan cara dibanting. Kata rimas ‘marah’ terpetakan pada ledakan, bahwa ledakan
juga dapat menghancurkan sebuah gedung, rumah, toko dan lain sebagainya. Ciri yang sama juga dapat dilihat pada pemetaan orang yang sedang rimas ‘marah’,
biasanya akan mengeluarkan kata-kata yang keras dan menyakitkan hati, terpetakan pada ciri ledakan, seperti bom. Jika dilemparkan, akan mengeluarkan bunyisuara
yang keras dan dapat membunuh siapapun yang mengenainya. Kata mapultak ‘meledak’ termasuk ke dalam ranah ledakan bom, digunakan sebagai kata metaforis
karena dapat mengonseptualisasikan makna metafora rimas ‘marah’ sebagai ledakan dalam bahasa Batak Toba.
4.2.5 Metafora Late ‘Dengki’ sebagai Tumbuhan
Unang suan late di roha mu Negasi tanam dengki PRE. Hati 2TG
‘Jangan tanam dengki di hatimu’
Pada klausa tersebut, suan ‘tanam’ termasuk ke dalam ranah tumbuhan, yang dikategorikan sebagai ranah SUMBER dan late ‘dengki’ dikategorikan sebagai
ranah SASARAN. Data tersebut mempunyai penamaan metafora late ‘dengki’ sebagai tumbuhan. Pemetaan konseptual struktur metafora itu dijabarkan pada tabel
berikut
Tabel 4.2.5 Pemetaan Konseptual Metafora Late ‘Dengki’ sebagai Tumbuhan
53
SASARAN SUMBER
Orang yang merasa late ‘dengki’, tentu karena ada sebabnya serta akar
permasalahannya. Tumbuhan ditandai dengan adanya akar,
batang, daun, buahbunga.
Orang yang berhati late ‘dengki’, dapat merusak pergaulannya. Mis:
bertambahnya musuh. Apabila akar tumbuhan menjalar atau
tidak dirawat, dapat merusak tembok rumahpagar rumah.
Orang yang berhati late ‘dengki’, akan menilai sisi baik orang dengan buruk
atau selalu berpikiran negatif tentang orang disekitarnya.
Tumbuhanpohon selalu mempunyai akar yang dapat merusak tumbuhan
disekitarnya.
Orang yang selalu menyimpan rasa late ‘dengki’, akan menghambat datangnya
kebaikan. Tumbuhanpohon yang akarnya
menjalar akan menghambat pertumbuhan tanaman disekitarnya.
Apabila orang yang berhati late ‘dengki’ dapat mengubah sifatnya menjadi lebih
baik, tentunya akan disenangi orang. Apabila tumbuhan cabe, padi, jagung,
kacang, dsb siap dipanen, maka pemiliknya akan merasa senang menuai
dan menjualnya. Inferensi logis metafora late ‘dengki’ sebagai tumbuhan ditandai oleh salah
satu fitur orang yang berhati dengki, yang dapat merusak pergaulannya misalnya, bertambahnya musuh. Kata late ‘dengki’ terpetakan pada tumbuhan, yaitu apabila
akar tumbuhan menjalar atau tidak dirawat, dapat merusak tembok rumahpagar rumah. Kata suan ‘tanam’ yang termasuk dalam ranah tumbuhan, digunakan sebagai
kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan makna metafora late ‘dengki’ sebagai tumbuhan dalam bahasa Batak Toba.
54
4.2.6 Metafora Lungun roha ‘Sedih’ sebagai Benda Tajam