50 Rimas ‘amarah’ dapat reda, seiring
dengan berjalannya waktu. Perlawanan dapat dilerai ataupun
didamaikan. Pada pemetaan konseptual dalam ranah SASARAN dan SUMBER yang
dipetakan di atas, terlihat dengan jelas hubungan antarmakna dari metafora yang dimaksud, bahwa inferensi logis metafora rimas ‘marah’ sebagai perlawanan ialah
rimas ‘amarah’ seseorang dapat timbul, apabila keadaan di sekitarnya tidak sesuai dengan keinginannya. Kata rimas ‘marah’ terpetakan pada perlawanan, bahwa
perlawanan dapat terjadi karena ketidaksesuaian hati dan pikiranpun bergejolak terhadap kenyataan di depannya. Kata mangalo ‘melawan’, yang termasuk ke dalam
ranah perlawanan, digunakan sebagai kata metaforis
karena dapat mengonseptualisasikan makna metafora rimas ‘marah’ sebagai perlawanan dalam
bahasa Batak Toba.
4.2.4 Metafora Rimas ‘Marah’ sebagai Ledakan
Naeng mapultak rimashu, mambege hatanai Mau meledak amarah 1TG AKT.dengar kata 2TG
‘Hampir meledak amarahku dengar perkataannya’
Pada klausa tersebut, mapultak ‘meledak’ termasuk ke dalam ranah ledakan, yang dikategorikan sebagai ranah SUMBER dan rimas ‘marah’ dikategorikan
sebagai ranah SASARAN. Data tersebut mempunyai penamaan metafora rimas
51 ‘marah’ sebagai ledakan. Pemetaan konseptual struktur metafora itu dijabarkan pada
tabel berikut
Tabel 4.2.4 Pemetaan Konseptual Metafora Rimas ‘Marah’ sebagai Ledakan SASARAN
SUMBER
Sasaran orang yang sedang rimas ‘marah’ ialah orang yang telah
membuatnya rimas ‘marah’. Sebuah ledakan, seperti bom akan
dilemparkan tepat pada sasaran yang diinginkan.
Orang yang sedang sangat rimas ‘marah’ dapat menghancurkan
benda\barang disekitarnya dengan cara dibanting.
Ledakan dapat menghancurkan sebuah gedung, rumah, toko dan lain sebagainya.
Orang yang sedang rimas ‘marah’ biasanya akan mengeluarkan kata-kata
yang keras dan menyakitkan hati. Ledakan, seperti bom, jika dilemparkan,
maka akan mengeluarkan bunyisuara yang keras dan dapat membunuh
siapapun yang mengenainya. Ucapan dari seorang yang sedang
sangat rimas
‘marah’, dapat membahayakan bagi dirinya sendiri.
Ledakan ataupun bom dapat melukai serta membahayakan diri sendiri.
rimas ‘amarah’ seseorang dapat reda, seiring berjalannya waktu.
Ledakan ataupun bom dapat digagalkan, apabila waktunya dihentikan.
Pemetaan konseptual pada ranah SASARAN dan SUMBER yang dipetakan di atas, menunjukkan dengan jelas hubungan antarmakna dari metafora yang dimaksud,
bahwa inferensi logis metafora rimas ‘marah’ sebagai ledakan ialah orang yang sedang sangat rimas ‘marah’ dapat menghancurkan benda\barang di sekitarnya
52 dengan cara dibanting. Kata rimas ‘marah’ terpetakan pada ledakan, bahwa ledakan
juga dapat menghancurkan sebuah gedung, rumah, toko dan lain sebagainya. Ciri yang sama juga dapat dilihat pada pemetaan orang yang sedang rimas ‘marah’,
biasanya akan mengeluarkan kata-kata yang keras dan menyakitkan hati, terpetakan pada ciri ledakan, seperti bom. Jika dilemparkan, akan mengeluarkan bunyisuara
yang keras dan dapat membunuh siapapun yang mengenainya. Kata mapultak ‘meledak’ termasuk ke dalam ranah ledakan bom, digunakan sebagai kata metaforis
karena dapat mengonseptualisasikan makna metafora rimas ‘marah’ sebagai ledakan dalam bahasa Batak Toba.
4.2.5 Metafora Late ‘Dengki’ sebagai Tumbuhan