55 Orang yang dapat melupakan rasa
lungunna ‘sedihnya’, tentu dia akan merasa lebih baik.
Apabila benda tajam digunakan dengan baik, maka akan banyak mamfaatnya.
Inferensi logis metafora lungun roha ‘sedih’ sebagai benda tajam ditandai oleh salah satu fitur dalam pemetaan, yaitu lungun ni roha ‘kesedihan’ yang sangat
dalam dapat membuat hati terluka. Kata lungun roha ‘sedih’ terpetakan pada benda tajam, seperti pisau, gunting, parang, pecahan kaca, yang dapat melukai seseorang.
Kata ditostos ‘ditusuk’ termasuk dalam ranah benda tajam, digunakan sebagai kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan makna metafora lungun ni roha
‘kesedihan’ sebagai benda tajam dalam bahasa Batak Toba.
4.2.7 Metafora Marsak ‘Susah’ sebagai Benda Tajam
Diseat ate-ate ni inang na ala marsak mamikkiri gelleng na PAS.iris hati KONJ. ibu 3TG KONJ. susah KON.pikir anak 3TG
Hati ibunya terasa diiris, karena anaknya selalu menyusahkannya’
Pada klausa tersebut, diseat ‘diiris’ termasuk ke dalam ranah benda tajam yang dikategorikan sebagai ranah SUMBER dan marsak ‘susah’ dikategorikan
sebagai ranah SASARAN. Data tersebut mempunyai penamaan metafora marsak ‘susah’ sebagai benda tajam. Pemetaan konseptual struktur metafora itu dijabarkan
pada tabel berikut
56
Tabel 4.2.7 Pemetaan Konseptual Metafora Marsak ‘Susah’ sebagai Benda Tajam
SASARAN SUMBER
Anak yang nakal selalu mangarsaki ‘menyusahkan’ orang tuanya.
Benda tajam yang sudah berkarat tentu akan susah untuk digunakan.
Hati seorang ibu akan sangat marsak ‘susah’ dan terasa seperti disayat
sembilu, ketika mengetahui anaknya telah hancur.
Apabila benda tajam menyayat tangan, maka akan luka dan terasa sakit.
Hati seorang ibu bagaikan diiris, melihat kehidupan anaknya hidup marsak
‘susah’ melarat. Benda tajam, seperti pisau dapat
digunakan untuk mengiris sesuatu. Contoh; bawang, roti, sayuran, dsb.
Orang yang selalu berkecimpung dalam hamarsakon ‘kesusahan’ hati dapat
melukai pikiran dan hati. Benda tajam, seperti pisau yang diasah
terlalu tajam, dapat melukai sipemakai apabila kurang hati-hati.
Sifat marsak
‘susah’ hati perlu dihilangkan, agar tercipta suatu
kedamaian. Benda tajam perlu diasah, agar tidak
berkarat dan bisa digunakan.
Inferensi logis metafora marsak ‘susah’ sebagai benda tajam ditandai oleh salah satu fitur dalam pemetaan, yaitu seseorang yang selalu berkecimpung dalam
hamarsakon ‘kesusahan’ dapat melukai pikiran dan hati. Kata marsak ‘susah’ terpetakan pada benda tajam, seperti pisau yang diasah terlalu tajam, dapat melukai si
pemakai apabila kurang hati-hati. Kata diseat ‘diiris’ termasuk dalam ranah benda tajam, digunakan sebagai kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan makna
metafora marsak ‘susah’ sebagai benda tajam dalam bahasa Batak Toba.
57
4.2.8 Metafora hancit roha ‘sakit hati’ sebagai Tali