64 membutuhkan kehadiran orang lain
untuk menetapkan pilihannya. tujuan yang hendak dituju, merasa
membutuhkan bantuan orang lain untuk menunjukkan letak tersebut.
Orang yang lomos ‘bimbang’ dalam hidupnya, secara lambat laun akan
menemukan jati dirinya dengan baik. Hasil dari sebuah perjalanan yaitu
mencapai letak suatu tujuan yang diinginkan.
Inferensi logis metafora lomos ‘bimbang’ sebagai perjalanan ditandai oleh salah satu fitur dalam pemetaan, yaitu orang yang lomos ‘bimbang’ akan selalu
mendapat masalah, akibat ketidaktetapan pendiriannya. Konsep ini, terpetakan pada ranah perjalanan yang selalu diperhadapkan dengan berbagai rintangan atau masalah
misalnya, ditilang, hujan deras, ataupun angin kencang. Kata mardalan ‘berjalan’ termasuk ke dalam ranah perjalanan, digunakan sebagai kata metaforis karena dapat
mengonseptualisasikan makna metafora lomos ‘bimbang’ sebagai perjalanan dalam bahasa Batak Toba.
4.2.13 Metafora Asi Roha ‘Kasihan’ sebagai Tumbuhan
Pittor tubu do asi ni roha mamereng na pampang Langsung tumbuh PART. kasihan KONJ. hati AKT.lihat KONJ. pincang
‘Tumbuh rasa kasihan apabila melihat orang pincang’ Pada klausa tersebut, tubu ‘tumbuh’ termasuk ke dalam ranah tumbuhan, yang
dikategorikan sebagai ranah SUMBER dan asi roha ‘kasihan’ dikategorikan sebagai ranah SASARAN. Data tersebut mempunyai penamaan metafora asi roha
65 ‘kasihan’ sebagai tumbuhan. Pemetaan konseptual struktur metafora itu dijabarkan
pada tabel berikut
Tabel 4.2.13 Pemetaan Konseptual Metafora Asi Roha ‘Kasihan’ sebagai Tumbuhan
SASARAN SUMBER
Apabila melihat orang cacatsakit, maka akan tumbuh rasa asi ni roha ‘kasihan’.
Tumbuhan mengalami masa bertumbuh dan berkembang.
Apabila seseorang merasa asi ‘kasihan’ melihat orang yang cacatsakit dan
berniat menolongnya, maka akan menghasilkan kebaikan.
Apabila tumbuhan disirami, dirawat dengan baik, maka akan menghasilkan
buah yang baik.
Apabila kita bertemu dengan orang yang sudah tua dan renta, maka akan timbul
rasa asi ni roha ‘kasihan’ kita padanya. Tumbuhan yang sudah sangat tua, tentu
tidak akan menghasilkan buah yang lebat.
Orang yang berhati penuh asi ‘kasih’, tentu dia akan disenangidisukai oleh
banyak orang. Apabila tumbuhan seperti pohon,
mempunyai daun yang lebat, maka akan banyak orang yang senang
berteduh dibawahnya. Pemetaan konseptual pada ranah SASARAN dan SUMBER yang dipetakan di
atas, menunjukkan dengan jelas hubungan antarmakna dari metafora yang dimaksud, bahwa inferensi logis metafora asi roha ‘kasihan’ sebagai tumbuhan, ditandai oleh
salah satu fitur dalam pemetaan, yaitu ketika melihat orang cacatsakit, akan tumbuh rasa asi ni roha ‘kasihan’ dalam hati dan berniat untuk menolongnya. Kata asi roha
‘kasihan’, terpetakan pada ciri tumbuhan, yaitu mengalami masa bertumbuh dan
66 berkembang. Kata tubu ‘tumbuh’ termasuk ke dalam ranah tumbuhan, yang
digunakan sebagai kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan makna metafora asi roha ‘kasihan’ sebagai tumbuhan dalam bahasa Batak Toba.
4.2.14 Metafora Busisaon ‘Gelisah’ sebagai Matahari