58 secara terus-menerus dihanciti ‘disakiti’.
tali yang kurang kuat, maka akan terlepas.
Seseorang yang hancit roha ‘sakit hati’ akan merasa senang, jika yang
menyakitinya telah meminta maaf. Tali bisa digunakan sebagai alat
permainan anak-anak, seperti tali karet dan tali goyang dan anak-anakpun akan
senang memainkannya. Inferensi logis metafora hancit roha ‘sakit hati’ sebagai tali ditandai oleh
salah satu fitur dalam pemetaan, yaitu, seseorang akan merasa hancit roha ‘sakit hati’, jika ikatan dengan kekasihnya telah putus. Kata hancit roha ‘sakit hati’
terpetakan pada ranah tali yang digunakan untuk mengikat sesuatu sebagai penguat bisa saja putus. Kata sirang ‘putus’ yang termasuk dalam ranah tali, digunakan
sebagai kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan makna metafora hancit roha ‘sakit hati’ sebagai tali dalam bahasa Batak Toba.
4.2.9 Metafora Hancit Roha ‘Sakit Hati’ sebagai Makanan
Malala rohang ku alani hancit ni pambaenan mu Meleleh hati 1TG KONJ. sakit KONJ. KON.buat 2TG
‘Meleleh hatiku karena perbuatanmu yang menyakitiku’ Pada klausa tersebut, malala ‘meleleh’ termasuk ke dalam ranah makanan
yang dikategorikan sebagai ranah SUMBER dan hancit roha ‘sakit hati’ dikategorikan sebagai ranah SASARAN. Data tersebut mempunyai penamaan
59 metafora hancit roha ‘sakit hati’ sebagai makanan. Pemetaan konseptual struktur
metafora itu dijabarkan pada tabel berikut
Tabel 4.2.9 Pemetaan Konseptual Hancit Roha ‘Sakit Hati’ sebagai Makanan SASARAN
SUMBER
Hati akan terasa panas mendengar perkataan orang yang mambaen hancit ni
roha ‘menyakiti hati’ kita. Makanan yang baru dimasak akan
terasa panas di lidah.
Ucapan pahit dari mulut seseorang akan membuat hati terasa sangat hancit ‘sakit’.
Lidah seseorang dapat merasakan suatu makanan itu manis atau pahit.
Ucapan yang tidak enak untuk didengar, akan membuat hati hancit ‘sakit’.
Makanan mempunyai rasa, yaitu ada yang enak dan juga tidak enak di
lidah. Apabila seseorang terus
dihanciti ‘disakiti’, hatinya akan terasa hancurtak
berguna. Apabila makanan meleleh terlalalu
lama dimasak, maka rasanya akan asing.
Orang yang selalu menjanjikan sesuatu tapi tidak dilakukan, dapat manghanciti
‘menyakiti’ hati. Orang akan bosan memakan suatu
makanan, karena menunya selalu samahampir sama setiap hari.
Pemetaan konseptual pada ranah SASARAN dan SUMBER yang dipetakan di atas, menunjukkan dengan jelas hubungan antarmakna dari metafora yang dimaksud,
bahwa inferensi logis metafora hancit roha ‘sakit hati’ sebagai makanan ditandai oleh salah satu fitur dalam pemetaan, yaitu hati akan terasa panas mendengar
perkataan orang yang mambaen hancit ni roha ‘menyakiti hati’ kita. Kata hancit roha
60 ‘sakit hati’, terpetakan pada ranah makanan yang baru dimasak akan terasa panas di
lidah. Kata malala ‘meleleh’ termasuk dalam ranah makanan, digunakan sebagai kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan makna metafora hancit roha ‘sakit
hati’ sebagai makanan dalam bahasa Batak Toba.
4.2.10 Metafora Biar ‘Takut’ sebagai Cairan