54
4.2.6 Metafora Lungun roha ‘Sedih’ sebagai Benda Tajam
Ditostos ate-ate mambege lungun ni partinaonon na i PAS.tusuk hati AKT.dengar sedih KONJ. KON.derita 3TG DET.
‘Ungkapan rasa sedihnya menusuk ke dalam hati’ Pada klausa tersebut, ditostos ‘ditusuk’ termasuk ke dalam ranah banda tajam
yang dikategorikan sebagai ranah SUMBER dan lungun roha ‘sedih’ dikategorikan sebagai ranah SASARAN. Data tersebut mempunyai penamaan
metafora lungun roha ‘sedih’ sebagai benda tajam. Pemetaan konseptual struktur metafora itu dijabarkan pada tabel berikut
Tabel 4.2.6 Pemetaan Konseptual Metafora Lungun roha ‘Sedih’ sebagai Benda Tajam
SASARAN SUMBER
Lungun ni roha ‘kesedihan’ yang sangat dalam dapat membuat hati terluka.
Benda tajam, meliputi: pisau, gunting, parang, pecahan kaca dan lain
sebagainya dapat melukai seseorang. Orang yang sangat lungun ‘sedih’, hati
terasa bagaikan disayat sembilu. Benda tajam seperti pisau dapat
menyayat seseorang. Lungun ni roha ‘Kesedihan’ seseorang
dapat menusuk sampai ke relung hati. Benda tajam dapat digunakan untuk
menusuk seseorang hal kejahatan atau benda.
Orang yang berusaha menutupi rasa lungunna ‘sedihnya’, tetap merasa
tersakiti. Benda tajam jika mengenai seseorang,
bisa mengeluarkan darah dan tarasa sangat sakit.
55 Orang yang dapat melupakan rasa
lungunna ‘sedihnya’, tentu dia akan merasa lebih baik.
Apabila benda tajam digunakan dengan baik, maka akan banyak mamfaatnya.
Inferensi logis metafora lungun roha ‘sedih’ sebagai benda tajam ditandai oleh salah satu fitur dalam pemetaan, yaitu lungun ni roha ‘kesedihan’ yang sangat
dalam dapat membuat hati terluka. Kata lungun roha ‘sedih’ terpetakan pada benda tajam, seperti pisau, gunting, parang, pecahan kaca, yang dapat melukai seseorang.
Kata ditostos ‘ditusuk’ termasuk dalam ranah benda tajam, digunakan sebagai kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan makna metafora lungun ni roha
‘kesedihan’ sebagai benda tajam dalam bahasa Batak Toba.
4.2.7 Metafora Marsak ‘Susah’ sebagai Benda Tajam