Pembelajaran Matematika Yang Menggunakan Strategi Belajar Peta

Pada peta konsep pohon jaringan network tree dibutuhkan poin dan penghubung. Poin mewakili konsep dan penghubung mewakili hubungan antar konsep-konsep dan beberapa penghubung diberi label atau tanda berupa kata penghubung seperti merupakan, dengan, diperoleh dan lain-lain. Peta konsep pohon jaringan network tree dapat membantu siswa untuk menyusun ide-ide sehingga dapat meningkatkan kebermaknaan dengan mengidentifikasi konsep utama dan keterkaitan antar konsep sehingga membentuk proposisi yang dihubungkan dengan garis yang diberi label sehingga memiliki suatu arti. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis itu. Peta konsep pohon jaringan network tree cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal sebagai berikut: 1. Suatu hirarki. 2. Menunjukkan informasi sebab akibat. 3. Prosedur yang bercabang. 4. Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.

6. Pembelajaran Matematika Yang Menggunakan Strategi Belajar Peta

Konsep Tujuan pembelajaran matematika di sekolah untuk kelas 5 sampai 9 menurut NCTM 2000 yang dikutip oleh Gelar adalah sebagai berikut: 24 1 Meyakinkan siswa bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang menarik dan bermakna, bukan suatu pelajaran yang membingungkan, abstrak, tidak masuk akal serta membosankan; 24 Gelar Dwirahayu, ”Pengaruh Pendekatan Analogi Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP”, dalam Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, volume1 tahun 2006, h. 57 2 Pembelajaran matematika diharapkan dapat meningkatkan kepekaan siswa terhadap daya matematika power of mathematics; 3 Pembelajaran matematika dapat meningkatkan kepercayaan siswa akan kemampuannya dalam berpikir. Seperti yang diketahui bahwa setiap siswa mempunyai latar belakang yang berbeda baik itu dari aspek kebudayaan, asal usulnya maupun pengalaman sehari-hari yang didapatnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk memahami suatu konsep matematika. Untuk menjembatani perbedaan latar belakang yang mempengaruhi siswa dalam kemampuan pemahaman konsep matematikanya maka penyusunan peta konsep sangatlah diperlukan, seperti yang dikemukakan oleh Hudojo, dkk yang dikutip oleh Yunia bahwa penyusunan peta konsep menyeluruh untuk matematika sekolah dari SD, SMP dan SMA berfungsi antara lain: 25 1. Memberikan gambaran tentang kedalaman dan keluasan suatu konsep yang perlu diajarkan kepada siswa. 2. Dapat dipergunakan untuk menyiapkan urutan konsep-konsep dan pengorganisasian pembelajaran menjadi sistematik. Pembelajaran dengan peta konsep dapat dilakukan di awal sebelum pembelajaran dimulai, hal ini sebagai pengetahuan awal siswa atau di akhir setelah pembelajaran untuk menemukan alternatif jawaban. Adapun cara untuk menyusun suatu peta konsep dalam matematika menurut Ernest dalam Yunia adalah sebagai berikut: 26 1. Terlebih dahulu menentukan topiknya. 2. Membuat daftar konsep-konsep yang relevan untuk konsep tersebut. 3. Menyusun konsep-konsep tersebut menjadi sebuah bagan. 4. Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata-kata sehingga terbentuk suatu proposisi. 5. Mengevaluasi keterkaitan konsep-konsep yang telah dibuat. 25 Yunia Mulyani Azia, “Penerapan Peta Konsep Segitiga Pada Siswa SMA”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, dari http:educare.e- fkipunla.netindex2.php?option=com_contentdo_pdf=1id=27 , 22 Juni 2010, h. 2. 26 Yunia Mulyani Azia, Penerapan Peta…, h. 3. Berikut adalah skenario pembelajaran matematika dengan strategi belajar peta konsep. Tabel 1 Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar Dengan Strategi Belajar Peta Konsep No. Langkah Jenis Kegiatan Belajar Mengajar 1. Persiapan a. Menciptakan kondisi belajar siswa 2. Pelaksanaan a. Pendahuluan 1. Guru mengulang materi yang telah dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya. 2. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pada pertemuan sebelumnya yang dianggap masih membingungkan bagi siswa. b. Isi 1. Siswa diberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang topik yang akan diajarkan. 2. Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep yang dibuatnya. 3. Siswa ditugaskan membuat peta konsep dari materi yang telah dipelajari, sebagai bahan evaluasi dan menyelidiki apa yang telah diketahui oleh siswa. 4. Guru menampilkan peta konsepnya kembali sebagai bahan evaluasi apabila terdapat kekeliruan dalam penyusunan peta konsep yang dibuat oleh siswa, kemudian siswa diminta memberikan contoh aplikasi dari materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila terdapat materi yang dianggap belum jelas dari materi yang sudah diajarkan. 6. Penutup Siswa mengerjakan lembar kerja yang terdiri dari latihan soal yang diberikan oleh guru. Pengerjaannya dapat secara individu maupun secara individu dengan diskusi kelompok. 3. Evaluasi a. Pada akhir pelajaran, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b. Memberikan tugas atau latihan soal untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai bahan pelajaran yang telah diterimanya. c. Guru menugaskan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

7. Perbedaan Pembelajaran Konvensional Dengan Strategi Belajar Peta