2. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji
homogenitas. Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sampel homogen atau
tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu, kedua kelompok
dikatakan homogen apabila F
hitung
≤F
tabel
diukur pada taraf signifikansi α
= 5. Dari hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh harga F
hitung
=1,02, perhitungan selengkapnya pada lampiran 22 halaman 170 , sedangkan
F
tabel
=1,72 pada taraf signifikansi α = 5 dengan derajat kebebasan
pembilang 38 dan derajat kebebasan penyebut 38. Untuk lebih jelasnya hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10 Hasil Uji Homogenitas
F α=0,05
Kelompok Jumlah
Sampel Varians S
2
Hitung Tabel Kesimpulan
Eksperimen 39 247,55
Kontrol 39 253,58
1,02 1,72 Terima H
o
Karena F
hitung
≤ F
tabel
1,78 ≤ 2,16 maka H
o
diterima, artinya varians kedua kelompok homogen atau sama.
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis untuk kenormalan distribusi dan kehomogenan varians populasi ternyata keduanya terpenuhi,
selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar matematika siswa pada
kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi
belajar peta konsep lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya
menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
H
o
: µ
E
≤ μ
K
H
1
: µ
E
μ
K
Keterangan: µ
E
: Rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen µ
K
: Rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol Analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis tersebut adalah
statistik uji t, dengan kriteria pengujian yaitu jika t
hitung
t
tabel
maka H
o
diterima dan H
1
ditolak. Sedangkan jika t
hitung
≥ t
tabel
maka H
1
diterima dan H
o
ditolak, pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikansi α = 5.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh t
hitung
sebesar sebesar 2,11 dan t
tabel
sebesar 1,99, perhitungan selengkapnya pada lampiran 23 halaman 172. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t
hitung
≥ t
tabel
2,11 ≥
1,99. Dengan demikian, H
o
ditolak dan H
1
diterima, atau dengan kata lain rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih
tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol. Secara ringkas, hasil perhitungan uji-t tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 11 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Dengan Statistik Uji-t
t
hitung
t
tabel
Kesimpulan
2,11 1,99
Tolak Ho dan Terima H
1
2. Ketuntasan Belajar Matematika Siswa
Pelaksanaan tes dilakukan sesudah pembelajaran tes akhir baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Di kelompok
eksperimen pelaksanaan tes diikuti oleh 39 siswa dan di kelompok kontrol pelaksanaan tes diikuti oleh 39 siswa. Pelaksanaan tes akhir ini
dimaksudkan untuk melihat hasil belajar siswa dalam bentuk penguasaan terhadap materi pelajaran kemampuan kognitif setelah pembelajaran
pokok bahasan fungsi. Jika siswa memperoleh skor hasil belajar atau menguasai materi pelajaran
≥ 65 dari skor total, maka siswa tersebut memperoleh ketuntasan belajar belajar dengan tuntas. Sedangkan
ketuntasan belajar secara klasikal diperoleh jika siswa yang memperoleh skor
≥ 65 dari skor total jumlahnya ≥ 60. Ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan fungsi untuk kelompok
eksperimen berdasarkan hasil tes akhir post test dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 174. Jumlah siswa pada kelompok eksperimen
yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 15 siswa.
Adapun persentase rata-rata skor tes akhir pada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi belajar peta konsep
adalah 66,36, sedangkan secara keseluruhan persentase siswa kelompok eksperimen yang mencapai ketuntasan belajar atau ketuntasan belajar
klasikal adalah 61,54. Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan fungsi untuk kelompok kontrol berdasarkan tes akhir dapat dilihat
pada lampiran 30. Jumlah siswa pada kelompok kontrol yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 26
siswa. Persentase rata-rata skor tes akhir kelompok kontrol yang dalam
pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional adalah 58,78, karena ada 13 siswa yang tuntas dari 39 siswa, maka secara
keseluruhan persentase siswa kelompok kontrol yang mencapai ketuntasan belajar adalah 33,33. Bila diperhatikan dari persentase ketuntasan hasil
belajar siswa secara klasikal pada kelompok eksperimen yaitu 61,54 dan kelompok kontrol sebesar 13,33, serta persentase rata-rata skor tes akhir
kelompok ekperimen sebesar 66,36 dan kelompok kontrol sebesar
58,78, maka nampak bahwa ketuntasan belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan ketuntasan belajar kelompok kontrol.
3. Pembahasan