2. Coding, yaitu data yang telah diedit diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.
3. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai berikut: dalam skala ini terdapat empat kategori jawaban, yaitu Selalu
SL, Sering SR, Kadang-Kadang KK, dan Tidak Pernah TP. Item- item diberi skor berdasarkan jawaban yang dipilih dan jenis pernyataan
positif dan negatif untuk pernyataan positif penulis memberikan skor nilai 4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban kadang-
kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Adapun untuk pernyataan negatif penskoran bergerak sebaliknya. berlaku untuk variabel X dan
Y. 4. Tabulating, yaitu memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur
angka-angka serta menghitungnya. Penulis menggunakan tabel data untuk mendeskripsikan data sehingga memudahkan penulis dalam memahami
struktur dari sebuah data.
H. Teknik Analisa Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data dengan Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalat
taksiran dilakukan dengan uji Lilliefors. Hipotesis statistik dalam uji normalitas adalah:
Ho : populasi galat taksiran berdistribusi normal Ha : populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal
Dengan uji Lillifors, untuk menerima atau menolak hipotesis nol, dibandingkan dengan Lo atau L
hitung
dengan nilai kritis L
tabel
untuk taraf nyata yang dipilih, kriterianya adalah:
Ho diterima jika L
hitung
≤ L
tabel
Ha diterima jika L
hitung
˃ L
tabel
2. Pengujian Hipotesis
Kemudian untuk mengetahui bagaimana korelasi kewibawaan kepala sekolah variabel X dengan disiplin guru variabel Y, peneliti menggunakan
rumus product moment dari Carl Pearson sebagai teknik pengujian hipotesis. Cara operasional data dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
a. Mencari angka korelasi dengan rumus:
xy
Keterangan:
xy
r
= Angka indeks korelasi “r” product moment
XY
= Mean dari hasil pemakaian antara skor variabel X skor variabel Y
N = number of cases jumlah frekuensibanyaknya individu
X
2
= Jumlah seluruh skor X Y
2
= Jumlah seluruh skor
b. Memberikan interpretasi terhadap
xy
r
yaitu: 1 Memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil
perhitungan dengan indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini:
Tabel. 3.5 Indeks Korelasi Product Moment
Besarnya “r” Product Moment r
Interpretasi
0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan variabel Y.
2 2
2 2
Y
Y n
X X
n Y
X XY
n r
0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang. 0,70-0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang tinggi.
0,90-100 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sangat tinggi.
2 Interpretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment. Apabila cara ini
akan ditempuh maka prosedur yang akan dilalui adalah sebagai berikut:
a Merumuskan Hipotesis Alternatif Ha dan Hipotesis Nol Ho. b Menguji kebenaran dan hipotesa yang telah dirumuskan dengan
jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r” yang tercantum dalam tabel r pada taraf signifikansi 5 namun
terlebih dahulu mencari derajat bebasnya db atau Degrees or Freedomnya df.
Rumusnya : df = N-nr
Keterangan: DF
: Degree of Freedom derajat bebas N
: Jumlah subjek penelitian sampel Nr
: Jumlah variabel Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 36, maka df
nya adalah 36 – 2 = 34, jika r
hitung
dari r
tabel
maka korelasi dianggap signifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima, namun jika hasil r
hitung
dari r
tabel
maka korelasi tidak signifikan atau Ho diterima Ha ditolak. Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana maupun
dengan menggunakan nilai r
tabel
. Langkah selanjutnya yakni mencari