Macam-macam Kewibawaan Kewibawaan Kepala Sekolah

diperintah, menganjurkan demi orang yang menerima anjuran, melarang juga demi orang yang dilarang. c. Adanya kelebihan batin, yaitu seorang guru yang menguasai bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, bisa berlaku adil dan obyektif, bijaksana, merupakan contoh-contoh yang dapat menimbulkan kewibawaan batin. d. Adanya ketaatan terhadap norma, yaitu menunjukan bahwa dalam tingkah lakunya dia sebagai pendukung norma yang sungguh-sungguh, selalu menepati janji yang pernah dibuat, disiplin dalam hal-hal yang telah digariskan. 61 Lain halnya menurut Amir Daien Indrakusuma menyebutkan macam- macam kewibawaan sebagai berikut: 1 Kewibawaan pendidikan. 2 Kewibawaan keluarga. 62

c. Fungsi Kewibawaan Kepala Sekolah dalam Pendidikan

Kepala sekolah mengemban jabatan tinggi di lembaga pendidikan, dengan jabatan tersebut kepala sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap sekolah yang dipimpin. Secara umum, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap segala aspek keberhasilan sekolah. Untuk itu, kepala sekolah memiliki kontrak psikologis untuk menjalakan peran dan tugas sebagaimana mestinya. Menurut Roe dan Drake yang dikutip oleh Syafaruddin, analisis tugas dari kepala sekolah dibagi dalam dua kategori luas, yaitu: penekanan kepada manajemen atau administrasi, dan kegiatan yang menekankan kepada kepemimpinan pengajaran. Adapun tugas job yang berkaitan dengan manajemen atau administrasi yaitu tanggung jawab atas tugas yang harus dilaksanakan dengan operasional yang lancar. Meliputi kegiatan belajar mengajar, diadakan upacara setiap senin, diadakan ujian semester dan lain sebagainya. Sedangkan, kegiatan yang menangani pengajaran dan sumber daya untuk kelancaran proses pengajaran, melakukan program 61 Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, loc.cit., hal 58-59 62 Amir Daien Indrakusuma. Pengantar Ilmu Pendidikan. 2012. www.blogspot.com supervisi yang berkaitan dengan kinerja guru, yang dimaksud dengan kinerja guru yaitu performance memuaskan dan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi sekolah, dan proses pengajaran memerlukan kantor tertentu di lingkungan sekolah. 63 Adapun fungsi atau kewajiban kepala sekolah menurut Roe dan Drake yang dikutip oleh Syafaruddin yaitu: 1 Mendorong dan memotivasi staf untuk kinerja maksimal. 2 Mengembangkan staf secara realistis dan bertujuan dari akuntabilitas pengajaran. 3 Mengembangkan kerjasama dalam menilai prosedur bagi kelangsungan program untuk mengidentifikasi dan mengajukan alternatif untuk perbaikan kelemahan. 4 Bekerja dengan staf dalam mengembangkan dan melaksanakan evaluasi staf. 5 bekerja dengan staf dalam menyusun rencana untuk evaluasi dan dan pelaporan kemajuan pelajar. 6 Menyediakan jaringan untuk keterlibatan masyarakat dalam operasional sekolah. 7 Mendorong kajian berkelanjutan terhadap kurikulum dan inovasi pengajaran serta memberikan pertolongan dan sumber daya untuk memajukan sekolah. 8 menyediakan kepemimpinan untuk pelajar dalam membantu mereka mengembangkan diri penuh tanggung jawab. 9 Membangun pusat sumber belajar dan menata penggunaannya. 10 Mengembangkan kerja sama dengan staf dalam pengembangan keprofesionalan yang dinamis dan program pelayanan pendidikan sendiri. 64 Pada nomor satu disebutkan bahwa kepala sekolah memotivasi staf dan kinerja maksimal. Tentunya, seorang kepala sekolah mendorong setiap staf untuk bekerja secara prestatif, mengingat pada tugas dan peran masing- masing staf mendukung tercapainya keberhasilan sekolah. Untuk menjadikan sekolah yang bermutu, bukan hanya ditunjang pada aspek integritas kepala sekolah saja. Namun, kesiapan guru dalam mendidik dan mengemban tugas profesinya dijalankan dengan keikhlasan menjadi pendorong mencapai kinerja yang maksimal. Kinerja menurut Castetter 63 Syafaruddin, loc.cit., hal 102-103 64 Ibid., hal 105 yang dikutip oleh E. Mulyasa terdapat empat kriteria kinerja, yaitu 1. karakteristik individu, 2. proses, 3. hasil, 4. Kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil. 65 Kinerja yang maksimal bukan semata-mata hanya berdasarkan pada orientasi pendidik yang berhasil meningkatkan prestasi peserta didik saja. Tetapi, diiringi dengan mengawali ketepatan dalam bekerja, mengembangkan yang sudah ada, mengimplementasikan cara mengajar yang baik. Tentunya, ini bermuara terhadap kedisiplinan guru dalam kegiatan. Ada beberapa indikator kinerja guru meliputi antara lain. 1. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar. 2. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. 3. Penguasaan metode dan strategi mengajar. 4. Pemberian tugas-tugas kepada peserta didik. 5. Kemampuan mengelola kelas. 6. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi. 66 Kedisiplinan mengharuskan guru untuk bertindak secara tepat dalam ketentuan yang berlaku. Misalnya, pekerjaan akan selesai jika terdapat disiplin dalam pengerjaannya, menyusun jadwal dan melaksanakan kegiatan dengan kerja sama dan menaati peraturan yang telah disepakati bersama. Pekerjaan ini memang tidak mudah dilakukan tanpa ada keikhlasan dalam mengerjakannya. Keikhlasan yang dimaksud adalah guru mengerjakan tugas profesinya dengan secara sukarela tanpa adanya keterpaksaan dan rasa takut terhadap peraturan yang diberlakukan di sekolah. Ketika guru merasa tidak terpaksa dalam melakukan beratnya pekerjaan atau tugas maka pekerjaan atau tugas tersebut menjadi terasa ringan dan mudah. Untuk membangkitkan rasa segan, keikhlasan, dan sukarela dibutuhkan adanya kewibawaan kepala sekolah untuk memaksimalkan kinerja guru. Karena, kepala sekolah adalah pimpinan guru melalui jabatan dan 65 Abdul Wahab. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. 2011. Cet Ke-1., hal120. 66 Ibid., hal 122. kekuasaan untuk mengatur guru dan staf dalam pencapaian keberhasilan sekolah. Tanpa adanya kewibawaan kepala sekolah, guru menganggap bahwa pekerjaan yang diperintahkan bukanlah sesuatu yang penting, melainkan beban pekerjaan yang dilimpahkan terhadapnya. Tentu sikap tersebut berakibat pekerjaan yang seharusnya terselesaikan dengan baik berganti menjadi keterpaksaan dan tidak ada kerjasama antara keduanya. Karena pada dasarnya kewibawaan sebagai salah satu konsep kepemimpinan menyangkut semua aspek yang berkaitan dengan kepemimpinan seseorang atau sekelompok orang untuk memengaruhi orang lain. 67 Jika kepala sekolah tidak berpengaruh terhadap guru, staf bahkan peserta didik. Maka, kualifikasi seorang kepala sekolah akan dianggap nihil. Selain itu, terdapat fungsi kewibawaan lainnya dalam pendidikan, yaitu membawa seseorang ke arah pertumbuhan yang kemudian dengan sendirinya mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankannya juga. 68 Begitu pula bagi guru, yang menganggap adanya kewibawaan yang dipunyai kepala sekolah sehingga ia sadar atas apa yang diperintahkan kepala sekolah dan menerima serta menjalankannya. Guru berusaha mendidik dan mengajar peserta didik dalam kelas, guru harus mampu menunjukkan kewibawaannya, artinya ia harus mampu mengendalikan, mengatur, dan mengontrol kelakuan anak. Dengan kewibawaan dapat menjalankan disiplin demi kelancaran proses belajar mengajar. Begitu pula kepala sekolah, bukan hanya berwibawa terhadap peserta didik namun harus berwibawa pula terhadap guru. Karena kewibawaan menimbulkan kepatuhan yang keduanya dapat menjamin adanya disiplin. 69 Tentunya ini berkaitan kepada kualitas kepala sekolah yang mempunyai kepemimpinan yang efektif untuk menggerakkan setiap 67 Wahjosumijdo, op.cit., hal 118 68 M. Ngalim Purwanto, loc.cit., hal 51. 69 S. Nasution. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Cet Ke- II., hal 93. bawahannya. Ada beberapa aspek dalam pencapaian mutu kepemimpinan sehingga dapat dikatakan kepala sekolah tersebut dinyatakan bermutu. Salah satunya, seorang pemimpin dan atau kepala sekolah harus memiliki wibawa seperti yang dikemukakan oleh Manning dan Curtis yang dikutip oleh Husaini Usman, ia menyebutkan terdapat sepuluh mutu dalam kepemimpinan yaitu sebagai berikut: 1 memiliki visi, 2 mampu, 3 bersemangat, 4 stabil, 5 perhatian pada orang lain, 6 percaya diri, 7 kokoh, 8 daya tahan tubuh, 9 berwibawa, dan 10 integritas. 70 Telah dinyatakan dimuka bahwa wibawa tersebut merupakan salah satu indikator kepemimpinan bermutu, maka kewibawaan termasuk memiliki peran penting dalam mencapai kualitas kepala sekolah. Artinya, kepala sekolah mampu menggerakkan bawahannya untuk mencapai pendidikan yang berkualitas dengan adanya kewibawaan. Jadi, kewibawaan kepala sekolah menjadi peran penting bagi keberhasilan sekolah untuk itu dapat ditinjau dari kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah tersebut. Untuk itu, agar dapat dilakukan penelitian Penulis merumuskan indikator kewibawaan kepala sekolah dengan beberapa pendapat para ahli yaitu: Menurut Kartini Kartono kewibawaan berasal dari kata- kata “kawi” dan “bhawa”. Kawi itu berarti kuasa, kekuasaan yang lebih kuat, kelebihan. Sedangkan bhawa berarti kekuasaan, keutamaan, kelebihan, keunggulan. Jadi, kewibawaan berarti kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga dengannya seseorang mampu “ambawani” ; yaitu mampu mengatur, membawa, memimpin, memerintah, dan mendidik pribadi lain. 71 Kewibawaan dapat timbul karena adanya keistimewaan yang dimiliki seseorang. Seperti pendapat Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati yaitu: Kewibawaan seseorang yang mempunyai kelebihan atau keunggulan di bidang tertentu. Di antara kelebihan yang dapat menimbulkan kewibawaan seseorang ialah: 70 Husaini Usman, loc.cit., hal 377 71 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2009, Cet. Ke-19, hal 48