Fungsi Disiplin Guru dalam Pendidikan

2. Lingkungan berdisiplin, yaitu lingkungan yang memengaruhi guru tersebut dapat berdisiplin atau sebaliknya. Kadang, seseorang dapat terbawa dengan lingkungan yang ia tinggali. Begitu juga dengan guru, mungkin saja pada awalnya ia berasal dari lingkungan keluarga dan sekolah yang tidak disiplin. Tetapi ia hidup dan bekerja di lingkungan disiplin yang kuat. Maka bisa saja guru tersebut berubah perilakunya dengan disiplin pribadi yang tinggi. Ini disebabkan pembiasaan terus menerus membuat perubahan tingkah laku karena tuntutan lingkungan kerja tersebut. Ada pula sebaliknya, pada awalnya guru tersebut disiplin tinggi tetapi berpindah ke lingkungan lain yang disiplinnya rendah, maka akan terbawa karena merasa perlunya adaptasi dengan individu lainnya. 3. Latihan disiplin, yaitu kedisiplinan dapat diperoleh melalui latihan dan pembiasaan diri dengan berusaha, mencoba, membuat jadwal, dan bergaul dengan individu berdisiplin tinggi. Maka, secara perlahan membentuk pribadinya mampu memiliki disiplin tinggi. 28 Jadi, Kedisiplinan kerja guru di sekolah dapat dilihat dari sikap dan tingkah lakunya. Sikap dan tingkah laku guru berpatokan pada kepatuhan dalam melaksanakan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Mematuhi peraturan berarti memberi dukungan positif pada organisasi dalam melaksanakan program-program yang telah ditetapkan, sehingga akan lebih memudahkan tercapainya tujuan organisasi. Guru yang tertib dan disiplin, mentaati norma-norma dan peraturan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas. Sebaliknya apabila guru dalam suatu organisasi tidak disiplin, maka akan sulit sekali melaksanakan program-programnya, sulit meningkatkan produktivitas dan sulit merealisasikan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. 28 Ibid., hal 51 Abdurrahmat Fathoni mengatakan bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. 29 Guru dalam melaksanakan disiplin harus seusai dengan peran yang dijalankan. Menurut Adams dan Dickey yang dikutip oleh Oemar Hamalik peran guru adalah: 1. Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan memberikan informasi di kelas. 2. Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok peserta didik. 3. Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran. 4. Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, dan membuat bahan pelajaran secara professional. 5. Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan peserta didik dan ketertiban kelas. 6. Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai peserta didik secara objektif, kontinu, dan komprehensif. 7. Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu peserta didik yang mengalami kesulitan tertentu. 30 Uraian di atas mengandung arti bahwa disiplin kerja guru adalah sikap dan perbuatan guru dalam mentaati semua tugas, pedoman dan peraturan yang telah ditentukan untuk tercapainya tujuan organisasi. Selanjutnya Fathoni menyatakan bahwa : ”Kedisiplinan diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat waktu, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan organisasi dan norma- norma sosial yang berlaku.” 31 Pernyataan di atas mengandung arti bahwa indikator keberhasilan pelaksanaan disiplin pegawai pada suatu organisasi terlihat dari tingkat ketepatan waktu, tingkat kesadaran dalam bekerja dan tingkat kepatuhan kepada peraturan. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi, maka salah satu faktor yang sangat menentukan adalah 29 Fathoni Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Rineka Cipta., hal 172. 30 Ibid., hal 49 31 Ibid., terciptanya disiplin kerja para guru dengan asumsi bahwa dalam suasana disiplinlah organisasi akan dapat melaksanakan program-program kerjanya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dimensi pengukuran disiplin kerja guru pada penelitian ini mengacu pada teori Fathoni dan teori Adams dan Dickey yang menjadikan lima kriteria pengukuran disiplin yaitu disiplin dalam ketepatan waktu, disiplin dalam mengelola kelas, disiplin dalam bersikap dan bijaksana kepada peserta didik, disiplin dalam memenuhi beban tugas mengajar dan disiplin dalam sikap dan tingkah laku.

2. Kewibawaan Kepala Sekolah

a. Pengertian Kewibawaan Kepala Sekolah

Kewibawaan atau gezag berasal dari kata Zaggen yang berarti “berkata”. Siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain. 32 Sedangkan menurut Kartini Kartono kewibawaan berasal dari kata-kata “kawi” dan “bhawa”. Kawi itu berarti kuasa, kekuasaan yang lebih kuat, kelebihan. Sedangkan bhawa berarti kekuasaan, keutamaan, kelebihan, keunggulan. Jadi, kewibawaan berarti kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga dengannya seseorang mampu “ambawani” ; yaitu mampu mengatur, membawa, memimpin, memerintah, dan mendidik pribadi lain. 33 Menurut Karl D. Jackson memberikan definisi mengenai kewibawaan, adalah suatu jenis kekuasaan. Kekuasaan diterjemahkan secara perilaku sebagai interaksi antara pribadi-pribadi atau kelompok- kelompok di mana pada saat tertentu pelaku mengubah dan memengaruhi perilaku orang lain. 34 32 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2009, Cet. Ke-19, hal 48 33 Kartini Kartono. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, Bandung: Mandar Maju, ____,Cet Ke- ,hal 183 34 Karl D. Jackson. Kewibawaan Tradisonal Islam dan Pemberontakan. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1990., hal 201.