Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Selain itu, peraturan yang tidak tegas dijalankan menjadi faktor penyebab lainnya. Memang sudah tertera secara tertulis dalam tata tertib sekolah, namun
hanya sebatas tulisan tidak ada tindakan yang berorientasi pada disiplin. Misalnya diberlakukan hukuman berupa surat peringatan bagi guru yang melanggar aturan
dilarang merokok di kelas. Namun, masih ada guru yang melakukan hal tersebut. Ini berarti hukuman yang ada tidak dijalankan dan tentu saja berdampak kepada
perilaku-perilaku warga sekolah yang tidak berdisiplin yang lain. Karena adanya peraturan yang tidak dijalankan.
Di samping itu faktor penyebab lain adalah kepribadian guru itu sendiri yang tidak memiliki disiplin pribadi yang baik. Walaupun telah tercantum dalam tata
tertib secara tertulis, namun guru tersebut tetap saja selalu tidak mendisiplinkan diri yang berimbas pada tujuan pembelajaran yang direncanakan. Disiplin pribadi
memang harus dipupuk sejak dini agar ketika masuk dunia kerja akan terbiasa untuk mentaati segala peraturan yang berlaku. Ini merupakan salah satu faktor
adanya kedisiplinan guru yang rendah. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa rendahnya kedisiplinan
guru disebabkan oleh kewibawaan kepala sekolah yang rendah pula. Kepala sekolah adalah pemimpin di dunia kependidikan yang memiliki tugas dan fungsi
lebih banyak porsinya dibandingkan guru. Para guru melihat kinerja yang dilakukan oleh kepala sekolah. Jika, kepala sekolah tersebut dianggap tidak
memiliki integritas maka bawahannya akan kurang menghormati kepala sekolah tersebut. Terlebih ketika kepala sekolah memerintahkan guru untuk melakukan
sesuatu. Maka akan timbul ketidakrelaan bagi guru untuk melakukan perintah kepala sekolah.
Ini akan sangat bermasalah jika hal ini terjadi. Karena, pemimpin seharusnya mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar untuk menggerakkan
bawahannya. Ketika kepala sekolah tidak memiliki kemampuan tersebut, maka apa yang dipimpinnya akan mengalami masalah berupa manajemen yang tidak
berjalan, terjadi perselisihan antar guru, peserta didik yang demonstrasi. Ini semua dapat berdampak pada mutu sekolah yang diragukan oleh masyarakat. Tentunya,
tidak ada sekolah yang menginginkan hal yang seperti itu.
Sesuai dengan pendapat Sedarmayanti, faktor yang mempengaruhi disiplin guru adalah :
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi. 2. Ada tidaknya keteladanan kepala sekolah.
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan. 4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.
5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan. 6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan.
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin. 8. Pengembangan struktur organisasi yang sehat.
9. Adanya suatu program yang lengkap atau baik untuk memelihara
semangat dan disiplin guru.
8
Fenomena yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Triguna Utama tahun ajaran 20112012 yang telah bersertifikat ISO 9001:2008, adalah guru yang
masih terlihat enggan dalam melaksanakan tugas, seperti tugas penjaga piket masih belum optimal, guru yang bertugas sebagai piket kadang-kadang tidak
terlihat berada di tempatnya, dan tidak mencatat peserta didik yang terlambat sekolah dan tidak memberitahukan ke kelas jika ada peserta didik yang izin serta
menekan bel dengan tepat waktu. Hal ini telah disampaikan oleh Winarno S.Pd selaku kepala sekolah Triguna
Utama dalam pidatonya saat upacara hari senin tanggal 17 Oktober 2011 yang mengingatkan para guru dan karyawan untuk melaksanakan tugas secara disiplin.
Namun, himbauan tersebut rupanya terlihat tidak menjadi motivasi bagi guru untuk bertindak disiplin.
Selain itu, dari ketidakhadiran guru juga terlihat pada bulan februari-maret 2012 yang penulis observasi, yang mana menunjukkan bahwa kedisiplinan guru
dapat dikatakan rendah. Untuk lebih jelas lagi penulis merangkumnya dalam tabel berikut ini:
8
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju. Hal 89
Tabel 1.1 Kumulasi ketidakhadiran guru SMK Triguna
Jumlah Ketidakhadiran
Guru
BULAN Februari 2012
Maret 2012 S
I A
S I
A
3 3
106 3
8 172
keterangan: S
: Sakit I
: Izin A
: AlfaAbsen Ada 36 guru di SMK Triguna Utama, yang penulis lihat dalam daftar hadir
guru di bulan februari dan maret. Hal ini menunjukkan adanya disiplin yang rendah ditandai dengan jumlah kumulasi antara kedua bulan tersebut. Di tabel
tersebut terlihat adanya peningkatan ketidakhadiran guru dalam jumlah yang cukup mengejutkan. Tentunya menimbulkan pertanyaan tentang tindakan dan
peran dari kepala sekolah dalam kasus tersebut. Karena itulah, berdasarkan hal-hal di atas penulis tertarik untuk
mengetahui pengaruh kewibawaan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin guru dan diharapkan penelitian ini menjadi pembuktian apakah dengan
kewibawaan kepala sekolah memiliki hubungan dengan disiplin guru. Sehingga, penulis ingin mengetahui atas pertanyaan tersebut serta menjadikan judul skripsi
yaitu
“Korelasi antara Kewibawaan Kepala Sekolah dengan Disiplin Guru di SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang
.”