terdapat korelasi yang sangat tinggi.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 0.329 termasuk dalam interval koefisien 0.20 -0.40. Artinya bahwa korelasi kewibawaan kepala sekolah dan
disiplin kerja guru dalam kategori rendah. Setelah dilakukan interpretasi dengan sederhana, kemudian dilakukan
interpretasi r
hitung
yang dikonsultasikan melalui r
tabel
. Namun, sebelum itu dihitung terlebih dahulu derajat bebasnya degree of freedom.
Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 36, maka df nya adalah 36
– 2 = 34 jika pada taraf signifikan 5 berarti df sebesar 0.339 sedangkan pada taraf 1 df sebesar 0.436, kriteria pengajuan adalah jika r
hitung
dari r
tabel
maka korelasi dianggap signifikan atau H ditolak dan H
a
diterima, namun jika hasil r
hitung
dari r
tabel
maka korelasi tidak signifikan atau H diterima H
a
ditolak. Ternyata nilai r
hitung
sebesar 0.6069 yaitu lebih besar dari r
tabel
, sehingga dapat disimpulkan korelasi dianggap signifikan atau H
ditolak dan H
a
diterima. Artinya, jika H
a
diterima maka terdapat hubungan positif antara kewibawaan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.
Setelah memberikan interpretasi secara kasar dan sederhana. Langkah selanjutnya yakni mencari beberapa kontribusi yang diberikan variabel X dan
variabel Y, dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut: KD
= r
2
x 100 = 0.60695963
2
x 100 = 36.83
Dari penghitungan koefisien di atas sebesar 36.83. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X Kewibawaan Kepala sekolah mempengaruhi dan memberi
kontribusi variabel Y Disiplin Kerja Guru sebesar 36.83. Adapun sisanya sebesar 63,17 adalah dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y
Disiplin Kerja Guru. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat ditarik adalah tinggi rendahnya disiplin guru yang diterapkan dipengaruhi oleh sikap
kewibawaan kepala sekolah dalam kepemimpinannya di sekolah. Sehingga
semakin tinggi kewibawaan yang dimiliki kepala sekolah semakin tinggi pula disiplin guru bahkan sebaliknya.
E. Pembahasan
Telah diketahui di atas bahwa penghitungan korelasi product moment antara variabel X kewibawaan kepala sekolah dan variabel Y disiplin kerja guru di
SMK Triguna Utama adalah diterimanya hipotesis alternatif H
a
. Dengan demikian, terdapat korelasi yang signifikan antara kewibawaan kepala sekolah
dengan disiplin kerja guru SMK Triguna Utama. Berdasarkan penghitungan kofisien korelasi r sebesar 0.424 pada signifikansi 5 sebesar 0.329 ini berarti
r
hitung
˃ r
tabel
yang artinya hubungan antara kewibawaan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru dalam kategori rendah.
Adapun kontribusi yang diberikan oleh variabel kewibawaan kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru adalah 36.83 dan sisanya sebesar 63.17. hal ini
menunjukkan bahwa kewibawaan kepala sekolah memberi pengaruh terhadap disiplin kerja guru sebanyak 36.83. sedangkan sisanya 63.17 adalah hal-hal
lain yang memengaruhi disiplin guru. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kewibawaan kepala
sekolah memiliki peranan penting dalam membangun disiplin kerja guru, sehingga faktor kewibawaan kepala sekolah disarankan untuk tidak diremehkan.
Mengingat dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa korelasi yang diberikan termasuk dalam kategori sedang. Artinya, kemampuan seorang kepala sekolah
dalam mempimpin bawahannya diperlukan adanya wibawa. Dengan kewibawaan menjadi salah satu upaya yang mampu mendisiplinkan guru. Sehingga, tercipta
suasana belajar yang tertib, teratur, dan terkontrol. Jika kedua faktor ini berjalan dengan baik dan harmonis tidak menutup
kemungkinan para peserta didik pun akan ikut mendukung kedisiplinan sekolah. Karena, warga sekolah yang berperan penting seperti kepala sekolah dan guru
berdisiplin maka peserta didik akan merasa termotivasi untuk bersikap disiplin.
84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Kewibawaan kepala sekolah termasuk dalam kategori sedang. 2. Disiplin guru di SMK Triguna Utama termasuk dalam kategori sedang.
3. Pengujian hipotesis menyatakan bahwa terdapat korelasi posistif dan signifikan terhadap kewibawaan kepala sekolah dan disiplin guru SMK
Triguna Utama Ciputat Tangerang. Hasil presentase yang ditunjukkan dari kontribusi kewibawaan kepala sekolah terhadap disiplin guru sebesar
36.83 dan sisanya sebesar 63.17 merupakan faktor dari luar kewibawaan kepala sekolah itu sendiri, misalnya fakor kompensasi
rendah, peraturan yang tidak dijalankan, pribadi guru yang tidak baik, dan lingkungan masyarakat.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran kepada pihak yang bersangkutan, yaitu:
1. Kepala sekolah diharapkan terus memotivasi guru untuk bertindak disiplin dengan pengawasan yang lebih intens, agar tingkat kedisiplinan guru
semakin meningkat. 2. Kepala sekolah diharapkan untuk bertindak tegas dalam menghadapi
permasalahan disiplin guru, karena imbasnya akan ada penurunan suasana pembelajaran.
3. Hendaknya guru senantiasa selalu mematuhi peraturan sekolah. Sehingga akan tercipta suasana belajar yang nyaman dan kelak akan meningkatkan
hasil belajar bagi peserta didik SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang. 4. Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang positif, namun perlu
diadakan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi kewibawaan kepala sekolah dengan disiplin guru atau yang berhubungan dengan variabel lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet Ke- 2. 2007.
Ali, Nashir. Dasar-dasar Ilmu Mendidik: 100 Soal Pokok Pendidikan. Kalam Mulia. Cet Ke-IV. 1993.
Artomo. Displin Pribadi Menaati Peraturan dan Larangan Melaksanakan Tugas dan Kewajiban Tanpa Memikirkan Hukuman ataupun Penghargaan yang
akan diberikan. Jakarta: Perpustakaan Nasional. 2002. Departemen
Agama. Wawasan
dan Tugas
Guru dan
Tenaga Kependidikan.Direktrorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam._____.
Departemen Agama. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2005.
Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia, Cet Ke-XXVIII. 2006.
Fathoni, Abdurrahmat Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet Ke-1. 2002.
Hasim, Abdul. Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Cet Ke-1. 2010.
Imron, Ali. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Cet Ke- 1. 1995.
Indrakusuma, Amir
Daien. Pengantar
Ilmu Pendidikan.
2012. www.blogspot.com
Jackson, Karl D. Kewibawaan Tradisonal Islam dan Pemberontakan. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. 1990.
Karesipena, Ja’cuba. Mitos, Kewibawaan, dan Perilaku Budaya. Jakarta: PT Pustaka Grafika Kita. 1988.
Kartono, Kartini. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, Bandung: Mandar Maju. . Koentjaraningrat. Aneka Pemikiran Tentang Kuasa dan Wibawa. Jakarta: Sinar
Harapan. Cet Ke-II. 1986. Maesaroh,
Nani, “Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Di MAN 2 Kota Bekasi”, Skripsi, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, , tidak dipublikasikan. Marbun, Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, Cet Ke-II. 2002.
Nasution, S. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cet Ke- II., 1995 . Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT.
Remaja Rosydakarya. Cet. Ke-19. 2009. Ronda, Daniel. Kepemimpinan dan Kewibawaan. 2012. www.blogspot.com
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Ed, ke-2. Cet Ke- 15. 2008.
Soetopo, Hendiyat. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Cet Ke-II., hal 19. 1988.
Syafaruddin. Kepemimpinan Pendidikan. Ciputat: Quantum Teaching. Cet Ke-1. 2010