terciptanya disiplin kerja para guru dengan asumsi bahwa dalam suasana disiplinlah organisasi akan dapat melaksanakan program-program kerjanya
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dimensi pengukuran
disiplin kerja guru pada penelitian ini mengacu pada teori Fathoni dan teori Adams dan Dickey yang menjadikan lima kriteria pengukuran
disiplin yaitu disiplin dalam ketepatan waktu, disiplin dalam mengelola kelas, disiplin dalam bersikap dan bijaksana kepada peserta didik, disiplin
dalam memenuhi beban tugas mengajar dan disiplin dalam sikap dan tingkah laku.
2. Kewibawaan Kepala Sekolah
a. Pengertian Kewibawaan Kepala Sekolah
Kewibawaan atau gezag berasal dari kata Zaggen yang berarti “berkata”. Siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat
terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain.
32
Sedangkan menurut Kartini Kartono kewibawaan berasal dari kata-kata “kawi” dan “bhawa”. Kawi itu berarti kuasa, kekuasaan yang lebih
kuat, kelebihan. Sedangkan bhawa berarti kekuasaan, keutamaan, kelebihan,
keunggulan. Jadi,
kewibawaan berarti
kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga dengannya seseorang mampu
“ambawani” ; yaitu mampu mengatur, membawa, memimpin, memerintah, dan mendidik pribadi lain.
33
Menurut Karl
D. Jackson
memberikan definisi
mengenai kewibawaan, adalah suatu jenis kekuasaan. Kekuasaan diterjemahkan
secara perilaku sebagai interaksi antara pribadi-pribadi atau kelompok- kelompok di mana pada saat tertentu pelaku mengubah dan memengaruhi
perilaku orang lain.
34
32
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2009, Cet. Ke-19, hal 48
33
Kartini Kartono. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, Bandung: Mandar Maju, ____,Cet Ke- ,hal 183
34
Karl D. Jackson. Kewibawaan Tradisonal Islam dan Pemberontakan. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1990., hal 201.
Menurut Kartini Kartono di atas kewibawaan melekat pada kekuasaan yang didapati melalui kelebihan seseorang atau dengan keistimewaan
yang ada dalam diri seseorang. Sedangkan menurut Karl, kewibawaan dianggap tradisional dengan menggunakan komunikasi antar individu.
Artinya, seseorang komunikator memberi pesan kepada orang lain komunikan, interaksi yang dilakukan keduanya mengubah perilaku
komunikan dan melakukan sesuai apa yang diinginkan oleh komunikator. Maka, itu yang dikatakan sebagai kewibawaan. Namun, menurut penulis
antara pendapat keduanya memiliki persamaan, yaitu pada aspek „memengaruhi‟. Karena kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang
lain dapat dinyatakan kewibawaan sesuai apa yang telah dinyatakan pada pendapat Kartini Kartono di muka.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia wibawa berarti pembawaan untuk dapat menguasai dan memengaruhi orang lain melalui sikap dan
tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik. Sedangkan berwibawa berarti mempunyai wibawa yang disegani dan
dipatuhi. Kemudian arti dari kewibawaan adalah hal yang menyangkut wibawa, yang mempunyai sifat wibawa yang telah disebutkan di atas.
35
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diungkapkan pula bahwa wibawa
berarti “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam kepemimpinan seseorang untuk
membangkitkan kepercayaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya, dengan kata lain wibawa berarti atribut kepemimpinan yang
didasarkan atas kualitas kepribadian individu”.
36
Penulis mengutip dari sumber yang sama tentang istilah yang sama pada masa yang berbeda ini
agar mengetahui pergeseran makna yang dilalui beberapa tahun sebelumnya. Sehingga, menjadi penambahan pengetahuan bagi penulis
untuk mengidentifikasi makna wibawa secara mendalam.
35
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka. 1988 cet ke-1., hal 1011.
36
Tim Peyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. Ke-II, h. 1272.
Ja‟cuba Karepesina memberi definisi kewibawaan sebagai kekuatan yang memancar dari diri seseorang karena kelebihan yang dimilikinya
sehingga mendatangkan kepatuhan tanpa paksaan kepadanya.
37
Jadi, dapat disimpulkan bahwa wibawa adalah ciri khas yang asli melekat pada diri seseorang kemudian disahkan melalui jabatan yang
didudukinya sehingga ia memiliki kekuasaan atau kemampuan untuk memegang peranan dan fungsinya dalam suatu organisasi. Dan perlu
diketahui bahwa banyak juga yang menyebutkan wibawa dengan istilah lain seperti kharisma, pengaruh, dan otoritas.
Hal ini termasuk dalam keberhasilan pemimpin melalui pendekatan pengaruh kewibawaan yang berada dalam buku Wahjusumijdo yang
berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah” yang menyebutkan bahwa keberhasilan pemimpin dipandang dari segi sumber dan terjadinya
sejumlah kewibawaan yang ada pada para pemimpin, dan dengan cara yang bagaimana para pemimpin menggunakan kewibawaan tersebut
terhadap bawahan.
38
Kewibawaan seorang pemimpin dapat diperoleh melalui beberapa aspek, menurut Daniel Ronda mengungkapkan beberapa sumber seorang
pemimpin memperoleh kewibawaannya, yaitu sebagai berikut: Pertama, wibawa datang dari posisi yang diterimanya. Posisi ini bisa
berupa penempatan atau pemberian jabatan dari pimpinan atau terpilih menjadi anggota Dewan, dan seterusnya. Posisi ini juga didapat karena
pendidikan yang diterimanya atau keahlian kerja yang telah dimilikinya. Jadi posisi seseorang dapat membuat dia memiliki wibawa. Namun ini
baru wibawa awal, karena banyak juga bawahan dan komunitas menentang posisi kita. Mereka tidak bersedia dipimpin kalau tidak
kompeten. Jadi wibawa karena posisi masih lemah atau lebih tepatnya baru awal dari wibawa.
37
Ibid., hal 16.
38
Wahjosumijdo. Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Tinjauan Teoritik
dan Permasalahannya. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2010. Cet Ke- 7., hal 20
Kedua, wibawa diperoleh karena bawahan atau pengikut dari satu organisasi mau dipimpin atau memilih orang tersebut sebagai pemimpin.
Itu didapat lewat relasi yang baik antara pemimpin dengan rekan- rekannya, karyawannya atau masyarakat yang memilihnya bila dia
anggota Dewan. Ketika pengikut merasa bahwa kita adalah orang yang tepat di posisi itu dan mereka mau bekerja untuk kita, maka itulah yang
menghasilkan wibawa.
Pada level
ini pemimpin
diharapkan mengembangkan relasi dan kehumasan dengan baik. Bentuk pecitraan diri
juga baik, namun kemampuan berelasi jauh akan menambah wibawa pemimpin. Namun ini masih belum cukup hanya karena bawahan mulai
menerima kepemimpinan. Ketiga, wibawa akan meningkat karena ada hasil yang terlihat setelah
seseorang memegang posisi yang diberikan. Keempat, pemimpin mendapat wibawa dengan orang-orang yang
dikembangkannya. Kepemimpinan itu sejalan dengan waktu, dan wibawa akan terus bertambah jika pemimpin berhasil mengembangkan orang lain
di bawahnya untuk menjadi pemimpin sesuai dengan bakatnya. Kelima, wibawa pemimpin didapat karena pengembangan dirinya
lewat integritasnya. Sejalan dengan waktu maka pemimpin harus terus memelihara karakternya, relasinya, dan integritasnya.
39
Bila kita telah memahami lima level kepemimpinan ini, maka setiap kita
harus memberikan
refleksi pribadi.
Pertama, kita
harus memaksimalkan potensi yang ada pada kita sehingga menjadi kompetensi.
Kedua, kita harus memiliki kemampuan menjalin relasi dengan sesama karena kepemimpinan adalah relasi. Ketiga, kita harus memiliki karakter
yang baik, budi pekerti luhur dalam kata dan perbuatan. Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa
kewibawaan adalah daya memengaruhi seseorang dengan kelebihan dan keistimewaan yang melekat pada diri seseorang dengan kemampuan
berkomunikasi kepada orang lain untuk patuh tanpa keterpaksaan dan rasa
39
Daniel ronda. Kepemimpinan dan Kewibawaan. 2012. www.blogspot.com
takut dalam melaksanakan perintah dan larangan yang datang dari orang lain guna mencapai tujuan bersama.
Sedangkan pengertian kepala sekolah berasal dari dua kata adalah „kepala‟ dan „sekolah‟. Kata kepala dapat diartikan „ketua‟ atau „pemimpin
dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang „sekolah‟ adalah
sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.
40
Kepala sekolah adalah pemimpin resmi formal leader atau pemimpin sebagai kedudukan status leader. Dalam kedudukannya sebagai
pimpinan kedudukannya sebagai pemimpinan pendidikan yang resmi kepala sekolah diangkat dan ditetapkan secara resmi sehingga dia
bertanggung jawab dalam pengelolaan pengajaran, ketenagaan, kesiswaan, gedung, dan halaman, keuangan, serta hubungan lembaga
pendidikan dan masyarakat, di samping tugasnya dalam supervisi pendidikan dan pengajaran.
41
Sedangkan menurut Wahjosumijdo definisi kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah di mana di selenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.
42
Kepala sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang setelah sekian lama menjabat sebagai guru.
43
Seseorang diangkat dan dipercaya menduduki jabatan kepala sekolah harus memenuhi kriteria-
kriteria yang disyaratkan untuk jabatan dimaksud. Berdasarkan tersebut di atas, jabatan kepala sekolah memerlukan
orang-orang yang mampu memimpin sekolah dan professional dalam bidang kependidikan. Salah satunya, kepala sekolah mampu memimpin
sekolah dengan kewibawaan. Namun kenyataan kadang kala tidak semua kepala sekolah memenuhi krtiteria yang ditentukan, tetapi lebih
40
Tim Peyusun Kamus Pusat Bahasa, op.cit., hal 420 dan 796.
41
Syafaruddin. Kepemimpinan Pendidikan.Ciputat: Quantum Teaching, 2010, Cet Ke- 1., hal 86
42
Wahjosumijdo, loc.cit., hal 83
43
Wahyudi. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar. Bandung: Alfabeta, 2009, cet ke-1., hal 68.