Tingkat Pendidikan Pengetahuan Gizi

30 Pada penelitian Suthiono, 2003 diketahui bahwa jenis kelamin memiliki hubungan bermakna dengan satatus gizi.

2.6.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang juga dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan, karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi yang dimiliki tentang gizi khususnya konsumsi makanan juga lebih baik. Sering masalah gizi timbul disebabkan karena ketidaktahuan atau kurangnya informasi tentang gizi yang memadai Berg, 1987. Menurut Aprijadi 1989, bahwa faktor tingkat pendidikan berperan dalam status gizi seseorang. Dengan tingkat pendidikan tertentu maka seseorang dapat dengan eudah atau tidak dalam menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Selain itu, daya tangkap mereka terhadap masalah gizi dan cara menanggulangi masalah tersebut. Pada penelitian di Finland disebutkan bahwa risiko pertambahan berat badan 5 kg5 tahun terjadi lebih cepat pada kelompok populasi yang pendidikannya rendah. Disebutkan bahwa populasi dengan tingkat pendidikan rendah lebih menyukai makanan yang berlemak daripada buah dan sayuran yang harganya lebih mahal Garrow, 2000. Selain itu, rendahnya pendidikan juga mempengaruhi akses mereka ke materi-materi kesehatan seperti gizi dan pencegahan penyakit. Kurangnya pengetahuan gizi ini akan membawa pengaruh kepada status gizi mereka Kaufinan, 2007. 31 Pada penelitian Nurusalma 2006, diketahui bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan bermakna dengan status gizi seseorang.

2.6.4 Pengetahuan Gizi

Menurut Notoatmodjo 2005, pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan sebagainya. Ada 5 lima tahapan dalam pengetahuan yaitu tahu know, memahami comprehension, aplikasi application, analisis analysis, sintesis synthesis. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan. Banyak masalah gizi dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan gizi. Pengetahuan gizi menjadi landasan penting yang menentukan konsumsi makanan seseorang yang selanjutnya akan mempengaruhi status gizinya Breg dan Muscat, 1985. Gangguan gizi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan gizi berpengaruh positif pada asupan makanan Suhardjo, 1989. Pada penelitian Roselly 2008 diketahui bahwa pengetahuan gizi memiliki hubungan bermakna dengan status gizi obesitas.

2.6.5 Tingkat Pendapatan