82
seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, stroke, dislipidemia, osteoarthritis dan beberapa tipe kanker Wargahadibrata, 2009 dan Moore, 2005.
Terjadinya status gizi lebih pada orang dewasa termasuk polisi merupakan masalah penting karena seorang anggota polisi dituntut untuk memiliki kesehatan
fisik dan psikis yang optimal dalam menjalankan semua tugas dan pekerjaannya. Hal ini akan berpengaruh terhadap ketahanan fisik sehingga dapat mengurangi
kebugaran. Selain itu dapat menimbulkan gangguan emosional seperti rasa malu, renah diri, dan yang paling utama dapat mengurangi produktivitas kerja
Nurusalma, 2006.
6.3 Hubungan Antara Umur Dengan Status Gizi Lebih
Berdasarkan penelitian pada polisi di Kepolisian Resort Kota Bogor diperoleh hasil bahwa polisi yang berumur 40 tahun sebesar 21,9 dan polisi
berumur 40 tahun sebanyak 78,1. Bila dibandingkan dengan hasil pemantauan status gizi yang dilakukan
oleh Direktorat Bina Gizi Masyarakat 19961997 dalam Handayani, 2002 tersebut, maka prevalensi gizi lebih pada penelitian ini relatif lebih tinggi. Selain
itu, persentase kelompok umur responden 40 tahun ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartisem 2001 pada
pegawai RSUD Cideres yaitu sebanyak 13. Oleh sebab itu, perlu untuk diwaspadai dan perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan
masalah gizi lebih.
83
Hasil uji Chi Square pada penelitian ini menujukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan status gizi lebih pada polisi dengan
nilai P value = 0,342. Namun Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurfatimah 2007 dan Handayani 2002 yang menyatakan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan status gizi dengan nilai P value = 0,52 dan P value = 0,112. Namun, hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suthiono 2003 dan Christina 2008 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur
dengan status gizi lebih dengan nilai P value = 0,000 dan P value= 0,018. Adanya ketidakhubungan antara usia dengan kejadian status gizi lebih pada
polisi diduga adanya kemungkinan faktor gaya hidup dalam perilaku konsumsi pangan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa orang responden dengan
umur 40 tahun memiliki status gizi tidak lebih dan memiliki pola konsumsi makanan yang tidak berlebih seperti konsumsi energi, karbohidrat, protein, lemak,
makanan kudapan yang cukup dan memiliki tingkat aktivitas fisik yang sedang. Menurut Pelto dalam Suharjo 1989 dalam Handayani 2002 menekankan
adanya faktor gaya hidup sebagai penentu perilaku konsumsi pangan. Gaya hidup yang dimaksud merupakan hasil penyaringan dari serangkaian interaksi sosial dan
budaya.
6.4 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Status Gizi Lebih