49
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk melihat dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lebih
pada polisi di Kepolisian Resort Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang atau cross sectional, dimana pengumpulan data dilakukan pada
waktu yang bersamaan.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu Kepolisian Resort Kota Bogor Jawa Barat. Hal ini disebabkan karena terdapatnya polisi yang mengalami status gizi lebih, baik
overweight maupun obesitas di Kepolisian Resort Kota Bogor.
4.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan November 2009 hingga Mei 2010.
50
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota polisi di Kepolisian Resort Kota Bogor Tahun 2010. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak
631 orang polisi.
4.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah polisi yang terdaftar sebagai anggota di Kepolisian Resort Kota Bogor tahun 2010. Pengambilan sampel pada penelitian
ini dilakukan secara acak sesuai dengan proporsi masing-masing bagian atau divisi proportional random sampling. Perhitungan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi seperti di bawah ini Ariawan, 1998:
Keterangan: n
: besar sampel : derajat kemaknaan 95 = 1,96
: kekuatan uji 90 Z = 1,28
: rata-rata proporsi pada populasi :
= 69,8
51
: proporsi status gizi berdasarkan asupan karbohidrat paling tinggi 53,6 = 0,536 Nurfatimah, 2007
: proporsi status gizi berdasarkan asupan karbohidrat yang cukup 16,2 = 0,162Nurfatimah, 2007
Maka besar sampel yang dihasilkan adalah
33×2 = 66 polisi Berdasarkan rumus di atas, jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 66
polisi dan untuk mengantisipasi adanya sampel yang drop out maka jumlah sampel tersebut ditambah 10 menjadi 73 polisi.
Untuk mewakili populasi, maka dilakukan alokasi proporsi pada bagian, satuan dan unit. Bagian terdiri atas tiga bagian yaitu bagian Min, bagian Ops, dan
bagian Binamitra, satuan terdiri dari satuan Intelkam, satuan Reskrim, satuan Samapta, satuan Narkoba, satuan Lantas, satuan Obvit sedangkan unit terdiri dari
unit SPK, unit Taud, unit P3DPROPAM, unit Telematika, unit PRIMKOPPOL dan unit Juru Bayar. Pembagian setiap proporsi bagian dan satuan dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
52
Tabel 4.1 Pembagian Proporsi Sampel BagianSatuanUnit
Jumlah Populasi Jumlah
Bagian MIN 30
Bagian OPS 8
Bagian Binamitra 11
Satuan Intelkam 51
Satuan Reskrim 65
Satuan Samapta 138
Satuan Narkoba 29
Satuan Lantas 168
Satuan Obvit 52
SPK 29
TAUD 10
P3DPROPAM 24
Telematika 4
PRIMKOPPOL 7
Juru Bayar 5
53
4.4 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner,
timbangan berat badan, meteran, form recall 24 jam. Pada saat penelitian, kuesioner dibagikan langsung oleh peneliti kepada polisi untuk dilengkapi. Pada timbangan
berat badan dan meteran sebelum dilakukan pengukuran dilakukan kalibrasi terlebih dahulu dan menggunakan timbangan berat badan dan meteran yang sesuai dengan
standa. Sedangkan pada kuesioner dilakukan uji kuesioner untuk mengetahui validitas dan reliabilitas setiap pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pada saat
penelitian, kuesioner dibagikan langsung oleh peneliti kepada para polisi untuk dilengkapi, sedangkan untuk form recall 24 jam peneliti langsung mewawancarai
polisi. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya pernah digunakan oleh Nurfatimah 2007, dan Nurlaela 2009.
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 4.5.1
Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Misalnya,
bila seseorang ingin menimbang berat badan, maka ia harus melakukannya dengan menggunakan timbangan berat badan. Begitu juga jika seseorang akan
mengukur cincin, maka harus menggunakan timbangan emas. Untuk mengetahui validitas suatu instrument dalam hal ini kuesioner
dilakukan dengan cara melakukan korelasi skor antar masing-masing variabel
54
dengan skor totalnya. Suatu variabel pertanyaan dikatakan valid bila skor berkorelasi 0,3.
4.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dan dengan alat pengukur yang sama. Misalkan seseorang ingin mengukur jarak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan
menggunakan dua jenis alat ukur. Alat ukur pertama dengan meteran yang dibuat dari logam, sedangkan alat ukur kedua dengan menghitung langkah kaki.
Pengukuran yang dilakukan dengan meteran logam akan mendapatkan hasil yang sama kalau pengukurannya diulang dua kali atau lebih. Sebaliknya pengukuran
yang dilakukan dengan langkah kaki, besar kemungkinan akan didapatkan hasil yang berbeda kalau pengukurannya diulang dua kali atau lebih. Dari ilustrasi ini
berarti meteran logam lebih reliabel dibandingkan langkah kaki untuk mengukur jarak.
Pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waku. Jadi, jika misalnya responden menjawab “tidak setuju” terhadap perilaku merokok dapat
mempertinggi kepercayaan diri, maka jika beberapa waktu kemudian ia ditanya lagi untuk hal yang sama, maka ia seharusnya tetap konsisten pada jawaban
semula, yaitu tidak setuju.
55
Pengukuran reliabilitas pada dasarnya dapat dilakukan dua cara: a. Repeated Measure atau ukur ulang. Pertanyaan ditanyakan pada responden
berulang pada waktu yang berbeda misalnya sebulan kemudian, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengn jawabannya.
b. One Shot atau diukur sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain. pada umumnya
pengukuran dilakukan secara one shot dengan pertanyaan. Pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu.
Jadi, jika sebuah pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tesebut dibuang. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid kemudian baru secara bersama diukur
reliabilitasnya. Setelah semua pertanyaan valid, analisis dilanjutkan dengan uji
reliabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan cara membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hasil. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah
nilai alpha terletak di akhir output. Ketentuannya adalah bila nilai alpha cronbah 0,7 Pallant, 2005.
4.6 Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Sebelum dilakukan pengumpulan data primer penelitian di tempat
yang diteliti, peneliti melakukan uji kuesioner terlebih dahulu di tempat yang sama dengan responden yang tidak termasuk dalam sampel penelitian terhadap 15
responden dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pertanyaan yang dapat
56
dipahami oleh responden atau tidak dan juga untuk mengetahui apakah ada pertanyaan yang perlu diganti atau tidak. Dalam pengumpulan data primer, peneliti
dibantu oleh 4 orang enumerator 2 orang dari Peminatan Gizi dan 2 orang dari peminatan K3 yang sebelumnya sudah dijelaskan tentang tujuan penelitian yang
akan dilakukan agar meminimalisasi kesalahan dalam pengambilan data.
4.6.1 Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
1. Data Primer Data mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lebih pada
polisi meliputi variabel independen dan variabel dependen yang disajikan dalam bentuk kuesioner.
2. Data Sekunder Berupa daftar nama anggota polisi di Kepolisian Resort Kota Bogor tahun
2010 dan profil Kepolisian Resort Kota Bogor.
4.6.2 Pengukuran Data
4.6.2.1 Umur
Untuk mengetahui umur responden, peneliti mengetahuinya dengan cara observasi pada saat pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan
responden yang dilakukan langsung oleh peneliti. Dalam penelitian ini umur dikategorikan menjadi 2 dua yaitu 40 tahun dan 40 tahun.
57
4.6.2.2 Jenis Kelamin
Untuk mengetahui jenis kelamin responden, peneliti mengetahuinya dengan cara observasi pada saat pengukuran antropometri berat badan dan
tinggi badan responden yang dilakukan langsung oleh peneliti. Dalam penelitian ini jenis kelamin dikategorikan menjadi 2 dua yaitu perempuan dan
laki-laki.
4.6.2.3 Pengetahuan Gizi
Pada penelitian ini terdapat 20 pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan gizi responden. Semua pertanyaan bersifat tertutup dengan model
pilihan ganda. Penilaian dilakukan dengan memberikan nilai 1 satu untuk jawaban yang benar dan nilai nol 0 untuk jawaban yang salah atau tidak diisi.
Nilai total bagi setiap responden diperoleh dengan cara menjumlahkan skor dari jawaban yang benar, kemudian dikategorikan menjadu 2 dua yaitu “kurang
baik” jika skor 60 menjawab 11 pertanyaan dan “baik” jika skor 60 menjawab 12 pertanyaan. Pertanyaan yang terdapat pada kuesioner telah
diuji.
4.6.2.4 Aktivitas Fisik
Pada penelitian ini, indeks aktivitas fisik dikelompokkan menjadi tiga kategori Baecke et al, 1982, yaitu indeks aktivitas pada waktu bekerja work
index WI, indeks aktivitas pada waktu berolahraga sport index SI, dan indeks aktivitas pada waktu luang leisure-time index LI. Tolak ukur yang
dibunakan pada penilaian aktivitas fisik ini adalah hasil modifikasi dari skor yang dibuat oleh Baecke et al 1982, yaitu tingkat aktivitas ringan indeks
58
6.5, tingkat aktivitas sedang indeks 6.6-9.5, dan tingkat aktivitas berat indeks 9.5. Dalam analisis ketiga indeks tersebut WI, SI, dan LI digabung
menjadi satu dengan sebutan indeks aktivitas fisik. Hal ini dilakukan, karena indeks tersebut dapat mengukur satu variabel, yaitu aktivitas fisik seseorang
yang dinyatakan dengan indeks aktivitas fisik. Contoh Perhitungan Aktivitas Fisik Menurut Baecke 1982
Indeks Kegiatan Waktu Bekerja WI Kegiatan Waktu Bekerja
Kategori Skor
I
01
Pekerjaan utama Polisi
3 I
02
Bekerja sambil duduk Jarang
2 I
03
Bekerja sambil berdiri Kadang-kadang
3 I
04
Bekerja sambil berjalan Sering
4 I
05
Bekerja mengangkat beban berat Kadang-kadang
3 I
06
Setelah bekerja merasa lelah Sering
4 I
07
Kalau bekerja berkeringat Kadang-kadang
3 I
08
Dibanding yang lain pekerjaan ini termasuk Lebih
4
WORK INDEX WI = [I
01
+ 6 – I
02
+ I
03
+ I
04
+ I
05
+ I
06
+ I
07
+ I
08
] 8 = 3,5 Indeks Kegiatan Waktu Berolahraga SI
Jenis Olahraga Kategori
Skor Jenis olahraga : lari
Intensitas sering 1,76
Berapa jam dalam 1 minggu Waktu 3-4 jam
3,5 Berapa bulan dalam 1 tahun
Proporsi 9 bulan
0,92 Jenis olahraga lain: tennis
Intensitas sedang 1,26
Berapa jam dalam 1 minggu Waktu 1-2 jam
1,5 Berapa bulan dalam 1 tahun
Proporsi 9 bulan
0,92 I
09
= 4-8
3 I
10
Aktivitas fisik di waktu luang Sama saja
3
59
I
11
Berkeringat di waktu luang Kadang-kadang
3 I
12
Waktu luang berolahraga Kadang-kadang
3
SPORT INDEX SI = [I
09
+ I
10
+ I
11
+ I
12
] 4 = 3 Indeks Kegiatan Waktu Luang LI
Kegiatan waktu luang Kategori
Skor I
13
Waktu luang menonton televisi Kadang-kadang
3 I
14
Waktu luang berjalan-jalan Sering
4 I
15
Waktu luang bersepeda Jarang
2 I
16
Jalan kakibersepeda ke tempat kerja 15-30 menit
3 LEISURE TIME INDEX LI = [6 – I
13
+ I
14
+ I
15
+ I
16
] 4 = 3 Indeks Aktivitas = WI + SI + LI = 9,5
Menurut Baecke et al 1982, indeks aktivitas fisik dibagi menjadi tiga kategori, antara lain:
1. Aktivitas ringan, dengan indeks 6.5. 2. Aktivitas sedang, dengan indeks 6.6-9.5.
3. Aktivitas berat, dengan indeks 9.5 Dari contoh penghitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
aktivitas responden termasuk aktivitas sedang karena indeks aktivitas fisiknya adalah 9,5.
4.6.3 Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer Data primer dikumpulkan melalui beberapa tahapan, antara lain:
60
a. Melakukan pengukuran antropometri dengan cara pengukuran berat badan dimana anggota polisi melepaskan alas kaki dan mengeluarkan alatbenda
yang dapat mempengaruhi berat timbangan. Penimbangan berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan injak. Untuk pengukuran tinggi
badan dengan menggunakan meteran. b. Kuesioner sebagai instrumen penelitian diisi oleh anggota polisi yang
berisi pertanyaan mengenai umur, jenis kelamin, pengetahuan gizi, dan aktivitas fisik. Kuesioner yang telah diisi oleh responden dicek kembali
oleh peneliti. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pertanyaan yang dikhawatirkan terlewati atau tidak terisi oleh responden. Selain kuesioner,
peneliti juga menggunakan format recall 24 jam untuk mengetahui asupan makanan.
2. Data Sekunder Data sekunder berupa daftar nama anggota polisi di Kepolisian Resort Kota
Bogor tahun 2010 dan profil dari Kepolisian Resort Kota Bogor.
4.7 Pengolahan Data
Pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi program komputer dengan tahapan sebagai berikut:
1. Editing Data yang telah dikumpulkan diperiksa kelengkapannya terlebih dahulu.
61
2. Coding Sebelum dimasukkan ke komputer, setiap variabel yang telah diteliti diberi kode
untuk memudahkan dalam pengolahan selanjutnya. 3. Entry
Setelah dilakukan penyuntingan data, kemudian memasukkan daftar pertanyaan yang telah diberi kode dengan menggunakan software komputer. Data recall
2×24 jam diolah dengan menggunakan program penghitungan zat gizi untuk mengetahui jumlah energi yang dikonsumsi setiap hari oleh responden.
Kemudian dilakukan penghitungan mengenai proporsi dari setiap zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan lemak terhadap total asupan energi dalam sehari.
4. Cleaning Tahap terakhir yaitu pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk
memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap untuk dianalisa.
4.8 Analisis Data